Pelaku

621 54 6
                                    

Aku membuka mata, kepalaku terasa sangat pusing. Gelap, aku tidak mampu melihat apa-apa di sini. Aku merogoh ponsel lalu menghidupkan flash ponsel. Aku menatap sekitar,aku terkejut karena aku berada di dasar jurang. Bagaimana cara agar aku bisa naik keatas.

Dengan bermodal lampu flash ponsel. Aku mencari akar-akar besar untuk naik keatas. Dan aku mendapatkan akar yang kuat untuk naik ke atas.

Setelah naik ke atas, aku memegang keningku yang mulai mengeluarkan darah. Tadi tidak sengaja terkena tajamnya akar pohon besar ini. Sial! Darahnya semakin banyak yang keluar. Aku tidak tau mau berjalan ke arah mana?

Aku memilih untuk berjalan ke arah kanan. Dengan bantuan flash ponsel. Semakin berjalan, semakin aku mendengarkan lolongan serigala. Ternyata di hutan ini masih banyak hewan-hewan buas. Apa mereka mencium bau darahku?

Memang aku hanya membiarkan darah ini terus mengalir. Karena tidak tau harus ku sumbat menggunakan apa. "Angga!?" teriakku sangat kencang.

"Tolong.... " Aku tidak harus bagaimana. Suara lolongan serigala semakin dekat denganku. Air mataku pun sudah menetes.

Aku berlari ke belakang. Dan bersembunyi di balik pohon. "Angga tolongin gue... " ucapku lirih mendekap tubuhku sendiri.

"Nayang... " Aku terdiam, menghapus air mata. Lalu memasang baik-baik pendengaran ku.

"Nayang... " Benar itu suara Angga yang ku dengar. Aku tidak berhalusinasi kali ini.

Aku berdiri. "Angga! Gue di sini!" teriak lebih kencang.

Bukan Angga yang datang. Melainkan dua ekor serigala yang dari belakangku. Aku terjatuh tersungkur, menatap kedua serigala yang tengah kelaparan.

"Angga! Tolongin gue... " teriakku.

'Hauuuuuuuu.... '

Kedua serigala itu semakin mendekat. Dan...

"Nayang!" Angga mendekap tubuhku. Sementara Yasa dan yang lainnya mengusir kedua serigala tersebut.

"Nay, lo gak pa-pa?" tanya Angga menatapku.

"Astaga, kening lu berdarah!" ucapnya panik. Lalu melepas kaos yang ia kenakan. Untuk menghambat darah agar tidak terlalu banyak keluar.

Kepalaku pusing,padangan ku sudah mulai kunang-kunang. "Nay? Sayang?" Suara Angga dapat ku dengar namun, kepalaku sangat pusing. Dan semuanya gelap.

***

Aku membuka mata, memegang keningku yang berdarah. Lalu melihat ada Elsa di sini. "El," Aku memanggilnya dengan suara lemah.

"Ya ampun Nay, lo udah sadar," ucapnya lalu memeluk tubuhku erat.

"Gue haus," ucapku.

"Bentar gue ambilin," ucapnya lalu pergi dari hadapanku.

Aku menatap sekelilingku. Rupanya aku tengah berada di tenda kesehatan. Di keningku juga terdapat perban yang melingkar. Lalu tidak berapa lama Elsa datang bersama Angga dan Yasha.

"Sayang,kamu gak pa-pa? Apa yang sakit? Bilang aja?" ucap Angga dengan nada khawatir.

"Aku gak pa-pa kok Ngga," jawabku mengusap wajahnya. Kemudian lelaki itu memeluk erat tubuhku. Juga mengecup beberapa kali keningku.

"Nay, stop buat gue khawatir. Cukup kali ini aja. Gue sayang sama lo. Jangan kek gini lagi," bisik Angga.

"Maaf buat lo khawtir," balasku memeluk tubuhnya erat.

"Nay jadi minumnya?" ucap Elsa di belakang Angga.

Kami melepaskan pelukan. Elsa memberikan minuman tersebut kepadaku. Lalu ia di tarik pergi oleh Yasha. "Mau minum? Gue bantuin, ya," ucap Angga lalu membantuku untuk duduk.

"Sayang, ceritain sama gue. Kenapa lo bisa ilang dari rombongan," ucapnya. Setelah meletakkan gelas itu di sebelahku.

Aku terdiam, mencoba mengingat peristiwa semalam. Aku mengingatnya. Di mana aku di minta oleh Cantika untuk menemaninya buang air kecil. Dan aku di tinggal, hingga akhirnya aku di dorong oleh dua orang yang ku yakini salah satunya adalah Cantika.

"Sayang?" panggil Angga menggoyangkan lenganku.

Aku menghela nafas. Lalu menceriakan semuanya kepada Angga. "Jadi semua ini ulang Cantika?" ucap Angga tak habis pikir. Aku hanya mengangguk. Angga akan bangkit namun ku cegah dia.

"Mau kemana?" tanyaku.

"Perempuan itu gak bisa di biarin, Nay. Ini udah kelewatan!" ucap Angga.

"Dia perempuan," ucapku. Angga menghela nafas, lalu memeluk tubuhku erat. "Gue gak pa-pa. Alhamdulillahnya masih selama. Dan cuma luka ringan," sambung ku seraya membalas pelukannya.

"Tapi gue hampir kehilangan lo. Gegara dia!" balasnya melepas pelukan kami.

Aku menatap dalam matanya. "Ngga, selagi aku gak kenapa-napa. Itu gak pa-pa." Angga membalas tatapan mataku.

Wajah kami semakin dekat dan hal itu membuat kedua bibir kami menempel. Angga sedikit melumati bibirku yang sedari tadi terasa pahit. Bibirnya nampak manis ku rasakan.

Nafas kami terengah, lalu ia melepaskan bibir kami. Kami beradu pandang. Lalu ia mengecup bibirku sekilas.

Cup!

Dan menenggelamkan wajahnya kedalam leherku. "Gue sayang sama lo Nay. Sangat sayang, maafkan gue yang gak bisa jaga lo," ucapnya. Angga mengangkat wajahnya. Untuk menatapku.

"Gue juga. Sayang banget sama lo," balasku. Memeluk lehernya. Angga tersenyum.

"Akhirnya, gue bisa buat lo jatuh cinta sama gue," ucapnya tersenyum senang.

Aku tertawa. "Jadi ingat. Gue dulu benci banget sama lo. Sifat songong lo noh. Gue benci banget," ucapku kesal. Angga tertawa.

"Makanya jangan benci-benci nanti jadi cinta!" serunya. Lalu tertawa dan mengacak-acak rambutku.

Sial. Tangannya masih saja jahil. "Makanya jangan cemberut gitu dong sayang. Jelek tau," ucapnya seraya menarik hidungku.

"Emang dasar jahil!" seruku mencubit pahanya.

Saat kami sedang becanda. Tante Yana yang kepada sekolah SMK datang menemui kami. "Nayang? Kamu gak apa-apa 'kan, nak?" tanya beliau panik.

"Alhamdulillah tante, Nay gak kenapa-kenapa kok. Hanya luka sedikit," jawabku.

"Kenapa bisa seperi ini, nak?" tanya beliau lagi. Aku pun menceritakan semuanya kepada tante Yana.

"Cantika? Sebentar anak kelas 11 Akuntansi 1?" tanya tante Yana. Aku menganggukkan kepalaku.

"Dia itu siswi yang kemarin izin ke tante. Dia mau ikut camping, karena dia mau pindah sekolah. Katanya dia mau berpisah dengan taman-tamannya makanya ia mengikuti camping ini. Setelah camping ia mau pindah sekolah," jelas tante Yana.

Aku dan Angga saling memandang. Sepertinya ia juga memikirkan hal yang sama denganku. "Apa dia sekarang sudah pergi ya tan?" tanyaku.

"Sebentar biar tante dan beberapa panitia yang mengeceknya," ucap tanta Yana. Lalu pergi meninggalkan kami.

Aku terdiam. Satu orang pelaku yang tidak ku ketahui. Tapi nampaknya ia sangat asing di dalam kehidupan ku.

***

Jangan lupa vote komen.dan share ke teman-teman kalian.

Maafkuen typo

Follow IG aku @mya.ng04

Follow akun wattpadku juga.

Mayang😎
25 Juni 2020
❤️❤️❤️❤️❤️






Me and Mr. XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang