Chapter 20

156 27 21
                                    

🎶Playlist🎶
Seungkwan - Forsake
.
.
.
.
.
.
.

Saat hidup ku terpuruk dan aku harus berinteraksi dengan orang di sekeliling, itu sangat melelahkan!

Aku mengalami waktu sulit dan orang lain terlihat senang? Karena itu, aku tidak bisa merusak kebahagian mereka dengan menangis atau mengatakan sesuatu yang sedih secara tidak sengaja.

Meskipun terkadang semua itu bukan sepenuhnya salah mereka, aku tetap merasa marah. Pada akhirnya aku akan merasa iri kepada mereka karena aku merasa diriku begitu menyedihkan.

Setelah menyadari semua itu, aku mulai mengkhawatirkannya dan ingin menyelesaikannya tapi aku berakhir dengan menjauh dari semua orang dan melaluinya sendiri.

Kemudian saat aku merasa begitu sendiri dan tak bisa menggapai siapapun di sekelilingku. Aku sadar seharusnya aku mengatakan kata-kata sederhana itu sebelumnya.

Aku jadi ingin memiliki seseorang untuk mengeluh dan mendiskusikan masalah ku.

Pada akhirnya, aku hanya ingin diselamatkan oleh seseorang dan orang yang mampu melakukan itu adalah kau Ong karena kau menyaksikan semua yang terjadi kepadaku.

Nayoung memandangi wajah Ong yang terlelap. Mereka sekarang berada di ruangan inap dirumah sakit untuk dokter. Fikirannya berkelana ke masa lalu, mengingat semua hal yang telah terjadi dan merefleksinya.

Berkali-kali helaan nafas itu keluar dari rongga dada Nayoung. Banyak kekhwatiran yang terus melintasi benaknya.

"Kenapa kau tak membangunkan ku?" Nayoung tertarik kembali kedunia nyata dan merasakan tangan Ong menggenggam tangannya.

"Kau terlihat kelelahan." Jawab Nayoung dan Ong pun terbangun.

"Apa kau ingin aku mengantarmu pulang?" Ong memeriksa jam tangannya.

"Jam dua malam...Ah, maafkan aku. Padahal, aku sudah berjanji kepadamu." Ong terlihat merasa bersalah dan Nayoung hanya membalasnya dengan senyum.

"Tidak masalah, lagi pula hari ini jadwal ku menjaga ruangan." Nayoung terlihat begitu santai.

"Jadi...Kita pulang sekarang?" Ong masih menawarkan janjinya yang terlupakan itu.

"Ya, kau tidak ada operasi atau jadwal lain kan?" Tanya Nayoung dan Ong mengangguk.

"Tidak ada...Kalau begitu, mari kita pulang." Ong segera menarik tangan Nayoung untuk segera mengikutinya.

Apa dia jarang pulang kerumah?

Mereka berjalan beriringan menuju lorong dengan hening. Bukan karena kecanggungan yang tercipta tapi hanya karena mereka kelelahan saja.

"dr. Ong sunbae..." Panggilan itu membuat keduanya menoleh dan mendapati sosok dr. Roa berjalan dengan ekspresi marahnya, tentunya menghampiri keduanya.

"Wae?" Tanya Ong malas dan hal itu tak lepas dari perhatian Nayoung.

"Kenapa kau tidak datang ke makan malam keluarga? Kami semua menunggumu!" Pandangan Roa teralih pada Nayoung dan menatapnya tak suka. "Aku juga tidak suka kau dekat-dekat dengan wanita ini." Lanjutnya to the poin.

"Dengar...Aku ikut makan malam atau tidak? Itu bukan urusanmu, kau dan keluargamu hanya mendapatkan undangan oleh keluarga ku saja. Ada kalian atau tidak? Mereka juga akan makan malam dengan rekan bisnis lainnya dan satu hal lagi yang perlu kau ingat. Nayoung lebih tua darimu, kau harus menghormatinya dan dia adalah kekasihku!" Kata Ong yang terlihat sekali jengkel kepada Roa.

Open Up | COMPELETEWhere stories live. Discover now