4. Racun

1.3K 199 1
                                    

Hyera koma. Atau tepatnya dia sedang mengulur waktu untuk pergi ke alam baka. Agak mengenaskan, karena rupanya gadis itu sudah diincar sejak lama. Jungkook menemukan sesuatu saat mencari informasi kemarin malam. Melihat rekaman cctv di sekitar lingkungan tempat tinggal Hyera memberikan petunjuk yang jelas bahwa ia dibunuh seseorang. Ada seorang laki-laki serba hitam yang selalu mengikuti Hyera tiap pulang. Aku agak curiga karena dia terlihat seperti amatir. Seseorang yang berniat membunuh seharusnya tahu titik buta cctv di lingkungan tempat tinggal korban atau minimal dia merusak ccctv yang ada sebelum bertindak ceroboh.

"Kau yakin ini rumahnya?" Aku bertanya pada Jungkook yang sibuk dengan tablet berisi banyak huruf yang tak kumengerti. Anak itu sedang sibuk mengerjakan proyek komputer untuk kompetisi MIT bulan depan. Ya, jangan kaget. Si manja dan tukang merajuk ini ternyata punya impian besar. Ia ingin masuk ke universitas teknologi terbaik di dunia.

"Entahlah, titik koordinat pelaku merujuk kesini."

"Yoonmin? Kau yakin anak itu pelakunya?"

Kudengar Jungkook berdecak kesal, rupanya algoritma yang ia buat barusan kacau saat ujicoba. Kini ia menatapku ganas, seolah ingin membunuhku lewat tatapan matanya yang bulat menggemaskan itu. Apa aku pernah bilang bahwa kemarahan Jungkook itu lucu?

"Kau tahu bahwa ini semua tidak ada gunanya Jennie. Ah, tapi sejak kapan kau peduli dengan gadis itu?" Jungkook menatapku aneh, dia tampak kesal namun terselip raut mengejek yang hampir tak kusadari.

"Sudah kubilang ini pembunuhan." Aku memberikan penekanan dalam setiap kata yang keluar dari biraiku. Aku bukan peduli, jelas-jelas pembunuh itu telah merebut kesempatanku untuk membalas Hyera.  Aku hanya ingin menghukum oknum yang berani merebut mangsaku. Tentu aku tidak ingin balas dendam pada orang yang hanya bisa terbaring lemah di bangsal rumah sakit. Itu hanya upaya sia-sia, tidak ada kesenangan yang berarti.

"Lalu?"

"Aku akan membunuhnya."

Mata Jungkook membola, tampak kaget, "KAU GILA?!"

Aku tertawa, kali ini merasa lucu karena Jungkook berubah polos. Memang aku mau masuk penjara remaja, huh? Itu keputusan bodoh yang hanya merugikan seluruh hidupku. Aku tidak mau tanganku kotor. Masih ada orang lain yang bersedia melakukannya demi uang.

"Hahaha, tentu saja tidak. Aku hanya waspada."

Dalam beberapa detik, Jungkook tampak aneh. Dia sibuk melihat layar laptopnya dengan raut serius. Beberapa detik kemudian muncul layar cctv dengan Kang Yoonmin yang sedang bermain bersama anak anjingnya disana. Rupanya, Jungkook meretas sistem keamanan rumah si tuan muda.

"Hahaha, kukira dia hanya anak nakal yang hanya bisa memukuli teman-temannya, ternyata dia punya sisi seperti ini."

Anak anjing jenis maltese putih itu tampak bahagia dengan gerakan ekor yang lucu. Aku sependapat dengan Jungkook, meski menyebalkan dia bisa jadi lembut dengan anjingnya. Sekedar info, Kang Yoonmin adalah anak pemilik yayasan sekolah kami. Perusahaan keluarganya berperan besar dalam perekonomian negara ini, tentu mereka masih dibawah perusahaan milik keluargaku.

"Ah, Yoonmin tidak pernah memakai pakaian serba tertutup karena dia punya alergi. Kurasa, ada orang lain yang membantunya." Aku berpendapat setelah ingat ucapan kepala pelayan keluarganya. Meski orang tua kami rival dalam hal bisnis, terkadang ada beberapa kesempatan yang terus menarik kami untuk bekerja sama. Terutama dalam politik. Tentu papa tidak bisa bekerja sendiri karena terlalu banyak hal sensitif yang perlu diurus. Ah, aku malas membahasnya lebih lanjut, itu terlalu memusingkan.

"Kau yakin? Kita belum tahu apa benar dia menguntit Hyera."

"Aku tahu, makanya aku berniat mendekati Kang Yoonmin. Keluarga kami cukup dekat asal kau tahu." Ucapku, tertawa remeh.

"Hahaha, mengejutkan. Musuh berkedok teman memang yang paling menyeramkan." Ujarnya, tertawa lepas.

"Untuk itu, kau— berpikirlah seribu kali sebelum berniat menghianatiku."

Jungkook hanya mengangguk lantas kembali melihat layar laptopnya. Sementara aku bersiap untuk masuk dan bertamu ke rumah Yoonmin. Kami memang tidak akur, tapi dalam beberapa kesempatan kerja tim kami cukup bagus. Terutama dalam hal protes dan berbuat onar di sekolah.

****

"Bagaimana?"

Aku menggeleng, "Yoonmin terlalu peka. Dia tahu bahwa kita sedang menyelidiki kasus Hyera."

"Lalu?"

"Dia hanya tertawa saat aku menyudutkannya tadi. Kau tahu sendiri bahwa Kang Yoonmin sulit ditebak. Dan, ada


.... lagi revisi, maaf ya


[✔] Choose You | Revenge and the pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang