EP 2: Pengakuan Gina(2)

455 54 2
                                    

"Semua ini dalang dari Anna," ucap Gina. Aku mengerutkan kening.

"Anna? Kenapa dengan dia?" ucapku.

****

"Anna suka sama Angga sejak SMP, tanpa kita tau, tanpa kita sadari Nay." Jujur aku terkejut dengan pengakuan Gina. "Anna menatap perasaannya dengan apik. Dia gak menunjukkan apapun, kan? Dia pacaran dengan Sean agar dia lebih dekat dengan Angga. Karena kalian tau sendiri, kan? Angga dan Sean tuh temenan dari kecil."

"Anna pernah kerja sama dengan Cantika. Lo ingat? Waktu kita camping. Yang dorong lo itu Anna dan Cantika," ucap Gina. Aku terdiam, rasanya dadaku sesak saat ini.

"Gue juga gak nyangka, Nay. Waktu Anna secara terbuka menceritakan semuanya," ucap Gina seakan tau apa yang ku rasakan.

"Lanjut, Gin," ucapku. Gina mengangguk. Gadis itu mengambil nafas panjang dan mulai bercerita lagi.

"Angga taunya, lo kuliah di Jogja sama kita. Asal lo tau, Nay. Angga setiap hari kirim surat buat lo, tapi yang bales Anna. Dan ya begitulah, lo tau endingnya gimana. Anna bilang, lo udah punya pacar, dan Angga perlahan gak pernah kasih surat lagi," ucap Gina.

"Dari mana Angga tau tentang alamat kost kalian di Jogja?" tanyaku bingung.

"Alice. Alice yang kasih tau Angga," jawab Gina.

"Loh, bukannya Alice itu tunangan Angga? Dia juga kirim pesan buat gue. Di situ juga ada foto Alice yang sedang mencium pipi Angga," ucapku semakin bingung.

"Alice tuh, sepupunya Angga, Nay. Dia memang tinggal di Sydney," sahut Elang. Gina mengangguk seakan membenarkan ucapan kekasihnya.

Aku terdiam shock seketika.

"Dan Alice sama Anna tuh temenan sejak SMP. Alice juga sempat ngenalin Angga dulu. Makanya Anna suka sama Angga sejak SMP. Karen emang Anna kenal dengan Angga sejak SMP. Ketika SMA, barulah Alice pindah ke Sydney," jelas Gina. Aku sudah paham dengan jalan cerita ini.

"Jadi, selama ini. Gue yang salah?" tanyaku kepada Elang dan Gina. Air mataku membasahi pipiku seketika.

Gina mengusap bahuku. "Jalan gue udah bener kan? Kalau emang gue harus nikah sama Arsa."

Gina menggelengkan kepalanya keras. "Gak Nay, bahkan gue tau. Lo gak pernah cinta sama Arsa kan?"

"Gue udah berdosa Gin. Kenapa? Karena gue udah salah, salah sama Anna." Aku menangis di depan Gina. "Mungkin, memang Angga bukan jodoh gue," sambung ku.

"Lo gak salah. Yang salah Anna. Karena Anna gak pernah cerita apapun tentang perasaannya, ke kita," ucap Gina gadis itu menghela nafasnya.

"Yang di katakan oleh Gina memang benar, Nay. Sampai sekarang pun, Angga masih cinta sama lo," imbuh Elang.

"Lo tau? Kenapa Angga pergi lagi? Setelah baru satu bulan di injakan bumi kota kita ini?" ucap Elang, aku menatap Elang. Menunggu Elang melanjutkan ucapannya. "Karena, dia gak sanggup liat lo nikah dengan lelaki lain," sambung Elang.

Tangis ku semakin pecah, mendengar penuturan dari Elang.

"Apa yang harua gue lakukan? Seminggu lagi, gue harus nikah sama Arsa. Persiapan pernikahan juga udah hampir 100% gak mungkin, gue batalin gitu aja," ucapku.

"Lo harus ngomong baik-baik sama Arsa," ucap Gina. Aku terdiam, lalu menatap Gina.

"Gue yakin, Nay. Arsa bukan orang jahat. Dia pasti bisa ngertiin lo," ucap Gina.

Me and Mr. XOù les histoires vivent. Découvrez maintenant