15

1K 116 20
                                    

"Sakit?" Tanya Guanlin sambil mengusap tangan Jihoon yang tertancap jarum infus.

Iya, Jihoon masuk rumah sakit lagi karena suhu tubuhnya tiba-tiba tinggi setelah insiden penculikan Somi tadi.

Mereka sekarang sedang duduk berhadapan dengan Jihoon yang bersandar pada kasur rumah sakit.

Jihoon hanya mengangguk karena sudut bibirnya yang robek karena tamparan Somi itu akan terasa sakit jika ia berbicara.

Guanlin memandang sedih ke arah Jihoon. Gara-gara rencananya buat ngejebak Somi, Jihoon jadi terluka dan jatuh sakit lagi.

"Maaf ya." Ucap Guanlin sambil mengelus permukaan sudut bibir -yang sudah dioleskan obat sebelumnya- Jihoon dengan sangat lembut.

"Alin ngapain minta maaf?" Jihoon bertanya dengan pelan.

"Ya kan gara-gara rencana aku, kamu jadi luka gini. Untung aja dia cuma nampar kamu, kalo dia celakain kamu lebih dari ini, habis dia di tangan aku."

Jihoon senyum kecil kemudian melingkarkan tangannya di pinggang Guanlin dan mengusakkan wajahnya di dada Guanlin.

"Alin gak boleh gitu. Dia kan mantannya Alin."

"Iya dia mantan aku, masa lalu aku. Tapi kamu masa depan aku, sayang. Aku gak mau kamu kenapa-kenapa. Kalo perlu aku musnahin semua masa lalu aku biar mereka gak ganngu kamu."

Jihoon terkekeh pelan. Kemudian mengeratkan pelukannya di pinggang Guanlin.

"Alinnya Jihoon gak boleh gitu ah. Jihoon gak like."

Gantian Guanlin yang terkekeh kemudian membalas pelukan Jihoon dan menepuk-nepuk pelan punggung Jihoon.

"Iya iya sayang. Maaf."

Jihoon memundurkan badannya dan mengerucutkan bibirnya sambil menatap Guanlin.

"Tuh kan, Alin minta maaf lagi."

"Jangan cemberut gitu, nanti kamu aku makan disini baru tau rasa."

"Emangnya Alin laper? Kenapa gak bilang?? Huwaaaaa, Alin-nya Jihoon kelaperan."

"Eh, eh. Gak gitu sayang, aduh gimana sih." Guanlin jadi panik karena Jihoon mendadak mau nangis karena terlalu polos untuk menangkap maksud Guanlin.

Guanlin tapi malah ambil kesempatan dalam kesempitan. Pria bermarga Lai itu mengecupi bibir Jihoon berkali-kali, bahkan wajah Jihoon juga menjadi sasaran kecupan Guanlin, membuat Jihoon tertawa geli.

"Sayangnya Alin gemesin banget sih! Eumm, punya siapa sih??" Ucap Guanlin gemas sambil menghujani wajah Jihoon dengan kecupan ringan.

"Punya Alin! Lai Jihoon cuma punyanya Lai Guanlin!" Jawab Jihoon di sela-sela tawanya hingga Guanlin menghentikan kegiatannya dan memandangi Jihoon kemudian menarik sang kesayangan ke dalam pelukannya.

"Sayang kamu Ji. Sayanggggg banget!" Ucap Guanlin sambil mengelus kepala belakang jihoon dengan lembut.

"Ehe, sayang Alin juga!"

Yah dan biarkan saja kedua sejoli yang baru saja kembali bersama itu menghabiskan waktu mereka yang sempat terbuang karena kehadiran Somi.

















































"Ji?"
















































"Hm?"



























































"Nanti kalo kamu udah sehat, kita bikin anak yuk!"































































"Eh??"




































































END

LaJi in one [PankWink]Where stories live. Discover now