Bulan Sibuk

11 4 1
                                    

Bulan ini merupakan bulan tersibuk untuk divisi Rara, bahkan sudah dua minggu ini ia lebih sering menghabiskan jam istirahatnya untuk tetap melanjutkan pekerjaannya dan memilih makan siang diruangan.

Sudah pasti ini menjadi tanggungjawabnya untuk membuat laporan hasil analisa keuangan dari setiap divisi untuk perencanaan perusahaan kedepannya sebelum mengeluarkan budget setiap departemen, setelah menerima laporan dari Mas Yoga dan Tania sebagai timnya, maka tugas selanjutnya adalah mengecek ulang laporan tersebut sebelum dilaporkan ke atasannya yaitu Yudha Wijaya.

Seperti hari ini, ia harus merelakan untuk tidak hadir dalam undangan silaturahmi disebuah yayasan anak yatim yang dulu merupakan tempatnya bekerja, sebenarnya ia sangat ingin pergi dan bertemu dengan wajah-wajah lugu yang selalu nampak bahagia begitu juga dengan ketua yayasan dan para pengasuh disana, mereka sangat ramah dan baik, itu alasannya kenapa Rara masih sering berkunjung ditempat itu meskipun sudah tidak bekerja disana. Apa boleh buat sampai jam delapan malam Rara masih fokus ke komputernya.

Yudha keluar ruangannya dengan tas dipundaknya dan nampak terkejut masih menemukan Rara yang tetap fokus ke komputernya.

"Ra, udah malem lho kok masih disini?" Tanya Yudha

Rara hanya menatap Yudha sebentar dan akhirnya kembali ke layar komputernya,"Ehhmmm." Responnya.

Kali ini Yudha menarik bangku dan duduk dihadapan Rara,"Kamu kenapa maksain diri gitu sih, kan masih ada waktu besok."

"Udah dateline." Jawabnya singkat.

"Nanti kamu sakit kalo diforsir gitu tenaganya, mendingan besok dateng pagi-pagi daripada pulang malem gini."

Rara masih fokus dan tak menghiraukan omongan Yudha.

"Yaudah aku temenin kamu disini kalo gitu." Yudha menyandarkan dirinya ke bangku dan terus memandangi Rara yang masih fokus dengan layar komputernya itu.

Merasa dipandangi dalam waktu yang lama, akhirnya Rara mulai membuka mulutnya untuk mengucapkan kalimat sekali tarikan nafas seperti orang mengucap ijab qobul,"Gak usah nungguin disitu Pak, besok juga laporannya sudah siap dimeja bapak mendingan bapak pulang aja, kasihan istrinya nungguin tu dirumah."

Hal terkonyol yang tiba-tiba saja Rara ucapkan tersebut menimbulkan senyum lebar di bibir Yudha, "Istri saya lagi sibuk didepan komputer kok, tenang aja dia gak akan marah sekalipun saya menghabiskan waktu saya disini." Kata Yudha masih dengan senyum lebarnya.

"Ohhh..,"Sahut Rara singkat sambil menganggukkan kepalanya.

"Kalo kamu sendiri kenapa masih sibuk didepan komputer? Suami kamu gak ngomel istrinya masih asyik sibuk kerja padahal udah malam gini."

Pertanyaan yang sukses membuat pandangan Rara beralih dari komputernya dan menatap Yudha, "Bapak ngejek saya ya." Katanya sinis.

Yudha tersenyum, senyuman itu yang dulu sering Rara lihat setiap kali mereka sedang belajar bersama, sudah tiga tahun ini tidak pernah ia lihat lagi dan malam ini sukses membuat Rara menatap senyuman itu dalam waktu yang lama tanpa ia sadari.

Yudha menyadari tatapan Rara, tatapan hangat yang telah lama menghilang darinya, pandangan mereka saling beradu dengan ribuan perasaan yang melukiskan itu. Rara segera mengalihkan pandangannya kembali kekomputer setelah ia menyadari senyuman Yudha kembali menghilang.

Sangat dirasakan olehnya, kini jantungnya mulai berdetak tak karuan, segera Rara mengambil gelas berisi air mineral dihadapannya dan meneguknya hampir habis untuk menetralkan apa yang saat ini ia rasakan.

PUZZLEUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum