Kilas Balik (Tak selamanya karang itu tegar)

3 4 0
                                    

Sore ini Rara dan Amel berjalan menelusuri lembutnya pasir pantai, sesekali mereka terhenti saat ombak kecil menerjang kakinya dan membasahi jari jemarinya. Seperti sekarang inilah mereka menghabiskan harinya setelah kejadian hari itu.

Hembusan angin seolah memberinya ketenangan dan kedamaian, ia merasa lelah telah jalan sepanjang pantai, lelah dengan hatinya yang mulai tak karuan, lelah dengan kenyataan yang ia hadapi sekarang.

Mereka memilih untuk duduk disalah satu bangku dibibir pantai dan menikmati segelas es kelapa kesukaannya, menatap lurus ombak yang terombang ambing di laut. Seperti perasaannya sekarang yang seolah digulung ombak disaat arus mulai tenang.

Pandangan Rara lurus kedepan, membiarkan rambut lurusnya bergerak bebas tertiup angin dan sesekali ia benahi karena menutup matanya.

"Ra, lo yakin Yudha ngelakuin itu?" Tanya Amel memecah keheningan.

Rara mengangkat bahunya,"Gue gak tau Mel, cuma itu yang diucapkan Renata."

"Mau gue coba tanya ke Yudha?" Usul Amel,"Atau gue minta Rico buat nanyain ke Rico tentang ucapan Renata?."

Rara menghadapkan pandangannya ke Amel dan menggelengkan kepala,"Gue udah gak mau tau Mel, apapun itu, benar atau gaknya, gue gak peduli sama sekali, toh sekarang kita udah sama-sama lulus, punya kehidupan masing-masing." Suaranya begitu lemah.

"Kenapa gak dicoba sekali lagi, sekarang lo baru mau memulainya Ra, masa udah lo akhiri sih."

Rara tersenyum, "Lebih baik mengakhiri dari sekarang sebelum terlalu jauh melangkah."

Amel nampak frustasi dan mengusap kasar wajahnya,"Gue bakal cari tau Ra, gue yakin Yudha gak seperti itu, gue mau lo juga berjuang Ra buat perasaan lo sendiri, berjuang buat kebahagian lo sendiri."

Kali ini tatapan Rara kosong,"Gue udah cukup lama berjuang Mel, bahkan semua yang gue perjuangkan udah gue dapat jadi gue merasa gak ada lagi yang harus gue perjuangkan sekarang."

Amel menatap Rara dengan penuh kesedihan dan kekecewaan. Ia sangat memahami luka hati sahabatnya, Rara bagikan karang yang nampak tegar saat tersapu ombak, namun terlalu rapuh untuk tetap menahan kerasnya hantaman ombak yang tak pernah surut.

Kenangan masa lalunya, teramat sangat membekas dan terpatri dalam dirinya. Terkadang sebagai sahabat Amel sangat khawatir dengan kondisi pada sahabatnya itu. Dan ia sendiri tak mengerti harus berbuat apa untuk membantu Rara keluar dari bayang masa lalunya.

Rara terlalu menghukum dirinya sendiri dengan masa lalunya, kebahagian yang belum pernah ia raih saat itu, kebahagian yang saat itu akan ia mulai pada kenyataannya harus ia relakan pergi, pergi untuk selamanya meninggalkan jejak yang membekas teramat dalam.

Ia bahkan sangat rela mengubur semua mimpi-mimpi masa depannya untuk membayar semua janji yang terucap namun belum sempat terlaksana. Dan sekarang Rara dengan tegas meyakinkan dirinya bahwa kebahagian sudah ia gapai.

♥♥♥

PUZZLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang