Eighteenth

338 40 1
                                    

Mungkin pagi ini tidak bisa di bilang pagi yang cerah karna tiba tiba awan hitam muncul dan mengguyur kota seoul, tidak ada kicau burung di pagi hari yang ada hanya dentingan air hujan yang beradu dengan jendela.

Seseorang tengah menopang dagu dengan memandang keluar jendela , melihat dentingan hujan sebagai melodi alami yang sangat sulit untuk di dengar , aroma yang hujan keluar kan membuat semua nya lebih terasa nyaman terlebih melihat daun yang basah serta menari nari tertiup angin membuat nya lebih nyaman dan tenang, seakan itu lebih menarik dari serial yang ada di televisi.

"Hah tidak ada gunanya aku memikirkan hal yang seharus nya aku lupakan, semangat lah jalan mu masih panjang"

~~~

Seseorang tengah berkutan dengan tumpukan ketas yang membuat nya harus merasakan pening di pagi hari , meski di luar hujan menguyur dengan deras , bagi beberapa orang berdiam diri di tempat tidur dengan selimut tebal adalah pilihan yang tepat , tapi lain hal nya dengan namja berbahu lebar itu , dia tengah berkutat dengan bermacam kertas untuk menentukan sesuatu. Dirasa sudah lelah akhir nya dia pun bangkit memandang jendela dengan latar sebuah taman yang di penuhi bunga milik ibu nya, rintik air hujan yang,mengenai kaca membuat itu semua terasa lebih indah.

Terbesit sebuah pemikiran, apa dia harus berlari di tengah taman, dengan jutaan air yang menghujani tubuh nya agar semua masalah yang ada di kepala nya hilang ?, hal konyol seperti itu bisa membuat sebuah senyum tipis terukir indah di wajah tampan nya.

"Yeoboseyo, hyung apa kabar ?" Ucap seseorang di sebrang sana

"Tentu aku baik, lalu apa kabar mu ? Apa liburan mu menyenang kan ?"

"Tentu saja kabar ku baik hyung , apa kau baik di sana hyung ?"

"Tentu jiminie aku baik di sini , kenapa kau berkata seperti itu ?"

"Tidak hyung, hanya saja aku harap semua nya akan seperti semua dan tentu saja baik baik saja , kalo begitu aku tutup dulu aku akan pergi keluar bersama adik ku , salam untuk keluarga mu hyung."

Panggilan pun di putus secara sepihak , tak menunggu jawaban dari orang di sebrang sana. Pikiran tenang nya mulai terusik terlebih dia terlalu lelah dengan semua keadaan yang menyesak di setiap tarikan nafas nya.

"Aku tak tau apa yang akan terjadi.  Apa aku sanggup berdiri saat seluruh dunia mulai menjauhi ku ? , apa aku masih sanggup bertahan ?, apa kah akan ada yang peduli pada ku barang seorang pun ?"

~~~

Beberapa bulan telah berlalu di sambut dengan musim gugur yang sangat indah , bunga bunga mulai berguguran dengan warna indah yang akan sulit di lupakan , tapi ke adaan seseorang tidak sedang baik baik saja.

Sebuah kesalahan membuat hidup seseorang berubah dalam 180° derajat, keceriaan memang tetap terpatri jelas di wajah nya tapi rasa gelisah melekat setia di ulu hati nya , dan lagi rasa takut dalam menyelimuti setiap langkah nya.

Tak jauh berbeda , di tempat lain keadaan sangat kacau , tak ada yang bisa memulai pembicaraan , suhu ruangan terasa makin dingin dengan keadaan yang cukup mencekam.

Mungkin tak akan ada yang tau kapan sebuah bencana akan datang, tuhan mempunyai rencana untuk itu semua, tapi sayang semua nya sangat sulit untuk di bayangkan , kacau itu lah satu kata yang tepat untuk keadaan yang saat ini terjadi.

"Apa kau bisa jelas kan maksud dari ini semua , kim seokjin-ssi ?" Ucap sang CEO

"Maaf atas kekacauan yang telah saya lakukan bang sihyuk PD-nim. saya tak tau harus menjelas kan apa untuk saat ini."

"Apa kau ingin menghancurkan seluruh kerja keras yang kau dan adik adik mu lakukan ? , lalu aku harus apa jin , ini sudah terlalu kacau"

"saya akan bertanggung jawab untuk ini semua , jika dalam waktu mendatang keadaan tidak kunjung membaik-

Ada sebuah jeda dalam kalimat yang akan di ucap kan nya , karna dia tau satu kalimat tersebut akan membuat semua nya hancur dan menyisakan rasa kecewa,

Saya akan pergi, lebih tepat nya menghilang dari dunia yang sedang saya jalani sekarang, meskipun dunia membenci dan menjauh saya kan lakukan itu semua ,karna saya tak ingin seluruh orang terdekat saya merasakan rasa sakit itu semua , lebih baik satu bintang redup di langit gelap dari pada harus mengorban kan ke enam bintang untuk redup, saya permisi"

Hening , semua yang ada dalam ruangan tak mampu untuk bicara , lebih tepat nya mereka terlalu terkejut dengan apa yang di katakan oleh seorang namja lembut seperti nya. Mereka tersadar dengan dentuman pintu yang tertutup aga kencang , mereka tau bahwa sosok malaikat tersebut sedang mengalami hal yang berat, dan tentu saja para adik adik tersayang nyapun tau apa yang terjadi pada hyung tertua nya , mereka tau bahwa hyung tertua nya sedang tidak baik baik saja.

Angin berhembus dengan kencang , menerpa kulit putih seorang namja yang tengah tertidur dengan langit gelap sebagai atap , meskipun ini musim gugur hujan masih sering datang meski dengan intensitas yang tak terlalu deras, dan seperti yang di bayang kan, hujan turun dengan deras meskipun tidak terlalu besar , tapi tetap saja dia tetap tertidur dengan guyuran hujan tanpa peduli seluruh tubuh nya basah.

"Kau tau , aku sangat suka hujan. Karna dengan ada nya mereka , membuat semua nya terasa sejuk , aroma air bercampur dengan tanah dan aroma pepohonan membuat ku merasa nyaman, dan lagi mereka akan tetap datang meski pun banyak orang yang membenci nya karna beranggapan mereka menyusahkan, mereka akan terjatuh terus menerus tapi akan tetap datang , menyakitkan bukan ? Tapi saat itu mereka berhenti akan ada cahaya yang bersinar mengganti seluruh rasa sakit dan kegelapan yang terjadi dan menggantikan kegelapan tersebut. Lalu apa aku bisa seperti itu ? Apa kah ada cahaya yang akan menggantikan rasa sakit dan kegelapan dalam diri ku ?"

Seolah paham dengan apa yang di katakan , hujan turun dengan deras membuat nya merasakan rasa sakit saat bulir hujan menimpa kulit nya dengan cepat agar dia tau apa arti nya rasa sakit,

"Hyung"

Tak butuh waktu lama dia tersenyum, dia tau bahwa yang memanggil nya adalah sosok adik yang paling tegas , berkulit pucat dengan cara bicara yang seenak nya dan terkesan dingin.

"Ada apa kau kemari yoongi-yya ?" Jawab sang hyung dengan nada yang biasa

"Apa maksud mu dengan berkata seperti itu hyung ? Jawab pertanyaan ku sialan!"
Bentak nya marah dan berjalan cepat menuju arah sang kaka dan menarik nya untuk bangun,

"Apa maksud mu dengan berkata seperti itu ? Apa kau seorang pengecut hah ? Jawab aku sialan!"

Bugggg

Buggg

"Aku tidak tau kalau kau sepengecut itu hyung , kau bisa memberi tau semua orang tentang masalah ini dengan melakukan konfrensi pers, tapi ternyata kau memilih jalan dengan mengorban kan dunia mu yang dengan susah payah di bangun dengan hal yang masih abu abu, aku kecewa padamu hyung."

"Apa salah denga pilihan yang akan aku ambil nanti ? Apa aku akan menyesal dengan pilihan ku sendiri ?, ya aku pengecut , aku memang pengecut. Dan biar kan si pengecut ini menebus seluruh kesalahan nya dengan mengorban kan dunia bahkan kehidupan nya , na dongsaeng."











































Sebelum nya aku mau jelasin dlu , sini aku pake alur maju , jdi maaf klo bikin kalian bingungg karna langsung di kasih konflik di tengah cerita karna aku gamau bikin panjang dan ngebosenin , makan nya aku percepat dan lagi aku mau bikin cerita ini kurang lebih 30 chapter doang , jadi maaf kalo ada kebingungan di tengah tengah cerita. Kalo cerita ini udah ending aku bakal revisi semua nya ko.

Dan maaf aku sekarang bener bener ga bisa update cepet karna aku lagi sibuk sama beberapa urusan dan lagi beberapa hari ini aku sakit jadi ga bisa nulis, karna sakit migren ini sungguh menyiksa , makasih buat kalian yang udah support , I puple you gaissss💜💜

Awake (KSJ) [Hiatus]Where stories live. Discover now