EP 1: Pengakuan Gina(1)

482 52 4
                                    

Aku sudah siap. Ingin pergi ke kantor pagi ini. Aku berjalan keluar kamar. Lalu menuruni anak tangga, dan menemukan Mama dan Papa yang sedang sarapan.

"Pagi, Ma.. Pa... " sapa ku seraya menarik kursi meja makan.

"Loh, kamu mau kemana, Nay?" tanya Mama yang sedang menuangkan susu dalam gelas Papa.

"Nay mau ke kantor, Ma," ucapku mengambil roti di meja makana.

"Ngapain? Kan seminggu lagi kamu mau nikah. Gak baik kalau kerja. Mending kamu resign aja deh," saran Mama.

"Resign? Gak ah. Ngapain, Nay itu bosen di rumah terus," ucapku mengigit roti yang sudah siap ku makan.

"Udah, Ma. Biarin aja," ucap Pala membela. Mama hanya menghela nafasnya.

"Kalau gitu, Nay berangkat dulu. Assalamualaikum," ucapku sembari mencium punggung tangan Mama dan Papa.

"Hati-hati, Nay... " teriak Mama dari dalam rumah.

Aku masuk kedalam mobil, dengan kecepatan sedang menuju kantor.

***

Sampai di kantor seperti biasanya. Aku menyapa Pak Satpam, dan pegawai-pegawai lainnya. Hingga akhirnya aku sampai di ruangan ku. Di sana, sudah ada Gina. Aku menyapa Gina dengan senyuman yang mengembang.

"Hai," sapa ku. Gina menaik turunkan kacamata yang ia gunakan.

"Lah? Lo ngantor?" tanya Gina dengan heran.

"Iyalah. Kenapa emang?" ucapku mengambil duduk di tempat dudukku.

"Nay, lo kan seminggu lagi nikah. Pamali loh," ucap Gina memperingati.

"Ah lo mah. Ini tahun berapa sih? Masih aja percaya takhayul," ucapku tidak percaya.

"Yeah, gak percayaan lagi nih bocah," ucap Gina mulai mengerjakan pekerjaannya.

Sementara aku hanya mengangkat bahuku acuh. Dan mulai fokus dengan pekerjaan.

Beberapa jam kemudian.

"Duh, akhirnya dah selsai tugas gue. Tinggal kasih aja dah ke bos," gumam Gina. Sementara aku masih mengerjakan pekerjaanku.

Suasana hening hanya ada suara Ac dan keyboard laptopku.

"Nay... " panggil Gina. Aku mendongak menatap Gina.

"Kenapa?" tanyaku, tanpa menatap Gina.

"Lo, udah pernah bertemu Angga?" Pertanyaan dari Gina membuatku tidak melanjutkan pekerjaanku.

"Ke... Kenapa lo tanya gitu?" ucapku sebisa mungkin untuk biasa saja.

"Ya... Gue nanya aja. Lo kan bentar lagi nikah," ucap Gina menunduk.

"Kalau gue bentar lagi nikah? Hubungannya sama Angga apa? Dia aja udah gak perduli sama gue," ucapku dengan senyum sinis di akhir kalimat.

Gina terdiam, terpaku.

"Gue dengar dari Elang. Angga udah pulang dari Sydney, dia gak nemuin lo?" tanya Gina beberapa menit kemudian.

Kini, aku yang terdiam, membisu, terpaku. Kenapa? Kenapa setelah semuanya berubah dia baru kembali? Siapa yang harus di salahkan? Takdir? Atau siapa?

"Entah kenapa gue yakin. Yakin lo belum bisa lupain 'dia' kan?" ucap Gina aku menatap Gina.

"Lo ngomong apa sih Gin? Gak penting tau gak. Mending gue lanjutin pekerjaan gue," ucapku lalu fokus pada layar laptop.

Me and Mr. XTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon