LDR

547 48 0
                                    

Sudah satu bulan. Kegiatan Prakerin ini di laksanakan. Semua baik-baik saja. Begitu juga dengan hubunganku dengan Angga. Walaupun tidak pernah bertemu, sejak hari itu. Tetapi komunikasi kamu masih lancar saja. Dia masih sering memvidio call aku.

Bahkan kadang juga, di sela-sela kesibukannya ia menelfon ku. Pokoknya semua baik-baik saja. Tetapi, ada sesuatu yang mungkin tidak akan ku lakukan.

Beberapa hari ini ada sosok Samuel yang selalu mengantar jemput ku. Siapa Samuel? Dia itu cinta pertamaku. Dulu dia kakak kelasku di SMP. Dan ternyata universitasnya dan tempatku prakerin tidak jauh.

Hal itu yang membuatnya mengantar jemput ku. Semua berlaku, ketika aku mendapatkan jatah siang atau pun pagi. Karena memang dia yang ngotot melakukan semua ini.

"Sudah sampai," ucapnya. Aku segera bergegas turun dari motor miliknya. Dan menyodorkan helem yang ia berikan tadi.

"Simpen aja,  Nay. Kan besok juga bakalan lo pake," ucapnya menolak.

"Kak Sam, boleh gue ngomong?" ucapku menatapnya. "Mulai besok kakak gak usah nganter jemput aku ya. Aku bisa berangkat sendiri kok," ucapku.

"Kenapa? Bukannya lo suka sama gue?" ucapnya menatapku. Kemudian tangannya memegang tanganku.

"Kak, gue....."

"Gue tau, Nay. Lo suka kan sama gue?" ucapnya memotong ucapan ku.

"Dulu memang iya. Aku suka sama kakak. Tapi sekarang udah enggak. Semua itu hanya cinta monyet anak SMP," jelas ku. "Please, gue udah gak ada rasa sama lo. Dulu aja lo lebih milih Sandra, kan? Dari pada gue?"

Perlahan,  Kak Sam melepaskan tangannya. "Terimakasih kak. Gue harap lo ngerti," ucapku lalu melangkah pergi. Namun, ia mencekal tanganku.

"Nay, kalau sekarang kita jadian gimanaa?" ucapnya masih memegang tanganku.

Aku melepaskan tanganya. "Gak bisa kak. Gue udah punya pacar!" ucapku membantah. Dan aku berjalan lagi masuk kedalam rumah.

"Gue mau jadi yang ke dua Nay!" teriaknya. Langkahku terhenti menatap keaahnya.

"Gila lo!" teriak ku kesal lalu masuk kedalam rumah.

****

Aku membuka mata. Ketika Mama membuka horden kamarku. "Ahhhh, Mama. Nay masih pengen tidur," ucapku dengan nada malas.

"Udah jam 10, Nay. Masa anak gadis jam segini belum bangun," omel Mama.

"Nay capek. Rindu bangun siang. Kan ini mumpung hari libur, Ma." Aku bergumam, seraya mengubah posisi tidur.

Aku juga mendengar Mama berdecak lalu setelah itu terdengar suara langkah kaki yang menjauh. Yess, aku berhasil. Aku pun melanjutkan tidurku. Namun, sebelum itu, aku berdiri sebentar dan berjalan sempoyongan menuju horden. Menutup kembali horden kamar.

Dan aku bisa tertidur dengan leluasa. Sekitar 25 menitan suara horden di tarik kembali terdengar. "Ahh, Mama ngapain lagi sih. Nay masih ngatuk," gumamku sebal.

Tidak ada jawaban, lalu aku bangkit mendudukan tubuhku dan menatap sosok di depanku. "Ha?" gumamku tak percaya.

Aku menepuk-nepuk pipiku. Memastikan ini mimpi atau nyata. Namun, sosok itu berjalan kearahku. Lalu duduk di depanku.  "Ahh, gue halu pagi-pagi. Segitu kangennya kali ya," gumam ku. Masih menatap sosok lelaki di depanku.

Me and Mr. XOnde histórias criam vida. Descubra agora