Chapter 19

149 27 13
                                    

🎶Playlist🎶

Hui - For You
.
.
.

Ucapan maaf...

Apakah aku terlalu hina untuk mendapatkan permintaan maaf?

Setidak begitu harganya diriku?

---***---

Nayoung duduk di sofa dengan menunduk. Perasaannya sungguh kacau saat ini, ia tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang.

"Wae? Apa yang terjadi?" Ren duduk disebelahnya dan mendekapnya.

"Aku benci mereka!" Kata Nayoung dengan terisak.

"Pria yang tadi itu?" Tanya Ren yang belum mengerti jelas perkataan Nayoung.

"Semuanya, kau tau istri Daniel menemuiku dan menyuruhku untuk menjaga Daniel dan bayinya. Apa itu tidak terlalu konyol? Kemudian Daniel datang dan menyuruhku untuk tak menemui istrinya lagi dan Ong juga tidak mau mengatakan apa yang terjadi. Arrrggghh...Kapan mereka berhenti melakukan ini kepadaku!" Nayoung mengacak rambutnya frustasi dan Ren memandanginya sambil menghela nafas.

"Katamu kau ingin bertahan? Berfikir tentang tesis dan alasan lainnya. Sekarang jujurlah kepadaku, kau ingin melihatnya kan? Kau tidak perlu malu untuk mengatakannya, ini aku Ren sahabatmu." Desak Ren membuat Nayoung memandangnya dan menghela nafas.

"Awalnya hanya tesis, namun setelah kita bertemu semuanya terlihat berbeda. Aku memikirkannya setiap saat, Daniel dan semua yang berkaitan dengannya. Selain perasaan ku yang belum hilang, aku juga memikirkan hal yang lain." Kata Nayoung yang menghela nafas kembali.

"Apa yang kau fikirkan?" Tanya Ren.

"Aku tidak bisa menerima bahwa mereka baik-baik saja setelah melakukan hal ini kepadaku bahkan itu permintaan maaf yang tak pernah mereka katakan. Seolah semua yang ku rasakan bukan sesuatu yang patut mereka pikirkan dan itu melukai harga diriku. Sampai detik ini pun, aku selalu merasa mereka mempermainkan ku dengan bersikap seperti tidak terjadi apa-apa diantara kita." Akui Nayoung dan Ren memeluknya.

"Bukankah sahabatmu ini menyedihkan? Pelarian ku selama ini tak menghasilkan apapun! Aku masih seperti ini, seperti sampah!" Lirih Nayoung sambil terisak.

"Tidak! Kau bukan sampah, hanya mereka yang tak bisa menghargaimu. Aku sebenarnya tidak ingin kau terus melarikan diri tapi jika pada akhirnya sampai detik ini, orang-orang dimasa lalumu tak bisa merubah pandangannya terhadapmu...Untuk apa kau berjuang? Kau akan lelah sendiri karena pada dasarnya kita manusia perlu untuk saling memahami." Nayoung mengangguk mendengar ucapan Ren. Terkadang Ren juga sangat dewasa dalam bersikap.

"Bagaimana kalau kita minum sekarang? Aku butuh sedikit menghilangkan perasaan ini." Tawar Nayoung membuat Ren menggeleng.

"Tidak! Semalam kau sudah minum. Itu tidak baik jika setiap hari, kita seorang dokter harus menjaga kesehatan kita juga." Nasehat Ren membuat Nayoung mengembungkan pipinya.

"Jangan merajuk, kau bukan anak kecil lagi." Cibir Ren membuat Nayoung cemberut.

"Aku akan melaporkanmu kepada Youngmin." Ancam Nayoung.

"Laporkan saja, aku malah akan mengadukanmu ke Hyeri dan ku pastikan dia akan menerormu." Ancaman balik Ren membuat Nayoung mendesah. Hyeri, pacara Ren itu jika mengkhawatirkan seseorang pasti akan terus meneleponnya hanya untuk memastikan keadaannya.

"Ah...Kau menyebalkan!" Kesal Nayoung yang tak mau Hyeri tau keadaannya saat ini.

"Aku tidak peduli. Sekarang tidur sana! Besok pagi bukankah kau ada operasi." Ren memperingatkan Nayoung.

Open Up | COMPELETEWhere stories live. Discover now