53. Last

82.2K 3.5K 151
                                    

Hallo....

Mana nih yang udah nunggu next part MCB 😂

Maaf ya guys ini lama banget di next nya karena ada problem sama my phone hehe

Selamat membaca....

***

Shasya menyenderkan tubuh nya pada senderan kursi, ia menatap laki laki di hadapan nya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Sha, ngomong dong sama gue," pinta Rendi dengan penuh harap.

"Ren, gue nggak ngerti sama lo. Kenapa sih lo masih mau berhubungan sama gue? Kalo bukan lo yang tiba tiba datang terus narik narik gue buat jalan sama lo, gue juga ogah ikut sama lo!" kata Shasya sepenuh nya bohong.

"Gue sayang sama lo," kata kata Rendi membuat Shasya terdiam.

"Gue mau minta bantuan lo supaya perjodohan gue sama dia batal," sambung nya Rendi.

Rendi mengambil tangan Shasya yang berada di atas meja kemudian di genggam nya, Rendi menatap lekat manik mata Shasya.

"Sha, gue mohon,"

Shasya segera melepaskan genggaman tangan itu kemudian mengambil tas nya di atas meja dan berdiri "Sorry Ren, gue nggak bisa. Gue buru buru nih duluan ya!" Shasya kemudian keluar dari tempat makan yang berada di mall ini.

"Sorry," guman Rendi.

Shasya menutup mulut nya menahan isakan nya yang ingin keluar.

"Kenapa di saat gue udah mulai cinta sama lo, lo malah ngelukain gue Ren?"

Shasya mengerjapkan mata nya berkali kali kemudian mengucek mata nya.

"Ini mata gue mulai rabun atau gimana sih?" Gumam Shasya sambil melihat ke objek yang di lihat saat ini.

"Itu kan Kei, ngapain dia sama Renata?" Tanya Shasya.

Shasya akhirnya mengikuti mereka yang sedang naik ke atas menggunakan escalator.

Saat di depan toilet, Renata masuk ke dalam toilet perempuan sedangkan Kei menunggu Renata di depan.

"Kei?" panggil Shasya membuat Kei menengok ke arah nya.

"Ini beneran lo kan? Lo ngapain sama si cibai itu?" Tanya Shasya namun Kei tetap diam.

"Woe jawab kek, kebiasan diem mulu hidup lo!" ucap Shasya.

Tanpa aba aba Kei langsung menarik Shasya menjauhi depan toilet perempuan itu.

"DEMI APA LO??" Ucap Shasya kaget setelah mendengar cerita Kei.

Shasya segera menutup mulut nya saat semua pengunjung Caffe melihat ke arah nya. Kei membawa Shasya ke tempat yang bernuansa coklat.

Walau pun Kei bercerita dengan nada yang datar, tetapi Shasya tau betul apa yang sedang di rasakan cowok di depan nya ini.

"Gila! Kenapa lo nggak tes DNA aja supaya Sun sama yang lain percaya kalo anak yang di kandung Cibai itu bukan anak lo?" ucap Shasya membuat Kei menggidikan bahu nya.

"Sun nggak mau denger penjelasan apa apa lagi, soalnya dia ngeliat dan menyimpulkan kalau gue sama Renata beneran ngelakuin hal bejat itu," balas Kei sambil mengacak acak rambut nya, frustasi.

"Lagian dia dapet kertas itu dari mana sih anj, kesel aja gue ama tuh cabe!" ucap Shasya menggebu rebu.

"Jaman sekarang udah canggih, kasih uang juga jadi!" celetuk Kei membuat Shasya mengangguk setuju.

"Jadi lo sama Sun bakalan cerai?" Tanya Shasya.

Kei menggelengkan kepala nya lemah kemudian mengacak acak rambut nya lagi.

"Tenang aja, semoga gue sama yang lain bisa bantu," ucap Shasya yang di angguki Kei.

••••

Sun menegang di tempat saat tiba tiba Kei terus mengetuk pintu kamar nya berkali kali.

"Sun tolong buka dulu! Sun kamu boleh benci sama aku tapi aku mohon sekali ini aja izinin aku masuk!" teriak Kei dari luar kamar Sun.

Sun meneguk ludah nya dengan kasar, sungguh ia masih sakit melihat Kei, Sun butuh banyak waktu untuk menyembuhkan semua nya.

Dengan berat hati Sun menghanpiri pintu dan membuka kunci pintu itu.

Cklek

Saat pintu terbuka, Kei langsung masuk dan memeluk tubuh Sun. Kei menenggelamkan kepala nya di leher Sun, di hirup nya aroma Vanila ciri khas Sun. Sun merasakan basah di leher nya yang ia yakin Kei pasti menangis, Sun tidak membalas pelukan Kei, ia hanya diam sambil menahan tangisan nya.

"Sun, apa harus aku melakukan ini?" tanya Kei dengan mata yang berkaca kaca.

"Sun, aku mohon,"

Sun hanya terdiam sambil menundukan kepala nya.

Kei menarik dagu Sun sehingga Kei bisa menatap lekat manik mata Sun.

"Aku nggak mau pisah sama kamu,"

Kei menghela nafas panjang nya kemudian menarik tangan Sun dan di letakan tepat di depan dada nya.

"Kamu, Nama kamu udah tertanam dalam di sini. Saat aku menyebutkan ikatan janji suci itu Aku sudah mengubur nama kamu di sini. Cuma kamu Sun, cuma kamu yang pantas ada di sini. Bukan yang lain!"

Tess

Setetes air mata Kei lolos dan jatuh di tangan Sun yang berada di dada Kei.

Sun menahan nafas nya sejenak kemudian tersenyum walau senyum kepedihan yang ia tampilkan.

Sun menarik tangan nya kemudian menghapus air mata Kei dengan lembut.

"jangan nangis, aku yakin setelah kita pisah kita akan baik baik aja," Sun menghusap rambut Kei.


Kei menggelengkan kepala nya cepat "Nggak Sun, ini nggak baik baik aja!"

"Kei, percaya sama aku."

Sun menangkup pipi Kei "Mungkin ini yang terakhir kali nya, besok surat perceraian kita datang."

Sun memajukan wajah nya kemudian menutup mata nya, dengan perlahan akhirnya bibir Sun berada di atas bibir Kei.

"Aku sayang kamu Kei," ucap Sun dalam hati.

Di saat yang bersamaan juga air mata Sun lolos begitu saja meruntuhkan kekuatan Sun untuk menahan nya.

MY COLD BOY (CLOSE PO)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora