Chapter 4

171 23 8
                                    

Aku tahu ini tidak baik, terus mempermainkan perasaan Kyul Kyung. Tapi, aku sudah berjanji kepada Minhyun akan membantunya memberi kejutan kepada Kyul Kyung. Jebal, hanya untuk hari ini dan esok aku harus berpura-pura.

"Nayoung..." Semua siswa yang tersisa di dalam kelas setelah jam berakhir menoleh saat sosok Minhyun sudah berdiri di ambang pintu. Mereka mematung, memandang kagum sosok perpostur tinggi dan berparas tampan itu.

Nayoung memejamkan matanya dan menghela nafas, seolah merasa risih. Ia sangat tidak suka menjadi pusat perhatian!

Mengetahui Nayoung tidak segera bergerak, Minhyun memutuskan untuk berjalan mendekat dan menarik tangan Nyoung agar segera mengikuti langkahnya.

"Kajja!" Ajaknya dengan lembut dan penuh semangat membuat seluruh kelas mulai berkasak-kusuk.

"Bukankah Minhyun bersama Kyul Kyung?"

"Iya kenapa? Tadi aku juga melihatnya berbicara dengan Daniel."

"Apa? Ah, dia suka sekali mencuri perhatian tapi sayangnya wajahnya begitu standart, bahkan mungkin dia melakukan operasi di wajahnya."

"Sungguh sangat menjijikkan!"

Dahi Nayoung berkirut ketika mendengarkan beberapa siswi di kelasnya membicarakannya sementara Minhyun terlihat biasa saja, bahkan ia tak merasa peduli membuat ekspresi Nayoung sedikit kecewa.

Pada akhirnya ini hanya tentang keinginannya dan aku harus memenuhinya agar semua segera selesai!

Minhyun mengajak Nayoung kesebuah mall untuk membeli beberapa perlengkapan ulang tahun Kyul Kyung. 2 jam lamanya, mereka berkeliling dengan membawa banyak barang. Minhyun beberapa kali melirik kearah Nayoung, memastikan gadis itu baik-baik saja tak kelelahan. Meskipun tubuh Nayoung kurus, ia sudah terbiasa berbelanja banyak barang dan membawanya sendiri saat membantu eommanya jadi baginya ini adalah hal biasa yang sering ia lakukan. Mereka tak banyak bicara, tepatnya Minhyun lah yang banyak berbicara kepadanya saat di mall atau saat di dalam mobil. Nayoung hanya menanggapinya dengan beberapa jawaban singkatnya.

"Wae? Kenapa semenjak tadi kau hanya diam?" Minhyun melepaskan sabuk pengaman Nayoung setelah sampai di resort milik keluarganya. Mungkin jika gadis lain, ia akan tersipu malu dengan tindakan manis Minhyun tapi Nayoung tidak sedang ingin merasa tersipu atau berdebar-debar. Tanpa menunggu Minhyun, Nayoung membuka sendiri pintu mobil Minhyun.

"Kajja!" Ajak Minhyun dengan bingung saat melihat Nayoung kembali menjadi datar.

Di dalam, Nayoung tanpa disuruh mulai meniup beberapa balon dan memasang semua pernak-pernik dekorasi ruangan untuk ulang tahun Kyul Kyung dengan tenang dan cepat, Minhyun hanya mengarahkannya beberapa kali saja dan Nayoung mengingat semua detail yang disampaikan oleh Minhyun.

"Wah, kau cepat sekali." Puji Minhyun.

"Eomma ku memiliki sebuah toko roti sekaligus cafe yang terkadang di jadikan untuk beberapa orang menggelar ulang tahun kecil-kecilan." Akhirnya setelah beberapa jam, barulah Nayoung mau menambah beberapa kata dalam ucapannya.

Waktu sudah menunjukkan jam 7 malam saat Minhyun dan Nayoung menggeletakkan tubuh mereka di sofa berdampingan.

"Nayoung-ah, gomawo." Kata Minhyun dengan suara lemahnya karena kelelahan.

"Apakah aku boleh pergi sekarang?" Tanya Nayoung membuat Minhyun segera mendudukan tubuhnya dengan benar.

"Akan ku antar." Kata Minhyun.

"Anio, aku sudah memesan taksi online. Kau tidak perlu mengkhawatirkan ku." Kata Nayoung dengan senyum palsunya. Minhyun terdiam dengan bingung, kapan gadis itu meneleponnya? Bukannya semenjak tadi ia tidak beristirahat sedikit pun?

Open Up | COMPELETEWhere stories live. Discover now