"Mom peluk!"

"Ya, kemari!"

Hap!

Taeyong menangkap Mark yang menerjangnya dan memberi balita itu pelukan hangat serta kecupan di sekujur pipinya yang chubby, tanganya mengelus rambut hitam itu dengan sayang sambil membisikkan beberapa kalimat.

"Mark kan sudah akan jadi kakak, tidak boleh nakal ya?"

"Mommy tidak akan memarahimu jika kau tidak nakal, mengerti?" Mark mengangguk dalam pelukannya sambil bergumam mian berkali kali. Taeyong tersenyum kemudian melepaskan pelukannya.

"Datanglah pada daddy, minta dia memperbaiki sepedamu ya? Mommy akan mengobati Ruby."

Mata bulat Mark melirik pada Daddy-nya yang masih sibuk membaca koran di meja makan, anak itu melirik ayah dan ibuny bergantian dengan wajah melas.

"Daddy tidak marah, kajja mommy temani!" Taeyong menggandeng tangan kecil Mark untuk masuk setelah melihat raut ketakutan sang anak untuk menemui ayahnya. Langkah keduanya berhenti di sebelah Jaehyun yang kini menatap dua belahan jiwanya itu dengan senyuman.

"Selamat pagi."

Sang kepala keluarga menyapa dengan riang setelah mencium pipi Taeyong dan perut buncitnya kemudian melirik si anak sulung yang berdiri di belakang punggung ibunya.

"Kau tidak menjawab sapaan Daddy Mark?" Taeyong menarik tangan Mark dengan lembut untuk keluar dari persembunyiannya dan mendekatkannya pada Jaehyun yang memandanginya heran. Mark kira Jaehyun ikut marah padanya karena ia tadi melihat wajah galaknya dibalik pintu jadi anak itu merasa takut untuk bertemu dengan ayahnya.

Jaehyun adalah tipe ayah yang jarang marah tapi sekalinya marah anaknya dibuat menangis dan ketakutan setengah mati padahal ia hanya menatapnya tanpa mengeluarkan suara apapun, makanya Mark memilih bersembunyi dibelakang punggung mommy-nya demi menghindari tatapan ayahnya.

"Morning dad," Cicit Mark.

"Morning." Balas Jaehyun, arah pandangnya mengikuti langkah Taeyong yang berjalan ke pantry untuk menyeduh susu. Si mungil itu sempat memberikan kode agar Jaehyun tidak ikut memarahi Mark. Lelaki itu mengangguk.

"Kau sudah mandi?" Balita itu mengangguk, Jaehyun tersenyum di tempat duduknya.

"Kenapa nak?"

Melihat Mark yang berdiri gugup Jaehyun kemudian melirik istrinya. Taeyong berbicara tanpa suara kalau sepeda Mark rusak dan harus diperbaiki.

"Sepedamu rusak?" Mark kembali mengangguk-angguk lucu sembari memilin bajunya.

"Sarapan dulu, setelah itu kita perbaiki bersama ya?" Ucap Jaehyun kemudian, lelaki itu lalu mencium dan mengangkat Mark duduk di baby chair-nya untuk menunggu sarapan dihidangkan oleh Taeyong. Ketiganya kemudian makan dengan tenang dan sesekali bercengkrama hangat sambil mengawali hari sabtu pagi yang cerah.

***

"Lain kali kau harus hati-hati agar tidak menabrak lagi."

"Mark harus ingat itu,"

"Minhyung dengar daddy tidak?"

Jaehyun menegur Mark yang duduk diam disebelahnya, setelah selesai memperbaiki sepeda Jaehyun menyempatkan diri menasihati Mark sambil membereskan peralatan bengkelnya untuk masuk kembali kedalam kotak perkakas. Sang anak mengangguk dan mengucapkan maaf berkali kali membuat sang ayah tidak bisa untuk tak tersenyum dan memeluknya dengan sayang.

Summer, Mom and Watermelon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang