"Apa ada yang sedang kau pikirkan?"

Lelaki yang lebih tua satu tahun dari istrinya itu kembali bertanya setelah melihat Jaehyun menundukkan wajah dan menenggak air minumnya hingga kandas, yang ditanya hanya menggeleng dan merebahkan tubuhnya di lantai lapangan yang dingin.

"Aku tidak mengenalmu sehari dua hari Jaehyun, aku tau kau sedang memikirkan sesuatu"

Jaehyun menutup matanya dengan lengan, kemudian mengela nafasnya dengan kasar

"Hyung.."

"Ya?"

"Apa menurutmu aku terlalu egois?"

"Tentang?"

"Pada diriku sendiri dan Taeyong"

Sehun melirik Jaehyun lewat ekor matanya, lelaki itu sedang menatap kosong langit-langit lapangan indoor itu dengan mata yang agak berkaca-kaca.

"Apa ini soal Taeyong?"

Jaehyun menganggukkan kepalanya lemah, Sehun tersenyum simpul

"Ikuti kata hatimu Jaehyun. Mungkin aku tak memahami isi hatimu yang sebenarnya, tapi kurasa sudah saatnya kau untuk lepas dari traumamu tentang hari itu. Ingatlah kau tak sendiri, Taeyong sudah berjuang keras untuk bisa bersamamu lagi. Ia pun tau kau masih punya keinginan untuk menambah momongan, tapi kau meragukannya kan?"

Jaehyun sedikit tersentak dengan perkataan Sehun, benarkah? benarkah selama ini Jaehyun meragukan Taeyong?

"Kau meragukannya karena keegoisanmu, kau berfikir Taeyong takkan sanggup bertahan lagi jika ia kembali mengandung. Kau tau Jaehyun adikku pun sangat memikirkan kebahagiaanmu sebagaimana kau ingin membahagiakannya. Dia sudah bolak balik mengikuti terapi tanpa sepengetahuanmu agar rahimnya sembuh total, untuk siapa? untukmu! Agar ia bisa kembali mewujudkan mimpimu agar Mark tak merasakan kesepian seperti yang kau rasakan"

Sehun menatap Jaehyun, tetapi kemudian lelaki berlesung pipi itu memalingkan wajah untuk menyembunyikan air matanya yang mengalir mendengar pernyataan kakak iparnya. Walau disembuyikan pun Sehun masih dapat melihat jejak basah itu di pipinya.

"Cobalah berdamai dengan keadaan, selagi Tuhan masih memberimu kepercayaan. Taeyong adalah laki-laki spesial dari jutaan laki-laki didunia. Tidakkah kau merasa beruntung memilikinya?"

"Selagi Taeyong masih muda, tak apa. Aku percaya keadaan akan lebih baik secara perlahan-lahan. Jangan memikirkan pikiran sia-sia itu lagi, jangan egois pada dirimu sendiri, jangan pula keegoisanmu mengekang keinginan istrimu padahal itu adalah hal yang sama sama kalian inginkan. Siapa yang akan meminjamkan bahu ketika kau lelah? Istrimu! untuk itu berdamailah dengan dirimu sendiri dan bicarakan pada Taeyong.."

Sehun bangkit dari duduknya, meraih bola basket itu kemudian melemparkannya pada Jaehyun yang masih terlentang dilapangan, dengan sigap Jaehyun menangkapnya

"Pulanglah sudah malam. Taeyong bilang ia sudah sampai  dirumah, Mark pun menginap di rumah Nenek mungkin ini waktu yang tepat bagi kalian untuk bicara"

Sehun meraih tangan Jaehyun kemudian membantunya berdiri, memeluk tubuh jangkung adik iparnya itu dan menepuk nepuk punggungnya

"Kami selalu berharap yang terbaik bagi kalian"

🍒🍒🍒

Bel pintu rumah berbunyi dua kali, Taeyong dengan langkah tergesa menuju pintu meninggalkan setoples kripik kentang dan drama yang sedang ditontonnya di ruang TV, pintu terbuka menampilkan wajah Jaehyun yang tersenyum kepadanya, istri mungil itu balas tersenyum dan segera memeluk tubuh Jaehyun yang basah.

Summer, Mom and Watermelon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang