Chapter 16

211 25 25
                                    

🎶Playlist🎶
Siyeon Dreamchater - Faded

Bersiaplah untuk terhempas jauh kedasar jurang
😢😢😢
.
.
.

Aku seperti kebanyakan manusia yang memiliki sisi kerapuhan saat seseorang berusaha menyerang ku secara fisik dan emosional, rasa itu akan muncul.

Rasa ketidakpercayaan dan kekecewaan membawa pada jurang pemisah yang cukup mencolok antara diriku dan orang lain. Seperti ada pembatas yang kuat untuk tak melangkah terlalu jauh, pembatas itu adalah sebuah luka.

Mengantarkan diriku pada titik dimana aku merasa muak hanya untuk berbasa-basi, menanggapi setiap kepalsuan seribu wajah yang terkadang mereka pertontonkan dengan bangganya kepadaku.

---***---

Semenjak pertemuan mereka yang menyisahkan rasa sakit yang teramat pada hati Nayoung, setiap kali pertemuan keluarga Nayoung selalu mencari alasan untuk tidak hadir. Apa lagi jadwal kuliahnya yang akhir-akhir ini sangat padat mengingat ia sudah semester 2. Terbiasa dengan penolakan yang ia berikan membuatnya dengan mudah melupakan keberapa kalinya ia menolak untuk bertemu. Hanya eommanya yang terkadang pulang dari jepang hanya untuk menjenguknya.

Nayoung hanya sesekali datang, saat keadaan benar-benar terdesak. Tn. Kang yang merupakan ayah tirinya itu terkadang meminta Nayoung untuk memeriksanya, padahal gadis itu masih dalam pendidikannya untuk menjadi ahli bedah. Mungkin mereka hanya mencari-cari alasan untuk bertemu.

Kyul Kyung dan Minhyun sudah bertunangan, entah kapan mereka memutuskan untuk menikah? Mereka masih suka menjadi sepasang kekasih dengan berkencan romantis berkeliling dunia, seperti itulah cita-cita Kyul Kyung dan Minhyun dengan senang hati untuk mengabulkannya dan Ong, namja itu sepertinya sibuk untuk melanjutkan sekolah ke dokterannya dan Nayoung tidak mendengarkan kabarnya lagi tepatnya lebih tidak mempedulikannya.

Dua bulan, empat bulan, delapan bulan, satu tahun, tiga tahun, lima tahun, tujuh tahun.

Sepuluh tahun telah berlalu.

Nayoung tak pernah bertemu dengan mereka bahkan Nayoung tak tau bagaimana kabar terbaru tentang mereka, lebih tepatnya lebih tidak mempedulikannya. Nayoung begitu sibuk dengan rutinitasnya di rumah sakit kecil di pinggiran kota ini. Ia tak membutuhkan rumah sakit besar untuk mengeksplor seluruh kemampuannya dalam menolong nyawa seorang pasien.

Rumah sakit cabang dengan direktur yang tak lain ayah Youngmin yang sekaligus seorang dokter yang cukup Nayoung kagumi sikap dan ketegasannya. Ia sosok dokter yang membuat Nayoung membuang semua tawaran bekerja dirumah sakit ternama dan besar hanya untuk berguru kepadanya, belajar menjadi seorang dokter yang baik. Semuanya tambah menyenangkan saat kedua sahabatnya itu juga memutuskan untuk satu haluan dengannya.

Kini Nayoung sedang duduk disebuah bangku dengan wajah sayu dan lelahnya. Ia memakai baju warna biru dengan penutup kepala, sepertinya gadis ini habis melakukan operasi. Ren yang masih memakai jas putihnya melangkah mendekati gadis ini. Menenteng dua minuman dingin dan dengan jahilnya menempelkan pada pipi Nayoung yang memejamkan matanya.

"Dingin..." Lirih Nayoung dan seketika tawa Ren terdengan nyaring dikesunyian malam.

"Hahaha...." Nayoung menatap sebal Ren yang suka sekali menggodanya.

"Kecilkan suaramu bodoh!" Ketus Nayoung yang kini menarik botol minuman dingin yang barusan Ren tempelkan di pipinya.

"Kau akan mati dengan menyedihkan jika seperti ini terus. Kau butuh berkencan Nayoung, aku sudah menyiapkan beberapa calon teman kencan untukmu." Ren dengan segala keterusterangannya. Nayoung tak merasa tersingguh karena Nayoung cukup tau bahwa sahabatnya ini begitu mengkhawatirkannya yang akan benar-benar menjadi perawan tua. Nayoung memutar bola matanya dan menghela nafas dalam sebelum akhirnya memalingkan mukanya menatap Ren dengan tak minat.

Open Up | COMPELETEWhere stories live. Discover now