12

1K 141 1
                                    

Holaaaa!!

Yes! Itu chapter 11.5 vote nya uda nyampe 25!!
AKHIRNYA YA AKHIRNYA DUHHHH🎉🎉🎉
emg ksian ya author macem gue ini 😭😭

Okeh, sesuai promise ku, ini chapter 12 nya yeah~
G tau dah masih ada yg baca ini apa kagak.

Okeh, happy reading~































Guanlin meremas rambutnya gusar, matanya sudah memerah akibat menangis dan juga menahan emosi. Di sampingnya ada Hyungseob dan juga Woojin yang nampak khawatir melihat kondisi Guanlin yang terbilang kacau itu.

"Keluarga Lai Jihoon?"

Guanlin segera bangkit dan menghampiri dokter yang baru saja keluar dari UGD itu.

"Saya suaminya. Bagaimana keadaan Jihoon?"

"Pasien baik-baik saja. Hanya beberapa luka ringan dan juga memar. Tapi mungkin setelah sadar pasien akan mengalami sedikit trauma pasca kejadian. Saya sarankan agar pasien bisa menginap beberapa hari supaya tim dokter bisa memantau kondisi pasien lebih lanjut."

Guanlin membungkukkan badannya dan mengucapkan terima kasih sebelum dokter itu berlalu dari sana.

"Hyung, kami akan urus administrasinya dulu. Hyung temani Jihoon saja di dalam." Ucap Woojin sambil merangkul Hyungseob yang dijawab dengan anggukan dari Guanlin.

Guanlin memasuki ruang UGD dan segera mencari sang istri. Guanlin merasakan dadanya sesak saat melihat sang istri terlelap di kasur paling ujung dengan luka memar di wajahnya. Guanlin duduk di kursi yang ada di samping kasur dan menggenggam tangan Jihoon.

"Maaf."

Guanlin mengecup tangan Jihoon dengan lembut.

"Maaf sayang. Harusnya aku bisa melindungi mu."

Guanlin masih ingat saat tadi Hyungseob menelponnya, mengatakan jika Jihoon ditemukan dalam keadaan pingsan di gang sempit dekat sekolah dalam kondisi terluka. Guanlin sudah bisa menebak siapa pelakunya.

"Brengsek!" Desis Guanlin pelan.

"Kau bermain dengan orang yang salah."

Guanlin mengambil ponselnya dan menghubungi salah satu nomor yang tersimpan di kontaknya.

"Hyung, aku butuh bantuanmu."













































































Guanlin sedang berada di cafe Sweet n Sour, tempat yang sama dengan pertemuannya dengan manusia brengsek itu.

"Bagaimana Guanlin-ah? Apa Jihoon sudah mendapatkan pelajaran?"

Guanlin hanya terdiam sambil menyesap kopinya dengan tenang. Terlampau tenang hingga orang dihadapannya tidak bisa memperkirakan apa rencana Guanlin selanjutnya.

"Kau..." Guanlin akhirnya membuka suara. "Benar-benar ingin aku berpisah dengan Jihoon?"

Orang itu mengangguk antusias. "Tentu saja! Aku ingin kita bersama Guanlin-ah."

Guanlin nampak menghela nafas. "Arraseo, aku akan berpisah dengan Jihoon."

Orang itu tersenyum lebar. Akhirnya impiannya untuk mendapatkan Guanlin tercapai. Ia segera bangkit dari duduknya dan berpindah ke samping Guanlin. Tanpa rasa bersalah orang itu memeluk lengan Guanlin dan menyandarkan kepalanya di pundak Guanlin.

"Tapi berjanjilah satu hal padaku."

"Apa itu?"

"Jauhi Jihoon. Jangan libatkan Jihoon dalam masalah kita."

"Baiklah."

Guanlin bodoh. Aku tetap akan menghancurkan Jihoon-mu itu karena ia sudah menghancurkan kebahagiaanku.

Maafkan aku Jihoon-ah. Aku harus melakukan ini agar ia tidak melukaimu lagi. Maafkan aku sayang.























Sama kayak chapter 11.5 kemarin, next chapter bakal author update kalo vote di chapter 12 nyampe 25 ya.
Jgn pelit2 vote, cuma neken bintang aja, gak susah kok.

Jeojjang~♡

LaJi in one [PankWink]Where stories live. Discover now