Chapter 18

164 34 13
                                    


🎶Playlist🎶

Wanna One (The Heal) - Sandglass
(Dukung Wanna One ya guys...tonton terus MVnya >< )
.
.
.

Sebuah takdir mengantarkan kita pada pertemuan dan perpisahan.

Baik pertemuan dan perpisahan yang kita nanti atau yang tak kita nanti.

Semua hanyalah masalah waktu, sampai momen itu datang.

---***---

Mentari telah muncul, mencemari awan-awan dengan keemasan cahayanya yang menyebar ke seluruh penjuru dunia, begitu juga pada sebuah apartemen kecil dengan kamar bernuansa pink. Membuat tubuh ramping Nayoung terus menggeliat.

"Bangun pemalas!"

Itu? Bukannya suara Ren?

Nayoung membuka matanya dan mendapati Ren sudah terlihat sangat segar dengan kemeja biru polos dan celana warna abu-abu.

"Wae? Ini jam berapa?" Tanyanya dengan suara serak.

"Jam 7.30, bukannya kau harus sampai di rumah sakit jam 8.00?" Tanya Ren membuat mata Nayoung membuka sepenuhnya.

"Astaga! Ottokae?" Nayoung segera berlari menuju kamar mandi tanpa mempedulikan penampilannya. Bahkan gadis itu pernah hanya memakai handuk yang dililitkan untuk menutupi bagian tubuhnya dihadapan Youngmin dan Ren, membuat Ren mengomelinya dan Youngmin hanya melihat perdebatan dua orang itu dengan senyum.

"Yak! Kenapa kau selalu ceroboh seperti itu? Bagaimana jika ada pria lain diruangan ini. Itu akan sangat berbahaya!" Teriak Ren dan seperti biasa Nayoung tak akan mempedulikannya.

15 menit kemudian...

Biasanya Nayoung akan sangat lama saat mandi tapi pagi ini, ia sangat terburu-buru. Bahkan ia tak mengizinkan Ren untuk istirahat di apartemennya. Nayoung menyuruh Ren untuk mengantarkannya ke rumah sakit karena selain ia pandai minum, pria ini juga bisa menjadi pembalap yang handal.

"Kajja! Aku mengizinkanmu untuk menjadi pembalap hari ini." Kata Nayoung dan Ren hanya menggeleng.

"Kau pikir jalanan ini milik nenek moyangmu? Iya kalau di kota ku, aku akan dengan mudah menangani para polisi itu tapi ini Seol." Omel Ren yang membuat Nayoung tertawa.

Benar juga kata Ren. Jika itu di kotanya dia akan bertingkah sesuka hatinya karena orang tuanya cukup berkuasa disana.

"Sudah sampai, cepat turun!" Nayoung pun memandang gedung rumah sakit yang menjulang, tanpa sadar ia pun menghela nafas.

Aku lupa bahwa di dalam sana banyak orang yang tak ingin ku temui.

"Wae?" Ren menyadari perubahan sikap Nayoung.

Nayoung pun menoleh kepada Ren "Ottokae? Didalam ada Daniel dengan istri dan anaknya, belum lagi Ong mungkin juga Minhyun dan Kyul Kyung. Aku tidak sanggup mengahadapi mereka." Mata Nayoung mulai berkaca-kaca dan Ren merasa kasihan kepada sahabatnya ini, Ren pun segera memeluk Nayoung dan membelai lembut rambut indahnya.

Bukan terlalu mendramatisir, aku hanya terlalu lemah untuk menjadi sok tegar seperti dulu. Percayalah semakin bertambahnya usia, kekuatan dan energi akan semakin berkurang. Ya, seperti itulah yang ku alami sekarang.

"Kau harus tetap kuat. Jangan tunjukkan kesedihanmu pada mereka. Jika kau tak sanggup lagi, lebih baik kita kembali ke kota ku saja." Kata Ren yang kini melepaskan pelukannya dan memandang Nayoung serius.

Open Up | COMPELETEWhere stories live. Discover now