Chapter 17

183 27 17
                                    

Seperti berjalan diatas jembatan yang rapuh. Langkah yang salah hanya akan membuatmu jatuh terperosok dalam jurang masalah.

Aku tau bahwa setiap tindakan selalu ada konsekuensinya. Jadi aku berusaha untuk tetap berhati-hati dengan tempat baru ini.

Semoga saja Ong tak terlalu membuatku pusing dengan ulahnya yang selalu tak mudah ditebak itu.

Terkadang takdir memang menggelikan. Seoul begitu luas tapi kenapa kita bisa bertemu disini?

---***---

Nayoung yang masih belum resmi memperkenalkan dirinya sebagai dokter baru dirumah sakit ini memilih untuk duduk disebuah bangku dan mulai memejamkan matanya. Ia tidak bisa kembali ke apartemen dalam kondisi didera rasa kantuk dan terlalu lelah seperti ini.

10 menit waktu berlalu dengan kesunyian yang tercipta dan hanya ada kedamaian diwajah Nayoung yang terlelap.

Sampai suara asing seseorang mengagetkannya.

"Yak! Kau kah yang mengoprasi penjahat itu?" Nayoung yang terkaget segera membuka matanya, menatap heran seorang wanita berjas putih dengan name tag dr. Roa dan beberapa koas beserta perawat.

Sekarang apa lagi?

Nayoung mendesah sebelum akhirnya berdiri. Dengan tetap mempertahankan tatapan datarnya.

"Perkenalkan nama ku Im Nayoung dan aku dokter fellow dengan spesifikasi bedah umum." Nayoung pun memperkenalkan dirinya.

"Kau masih baru disini dan kau berani memakai ruang operasi tanpa pemberitahuan? Lagi pula, untuk apa kau mengoprasi seorang penjahat!" Kesal wanita itu membuat Nayoung yang begitu lelah harus menahan kelelahannya bahkan amarahnya.

"Jika saya boleh tau, apa jabatan anda disini?" Tanya Nayoung dan wanita itu pun mendengus.

"Fellow tapi aku lebih senior darimu disini, jadi kau harus menghormatiku." Katanya lagi dan disetujui dengan anggukan oleh yang lain.

Mereka seperti kumpulan orang bodoh yang menunjukkan kebodohannya. Konyol!

Nayoung menghela nafas. Ia sangat tidak suka berurusan terlalu lama dengan orang-orang ini.

"Dengarkan ini baik-baik. Aku melakukan operasi karena Prof. Park sendiri yang menelepon ku, beliau bilang kebanyakan dokter yang lain memilih untuk menyaksikan operasi cesar seorang istri pengusaha kaya dibanding mengoprasi pasien yang mungkin saja tidak akan tertolong. Aku tidak mengerti ditempat seperti ini masih banyak seseorang berpikiran sempit seperti itu? Kalian dokter dan tugas kalian hanya perlu melakukan keahlian kalian untuk menyelamatkan nyawa seseorang, bukan berperilaku seperti Tuhan yang berhak menilai keburukan dan kebenaran orang lain. Kalau pun itu dibutuhkan, kalian hanya perlu menelepon polisi untuk mengembalikan kepenjara setelah ia sembuh." Kata Nayoung yang kini mulai melangkah meninggalkan mereka.

"Hei! Aku belum selesai berbicara denganmu." Teriak wanita bernama tag dr. Roa.

Menyebalkan!

Nayoung pun menoleh dan tersenyum sinis. "Wae? Jangan berperilaku sok preman! Ini bukan rumahmu yang bisa berbicara sesuka hatimu gadis manja! Kau harus pikirkan, apa tujuan mu menjadi dokter?" Kata Nayoung yang kini melangkah lebih cepat.

"Yak! Sialan!" Maki wanita itu dan beberapa perawat hanya mampu menatap bengong, masih tidak percaya ada seseorang yang mampu menandingi dr. Roa yang terkesan seenaknya sendiri karena eommanya adalah direktur rumah sakit ini.

Orang tua Ong dan orang tua Roa sudah bekerja sama cukup lama karena itu pun mereka mempercayakan rumah sakit ini untuk dikelolah keluarga Roa.

Karena gangguan tak terduga dari seorang wanita kekanakan seperti Roa membuat Nayoung mau tidak mau harus pulang ke apartemennya.

Open Up | COMPELETEWhere stories live. Discover now