26

345K 10.8K 231
                                    

Clara menghela nafas pelan, dia lelah. Sangat lelah. Kelelahannya semakin bertambah saat melihat ketiga teman labilnya sedang asik guling-gilingan dia atas kasur kamar tamunya. Ngapain sih kerumahnya? Kok risih ya liat temen-temen labilnya lama-lama. Fixs Clara kejam.

Lihat Chaca. Ya ampun, lama-lama rumahnya ini jadi sarang semut kalau bocah polos itu terus guling-gulingan diatas kasur sambil ngemil nastar. Sumpah, itu berceceran kemana-mana loh!

Alona, gadis judes itu tengah senyum-senyum gak jelas sambil lihat handphone berwarna rose gold miliknya. Iya sih wajar. Bahkan dia lebih wajar dari pada bocah polos yang tengah asik guling-gilingan diatas kasurnya. Tapi posisinya itu loh! Ngapain dia nyempil pojokkan gitu?! Abaykan, mungkin dia lagi mencoba membiasakan diri beradaptasi menyerupai debu yang selalu nyelip di pojok-pojok ruangan.

Clara masih bisa bernapas lega setelah melihat ada satu temannya yang waras disekitarnya, siapa lagi kalau bukan Agatha. Gadis manis itu lah yang paling normal dari yang lain. Posisi, ya biasa aja. duduk dengan baik dan benar dia atas sofa. Mimik wajah, serius banget. aah mungkin dia sedang membaca berita politik terkini.

"Kalian ngapain, sih?" Clara akhirnya bercetus sebal pada kedua makhluk aneh dan satu tuan putri kalem dihadapannya.

Ketiganya kompak langsung menoleh ke arah wanita berperut buncit yang tengah menolak pinggang memakai piyama Micky mouse itu.

"Kita kan sahabat yang baik hati, ramah dan tidak sombong loh, cla. Jadi, apa salahnya cobak mengunjungi temannya yang lagi hamil?" Alona bersuara mewakili kedua temannya, yang langsung diangguki hikmat oleh gadis polos yang tengah berguling-guling dia atas kasur kamar tamu Clara.

"Ya tuh, bener. Apa salahnya coba, cla," Chaca ikut-ikutan.

Clara menarik nafas berat, "Gak salah sih. Cuman aneh aja. kan akhir-akhir ini sibuk banget tuh sama kuliah kalian," Clara menyindir, ya. Maklum mahasiswa baru jadi alasannya itu panjang banget kayak khotbah idul Fitri, kalau diajak kumpul bareng. Clara akui sebenarnya dia juga ingin seperti ketiga temannya, dia sedikit merasa heem--iri dengan temannya  ini. Siapa coba  yang tidak ingin meneruskan kuliah hingga jadi sarjana? Tapi apa boleh buat saat suami tampannya itu tidak memberikan izin. Sebenarnya bisa saja sih Clara melanjutkan pendidikan nya. Tapi, suami posesif -nya itu terlalu takut terjadi akan terjadi hal yang tidak diharapkan.

Melihat sindiran sendu dari suara Clara membuat mata Agatha menyipit, memang diantara ketiga temannya dia lah yang paling peka dengan perasaan temannya. Dia tau kalau Clara tidak bisa melanjutkan study-nya karena kondisinya yang sedang hamil.

"Eh, sorry banget ya Cla. Maaf kalau kita akhir-akhir ini jarang ada waktu buat lo. Kita minta maaf banget," Agatha berujar sedih.

"Hmm iya cla, maafin kita ya. Kita jahat banget ya udah ngelupain lo akhir-akhir ini," sesal Chaca.

"Sorry Cla," Alona menundukkan kepalanya, entah kenapa dia merasa jahat melupakan sahabatnya sendiri.

"Eh, kok malah Melo gini sih? Gak papa kali Sans aja. Gue gak nyalahin kalian kok, kan bener kalian memang sibuk," Clara berusaha mencairkan suasana, dia beranjak lalu memeluk tubuhku Agatha. Dan langsung disambut pelukan dengan yang lain.

"Aaaa, gue kangen banget momen beginian," Chaca mengeratkan pelukannya.

"Gilak! Jangan kenceng-kenceng elah. Gue sesak nafas, woy," Alona berteriak nyaring. Ini namanya bukan peluk kangen namanya, tapi jadi peluk mati.

"Hehe, sorry-sorry. Abis gue kangen banget sama kalian," ucap Chaca sambil cengengesan saat adegan peluk kangen mereka selesai, di disambut kekehan kecil dari Agatha dan decakan sebal oleh Alona.

My Sweet Husband Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin