Rumah Tua Sore Itu

506 55 20
                                    

Malam itu begitu dingin, suasana sangat sunyi, bahkan tidak terdengar apapun selain suara anjing. Joko terbangun dari tidurnya, dia masih mencari-cari selimut untuk menghangatkan badannya. Terhitung sudah 2 lapis selimut yang ia kenakan, tapi seakan kedinginan malam itu tidak mau pergi.

Mencari posisi nyaman dia bergeser sedikit dari tempat tidurnya, dia merasa janggal kala itu. Seperti ada orang lain di sebelahnya, jangankan tergeser, bergerak pun dia susah.

"Duh siapa ini ya" ucap Joko dalam hatinya.

Matanya mencoba melirik sana-sini namun tidak terlihat apapun, pikirannya terus menerka siapakah sosok yang ada disebelahnya ini.

Didepan kasur Joko ada sebuah cermin, dia mencoba melirik ke arah cermin itu dengan mengangkat sedikit kepalanya. Sambil menyipitkan matanya dia melihat sesosok wanita entah apa itu yang jelas terlihat mengenakan sebuah kain putih panjang.

Mata Joko melebar melihat itu, kemudian dengan setenang mungkin berpura-pura dia tidak melihatnya lalu mengambil handphone disampingnya.

"Halo Jal."

"Ngape lu?"

"Jal, Ela disana ga?" nada bicara Joko begitu cepat.

"Kagak sih, tapi baru aja pergi soalnya gua juga baru mao tidur. Ngape lu? Kangen?" Rojali terdengar tertawa.

"Kagak Jal, kalo Ela di sono..." Joko menghentikan ucapannya.

"Jok, jangan bilang di tempat lu sekarang ada..."

"Iya Jal, mampus gua"

"Et iseng amat, tanyain aje Jok kenape dia ada disitu."

"Sumpah ya, ngeliatnya aja gua ga berani apalagi nanyain."

"Jok maap banget ini, gua jadi ngeri dah. Semangat Jok!"

"Ah sue...."

tutt...tut...tutt..

".... monyet ini bocah" seru Joko dalam hatinya.

Kemudian dia mencoba melihat kembali sosok tersebut melalui cermin yang ada di depan kasurnya untuk meyakinkan diri bahwa yang dia lihat itu bukan sekedar halusinasinya.

Ketika sedang mengeceknya tiba-tiba sosok tersebut tersenyum dengan lebar, matanya terlihat menyala berwarna merah.

Seketika Joko dengan cepat memojokan kepalanya ke tembok disampingnya, dengan selimut yang juga dia tutupi ke arah wajahnya.

"astaghfirullah... astaghfirullah... astaghfirullah..." badan Joko gemetar semuanya, tangan dia menutupi wajahnya dengan selimut begitu kencang. Keringat dingin mengucur dengan deras di kepala Joko.

Dia berdiam cukup lama, tidak mungkin juga dia bisa tidur dengan keadaan seperti itu pikirnya.

Setelah dia pikir mungkin sosok itu sudah pergi, dia mencoba membuka kembali selimut yang menutupi wajahnya dan melihat ke cermin lagi.

Namun sebelum dia bergerak mengangkat kepalanya, sosok tersebut sudah ada tepat di depan muka Joko sambil tertawa memperlihatkan gigi-giginya yang tajam dengan mata merahnya.

Ingin rasanya Joko teriak untuk berdoa agar sosok itu pergi tapi mulut Joko seakan membisu tanpa bisa mengucapkan sepotong kata. Untuk pertama kalinya dia melihat sosok Kuntilanak dengan wajah begitu seram, jauh dari Ela yang biasanya dia lihat.

Tangan Joko ingin menarik selimut kembali untuk menutupi wajahnya, tapi tangannya juga tidak bisa dia gerakan.

Sosok tersebut tertawa dengan lantang di depan muka Joko, sedangkan Joko hanya terdiam membatu tidak bisa berbuat apa-apa.

Eh Ada SetanWhere stories live. Discover now