Eksistensi Makhluk Ghaib

521 47 22
                                    

Beberapa saat sebelum melakukan pendakian.

Ketika Ela sedang bercanda dengan Frida, dia melihat kesekitar dan belum lama juga Joko dan Nada berangkat untuk mengurus surat izin pendakian.

"Nak... sini nak"

Ela pikir itu sebuah suara panggilan untuk orang lain, karena tidak mungkin ada manusia bisa melihat Ela dan memanggil dengan santainya.

"Nama kamu Ela ya nak.. sini nak"

Ela melihat ke sekitar dengan santai agar tidak membuat Frida bertanya-tanya, kemudian dia melihat sebuah gubuk tua dekat dari situ. Gubuk itu terletak diantara para pedagang lainnya. Ela merasakan sebuah rasa penasaran terhadap gubuk tersebut dan menghampirinya.

"Nak Ela.. Kamu teman para manusia itu ya?"

Sesosok wanita berpakaian kerajaan dengan mahkota kecil berwarna emas di kepalanya jalan dari dalam gubuk menghampiri Ela yang kebetulan memang ingin mendatangi gubuk tersebut. Suara wanita tersebut begitu menggema di kepala Ela.

"Maaf kamu siapa? Mau apa?" Ela sebenarnya merasa panik dengan hal seperti ini, biarpun dia setan namun bila bertemu dengan setan lain yang hawa kehadirannya lebih kuat maka akan lebih menakutkan.

Wanita tersebut tersenyum ke arah Ela, kemudian melambaikan tangannya seolah memberi tanda untuk Ela datang mendekat. Dan anehnya tanpa pikir panjang, Ela justru langsung mendekat ke tempat tersebut.

"Lima manusia itu teman kamu?" tanya wanita tersebut, senyum di bibirnya seakan tidak surut habis ketika di lihatnya.

"Iya.. anu saya harus manggil kamu apa" wajah Ela kebingungan dan kikuk saat itu, ya memang padahal sebelumnya dia sudah pernah berkomunikasi dengan setan lain, Mumu. Tapi tetap saja ini kan beda.

"Kamu bisa panggil saya dengan sebutan Nyai saja, lebih baik bukan untuk seseorang yang lebih berumur di banding kamu"

Ela menganggukan kepalanya kemudian tersenyum tipis.

"Ada apa nyai?" tanya Ela.

"Ada seorang pemuda yang masih terjebak di alam ghaib dan belum juga keluar dari sana, dan di dunia manusia ini kabar hilangnya dia sudah berminggu-minggu"

Mendengar itu Ela langsung masang wajah serius.

"Dia di incar oleh jin penunggu di tempat perkemahan diatas yang di sebut Kandang Batu, sebenarnya memang lebih bijak bila para pendaki berkemah lebih ke atas di Kandang Badak. Nah Jin ini merupakan abdi setia dari kerajaan Jin yang ada di gunung ini, namun karena dia tamak, dan selalu menginginkan tumbal seorang manusia pada akhirnya di usir dari istananya."

Ela kemudian mengangkat jari telunjukan seperti anak sekolah yang ingin di pilih guru untuk menjawab pertanyaan.

"Oh jadi maksudnya pemuda yang belum balik itu sekarang jadi tumbal Jin tersebut nyai?"

Nyai menggelengkan kepalanya, dan raut wajahnya sangat khawatir.

"Belum, dia masih hidup. Pemuda itu adalah keturunan langsung dari Raja yang saat ini bertahta di kerajaan gunung ini"

Ela mengerenyitkan dahinya karena bingung maksud Nyai.

"Gimana bisa Nyai keturunan langsung tapi orangnya masih hidup, aku ga ngerti deh"

"Iya dia adalah cicit dari cucu selir sang Raja, sayangnya anak-anak Raja lainnya kini telah mendirikan kerajaan yang mana membuat sang Raja tidak bisa melepaskan tahtanya kepada Raja lain."

"Bukannya kalau pemuda tersebut mati, arwahnya bisa tinggal di istana dan menjadi Raja pada akhirnya Nyai?"

Lagi-lagi Nyai menggelengkan kepala dengan raut wajah yang sama.

Eh Ada SetanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang