Lentera Merah

430 46 10
                                    

"JOKOOO!!" teriak Rojali dari depan vila tersebut.

Ingin rasanya dia kembali lagi ke dalam untuk membawa sahabatnya, namun perasaan takut akan kemunculan makhluk tadi lebih mendominasi perasaanya.

Mereka panik, berteriak justru seakan mereka tidak di dengar oleh penghuni lain termasuk sang calo vila itu. Mereka sangat bingung dengan apa yang terjadi malam itu.

Tak hentinya Frida menangis karena ketakutan, sedangkan Mira dan Nada hanya berdiam menahan rasa takutnya agar Frida merasa lebih aman. Juna mencoba mencari seseorang, dia kembali ke jalan yang di lalui sebelumnya, yaitu ke arah jalan raya untuk mencari pertolongan.

"Pak tolongin teman saya pak, ada setan di vila tempat saya menginap!"

Teriak Juna kepada sekumpulan orang yang sedang ronda di depan, mereka tengah asik menonton pertandingan bola saat itu. Juna mencoba memegang bahu salah satu orang disitu, dan ketika orang itu memalingkan wajahnya ke arah Juna anehnya malah dia seperti tidak melihat apa-apa.

"Kenapa kang?"

"Tidak kang, kaya ada yang megang saya tadi"

"Ah itu sih cuma pikiran akang aja, udah lanjut nonton lagi aja kang. Seru ini"

Pembicaraan tersebut di dengar Juna, dia kaget. Mereka tidak bisa melihatnya, kemudian Juna mencoba ke tengah jalan ketika ada Bus jurusan antar kota lewat dan ternyata menembusnya.

Lalu dia segera berlari menuju vila itu kembali untuk memberi tahu teman-temannya.

Saat dia menjelaskan situasinya, terlihat Rojali kembali dari dalam vila membawa Joko.

Joko sudah sadar, matanya terlihat mencari-cari sesuatu, tubuhnya terkulai lemas, dan tangannya tidak berhenti gemetar.

"Jok jangan panik Jok, ada kita disini" kata Nada.

Dia menganggukan kepalanya namun mata masih berkeliaran ke arah lain, mencari-cari sesuatu.

Setelah itu Juna menjelaskan kembali situasi yang di hadapi mereka saat ini, tentang bagaimana orang tidak bisa melihatnya meski merasakan kehadiran mereka.

Mereka berdiam diri, pandangan mereka kosong, depresi mungkin lebih cocok untuk menggambarkan keadaan mereka saat ini. Untuk waktu yang lama mereka tidak saling berbicara.

"Ini udah jam 04.13 WIB, sebentar lagi matahari bakalan terbit. Kita selamat, begitu udaht terbit kita coba lagi nyari pertolongan. Siapa tau ada yang bisa nolongin dan menjelaskan apa yang lagi terjadi sama kita sekarng." kata Mira menenangkan semuanya yang ada disitu.

"Yaudah sekarang kalian tidur deh, biar gua sama Juna yang jaga. Diteras gapapa kan, yah jauh lebih baik dari pada di rumput."

*

Mira terbangun dari tidurnya, dia melihat tubuh Rojali dan Juna gemetar memeluk dengkul mereka dalam duduk. Terdengar juga suara gigi beradu karena kedinginan.

"Jal, tidur deh lo sekarang. Gantian biar gue yang jaga, ajak Juna juga."

Rojali memandang Mira dengan tatapan kosong, kemudian menggenggam tangan Mira.

"Mira, lu cek sekarang jam berapa deh." katanya dengan lirih.

Mira melihat jam di tangannya, mata dia melebar kemudian tangan dia menutupi mulutnya karena kaget.

"Jok, ini jam 9 pagi. Tapi masih keliatan malem banget Jok!" katanya.

"Ini ga beres Mir, ini ga beres. Bangunin mereka semua, kita pergi dari tempat ini"

Eh Ada SetanWhere stories live. Discover now