Chapter 25

155 26 13
                                    

🎶Playlist🎶

iKON - Goodbye Road
.
.
.
.

Siapa akan menyangka, jika hidup terkadang punya caranya sendiri untuk mengukir cerita.
Ceritamu, ceritaku atau cerita mereka, jelas tidak akan pernah sama.

Sepanjang perjalanan itu, kau akan menemukan banyak hal.
Seperti seseorang datang, menjadi berarti, pergi, menjadi orang asing.

Prasangka dan anggapan tentang banyak hal, akan mudah berubah.
Seiring takdir yang terus berjalan seperti sebuah misteri.

Aku sadar, sebagai manusia yang hanya memiliki hak untuk mengambil keputusan.
Kita hanya belajar tentang baik dan benar, sesuai sudut pandang yang dapat kita mengerti.

Menjadikan hal itu sebagai landasan terkuat dalam mengambil keputusan.
Sekaligus menjadikannya kekuatan untuk terus tegap berdiri penuh keyakinan.

Perlu banyak pengorbanan untuk mewujudkannya.
Bahkan jika itu sesuatu yang terpenting dan berharga.

Aku saat ini mencoba cukup keras untuk mempertimbangkannya.
Menggapaimu atau melepaskan.

Meskipun aku tau
Aku tidak akan baik-baik saja dan ada kemungkinan aku akan hancur.

---***---

Denting waktu terus berdetak ditengah kesunyian malam, disambut dengan suara-suara tawa yang terdengar cukup nyaring.

Wkwkwk

Hahaha

Nayoung yang tadinya terlelap, segera membuka matanya. Menoleh ke sebelah dan mendapati Ong tidak ada disampingnya, melainkan berada di sofa, menonton cannel sepak bola kesukaannya.

"Kenapa rame sekali?" Nayoung bertanya, membuat Ong menoleh.

"Kau sudah bangun?" Tanya Ong yang beranjak mendekat dan kini duduk disampingnya.

"Terlalu berisik, aku tidak bisa tidur." Akui Nayoung dan Ong mendesah.

"Kurasa, mereka minum-minum dibawah." Kata Ong, terlihat biasa saja. Tak terlihat tertarik untuk bergabung.

"Kau tidak ingin bergabung dengan mereka?" Tawar Nayoung yang merasa tak enak hati karena membuat Ong harus menemaninya.

Ong tersenyum dan menggeleng. "Ani, menemanimu disini lebih menyenangkan dari pada di bawah." Katanya tak terduga dan entah mengapa? Nayoung merasa cukup lega.

Aneh bukan? Aku tidak mengerti seberapa jauh Ong berubah tapi aku sangat menyukainya, ketika ia memperhatikan ku, menghargai ku lebih dari siapapun. Coba saja Daniel bisa seperti ini? Tapi aku tau, ia tak akan pernah bisa seperti Ong.

Nayoung...Sepertinya, kau tidak bisa terus berharap atau melukai dirimu sendiri dengan terus berfikir bahwa Daniel adalah satu-satunya yang berada disisimu. Bangunlah dan lihatlah! Ong ada disini dan dia lebih dari cukup untukmu bersandar.

"Ada apa?" Ong bingung saat melihat kecemasan Nayoung dengan segala pemikirannya yang saling beradu.

"Ani, aku hanya berfikir kenapa kau terlalu baik kepadaku?" Tanya Nayoung yang merasa ini seperti mimpi. Maklum saja, terlalu banyak kepercayaan yang ternodai, membuat Nayoung tumbuh menjadi pribadi yang tertutup dan rendah kepercayaan terhadapan orang lain.

"Karena aku menyukaimu dan aku tidak bisa sedetik pun tak mengkhawatirkanmu." Kata Ong dengan cepat, seolah nampak tidak berfikir untuk mengatakan hal ini. Namun kalian salah jika beranggapan bahwa Ong hanya membual. Ia tak tersenyum saat mengatakan ini, dahinya masih mengkirut dan mata yang masih tertuju pada Nayoung. Membuat Nayoung merasa kikuk.

Open Up | COMPELETEWhere stories live. Discover now