BAB 3 : DITOLAK?

2.9K 195 15
                                    

"Belum saja selangkah lebih dekat. Tapi kehadiran diriku sudah ditolak lebih dulu oleh dirimu."

My playlist now : Jaz - Dari Mata

Dan
Kutak pernah merasa begini

🌜🌜🌜🌜🌜

Reksa mendudukkan tubuhnya di kursi yang berada di tengah-tengah ruangan. Ospek yang ia jalani kurang lebih seminggu, berjalan dengan lancar.

Walau dengan rasa lelah, letih, dan lesu. Semuanya terbayar tuntas dengan hasilnya. Yaitu, Reksa telah resmi menjadi salah satu mahasiswa di kampus ini.

Rigel dan Oberon berjalan beriringan bagai kembaran. Dua temannya itu, tidak bisa berpisah satu sama lain. Di mana ada Rigel pasti ada Oberon di sana. Namun, jika ada Oberon belum tentu ada Rigel, karena kata Rigel, 'Udah bosen bareng sama Iron' walau nyatanya Reksa tahu bahwa itu hanya candaan semata.

"Weits, udah datang aja, Rek." Oberon berucap setelah duduk di samping kiri Reksa.

"Iyalah, Reksa 'kan rajin. Gak kayak lo!" jawab Rigel dengan santai.

Oberon menatap tak suka pada Rigel. "Gue gak nanya sama lo ya, triplek!"

"Triplek, triplek. Ngajak gelut ya lo, bakpao!" balas Rigel yang balas menatap Oberon.

"Udah, udah. Ribut mulu kalian. Sudah jam delapan nih. Dosen pasti bentar lagi masuk." setelah mengucapkan itu, Oberon sibuk memainkan ponselnya. Dan Reksa memilih mengobrol dengan Rigel yang berada di samping kanannya.

Hingga kelas terisi penuh oleh mahasiswa jurusan teknik sipil yang akan menerima mata kuliah di hari ini.

🌜🌜🌜🌜🌜

Dosen laki-laki mengucapkan salam, dan berlalu setelah kelas pertama pagi ini berakhir.

Sebagian mahasiswa mulai mengeluarkan dirinya dari kelas. Mungkin karena ingin memanjakan perutnya.

Reksa membereskan buku catatan yang belum ia masukkan ke dalam tas.

"Gel, Ron. Mau ikut ke perpustakaan gak?" tanya Reksa tanpa menatap lawan bicaranya. Tangannya masih sibuk memasukkan peralatan tulis, memastikan tidak ada barang yang tertinggal.

Oberon yang sedang memakai tas punggungnya menjawab, "Kayaknya gue enggak. Gue mau makan bakso aja di kantin."

"Gue juga gak, Rek. Gue mau ada urusan sama Kak Alex di kantin."

Reksa mengangguk paham. Ia tahu, jika Rigel berurusan dengan Kak Alex. Berarti dua temannya akan ada jadwal manggung minggu ini.

Memang ia baru seminggu berteman dengan mereka. Tapi Rigel dan Oberon selalu terbuka dengan Reksa. Dua temannya itu sudah menganggap Reksa lebih dari sekedar teman. Karena mereka bertiga memiliki kesamaan yaitu sama-sama tidak jaim dan hobi memainkan alat musik.

Reksa menepuk bahu Rigel dan Oberon, berpamitan untuk pergi ke perpustakaan.

Reksa melangkahkan kakinya dengan melihat sekeliling. Ia memang baru di sini, tapi untuk menemukan letak perpustakaan tak sulit seperti menemukan jodohnya yang masih disimpan oleh Yang Maha Kuasa.

Setelah belok kiri dan jalan lurus. Reksa sampai di perpustakaan yang ingin ia tuju.

Siang itu, perpustakaan sedang ramai oleh senior yang sibuk dengan setumpuk buku tebal dihadapan masing-masing.

Aroma buku di perpustakaan adalah hal yang menyenangkan bagi Reksa. Ia memiliki hobi membaca, yang juga merupakan hobi yang sama seperti hobi Sang Mama.

When I Meet You (Completed) #ODOCTheWWGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang