10. Lika Liku

1.8K 64 13
                                    

Hawa dingin mulai menusuk kalbu
Cahaya bulan enggan untuk menampakkan sinarnya
Wahai penyempurna ibadahku
Dimanakah engkau berada..

°•°•°•°•°•°

*Ctarrr*

Benda yang sedari tadi diputar ditangannya kini putus.
Tasbih tasbih berhamburan kesana kemari tak tentu arah
Lantunan tahmid pun terhenti

"Astaghfirullah hal'adzim, baru juga beli kok udah putus aja. Pertanda apa ini ya Allah." Ucap Aisyah dengan lirih

"Umi, pinjam tasbihnya ya, punyaku putus nih"

"Iya ambil aja di meja Umi. Besok temenin Umi di Rumah Sakit ya, jenguk anaknya teman Umi sedang dirawat disana"

"Siap dong" Saut Aisyah dengan mantap

°•°•°•°•°•°

Sementara itu di sebuah ruangan yang mencekam dan penuh kebimbangan

"Suster Karin, pasangkan pendeteksi jantungnya"

"Iya, Dok"

"Suster Lina bersihkan darah yang masih menempel di kulit"

"Iya, Dok"

"Dok, detak jantung pasien sangat lemah"

"Alat bantu pernapasan tidak bekerja dengan baik, Dok"

"Yasudah saya akan memacunya dengan defibrillator."

"Satu, dua, tiga"

"Satu, dua, tiga"

"Suster Karin, cek alat monitor"

"Detak jantung sudah kembali namun belum sepenuhnya"

"Satu, dua, tiga"

"Tik...tik tik...tik"

"Alhamdulillah"

"Suster Lina pacu terus pernapasannya"

"Keadaan mulai membaik, Dok"

"Oke, saya mau menangani yang lain. Saya serahkan padamu."

Kemudian dokter keluar dari singgasananya.

"Anak saya bagaimana, Dok? Dia selamat kan?" Dengan nada sayu diiringi sesenggukan

"Anak ibu baik-baik saja, tadi kami hampir kehilangan namun mu'jizat datang kepadanya. Jangan jenguk ia sekarang keadaannya masih lemah. Kemungkinan besok baru bisa. Pak, Bu, mari."

Tawa haru pun pecah
Kalimat tahmid tak henti-hentinya terlontar dari mulutnya
Jiwa yang tadinya rapuh kini mulai menguat

Ia hanya dapat melihatnya dari balik jendela. Bersama sang suami, ia bersender di bahunya.

Tak lama kemudian mereka menuju adminstrasi, melakukan pembayaran. Setelahnya mereka bergegas kembali pulang untuk menenangkan diri.

°•°•°•°•°•°

Sebelum itu orangtua Aby mendapat telepon dari tetangganya. Saat Aby mengalami kecelakaan, kebetulan salah satu dari sekian banyak penolong ada tetangga Aby.

Dengan tangis dan hati serasa teriris
Ibunya Aby tersungkur ke bawah lantai.

Begitu mendengar kabar tersebut, ia memanggil suaminya dan segera menuju rumah sakit.

°•°•°•°•°•°

Ternyata ada yang melihat dari kejauhan. Dengan kesedihan yang tak kalah hebat dan wajah yang menahan rasa sakit. Perlahan wanita itu menghampiri ruang ICU.

KAU BUKAN SEKEDAR JAWABANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang