PART XIX: Wherever. Whenever.

261 15 4
                                    

Mala menatap Bisma takjub, matanya berkaca-kaca. Mala memejamkan matanya kemudian menghampiri Bisma. Memeluk kekasihnya erat.

Bisma membalas pelukan Mala kemudian mengecup kening Mala lembut. Lelaki itu lalu sedikit menundukkan kepalanya untuk mengecup Bibir Mala. Hanya kecupan singkat, karena setelahnya Mala langsung menunduk karena malu.

"Makasih ya Mas. Kamu the best banget" ucap Mala disela pelukannya.

"Iya sama-sama, everything for you" jawab Bisma sembari mempererat pelukannya.

"Tapi btw, kenapa semuanya pink?" tanya Mala setelah melirik hadiahnya.

"Karena kamu suka" jawab Bisma.

"Kenapa kamu sampe rela pesen barang yang bahkan nggak ada yang jual?" tanya Mala lagi.

"Karena aku kepengen yang spesial"

"Termasuk beliin aku beberapa pasang bra sama celana dalam juga?" tanya Mala iseng, gadis itu memang sudah membuka seluruh hadiah yang diberikan Bisma.

"Jadi mereka beneran beliin barang ituu??" pekik Bisma sembari melepas pelukanya.

"Enggak kok aku cuman bercanda" jawab Mala, karena gadis itu memang tak menemukan barang yang ia maksudkan tadi. Ia hanya berniat menggoda Bisma karena tau hadiah yang terlalu banyak itu tidak mungkin hanya Bisma yang turun tangan sendiri.

"Nggak lucu sayang" dumel Bisma, membuat Mala semakin tertawa.

**

Hari pernikahan semakin dekat, seminggu lagi. Mala dan Bisma nampak sibuk kesana kemari untuk mengurus persiapan pernikahan mereka. Memang tidak mewah karena hanya mengundang beberapa kerabat dan teman dekat. Bisma mengandeng tangan Mala menuju tempat wedding organizer yang mereka gunakan, untuk melihat persiapan terakhir yaitu makanan.

Mala berkali-kali mencoba menu yang bermacam-macam, diikuti Bisma juga. Sesekali lelaki itu mengernyit karena rasa yang aneh atau karena belum pernah memakannya.

"Aduh mas sama mbaknya berdua so sweet deh. Baru kalian loh pasangan yang sama-sama nyobain makanannya"

Mala tersenyum kemudian melepas tangannyan dari Bisma, "Kan lumayan mbak, cobain gratis"

"Biasanya ya mbak, kalo yang dateng nggak ceweknya, ya pihak cewek entah mama atau sodara, atau 100% dilimpahin ke kita"

"Oh nggak pernah ada asupan cowok ganteng ya mbak? Makanya dari tadi mereka-mereka kelilipan semua" canda Bisma, menunjuk dengan dagunya ke sembarang arah sembari tersenyum.

"Ah mas tau ajaa" jawab mbak-mbak yang menangani pernikahanku dan Bisma.

"Jadi ini makanannya sediain dua nasi ya mbak. Nasi putih sama nasi goreng. Trus lauknya aku minta capcay, fuyunghay, nugget ayam, koloke, bakmie sama rolade". Mala melirik Bisma, "Kamu ada usul yang?"

"Egh cireng sama cilok dong" jawab Bisma kemudian cengengesan.

"Kalo itu aku bisa buat sendiri" jawab Mala, sedangkan Bisma tertawa.

"Kalian ini lucu ya" celetuk mbaknya yang menangani kita berdua.

"Dia tuh aneh mbak, nggak ada lucu-lucunya" jawab Mala kemudian tertawa, sedangkan Bisma cemberut.

Mbaknya mengabaikan dan bertanya masalah minuman.

"Es krim sih mbak yang utama. Yang rasanya tradisional gitu. Kan tadi makanan udah berbau china semua, jadi kalo bisa es nya rasa tradisional, kayak rasa kelapa atau  ketan hitam. Kalo air putih, sediain kemasan aja mbak, biar nggak ribet. Trus es buah sama salad jangan lupa."

"Ada lagi mbak?"

"Udah cukup itu aja. Undangannya kan nggak banyak"jawab Mala. Kemudian Bisma dan Mala bersalaman bergantian dengan mbaknya dan berpamitan pulang.

**

"Uh lega deh kalo udah kayak gini mah"

"Trus sekarang ngapain?" tanya Bisma sembari menyetir mobil.

"Pulang lah, capek banget nih. Lagian kata mama, ini hari terakhir kita ketemu sebelum hari pernikahan loh ya. Kita harus dipingit"

"Harus banget nih dipingitnya?" tanya Bisma.

"Harus dong, udah ah nurut aja apa kata orang tua. Ntar juga kita ketemu lagi kan"

"Iyadeh iya nurut"

Mala tersenyum kemudian mencubit pipi kiri Bisma.

"Apasih duh, sakit yang" dumel Bisma.

"Abis kamu lucu, aku jadi makin sayang kan"

"Kamu nggak tanya balik aku?"

"Tanya balik apa?"

"Tanya balik sayang atau enggak ke kamu"

"Aku mah udah tau jawabannya" jawab Mala sembari menjulurkan lidahnya.

"Wah ternyata otak dan hatiku transparan" jawab Bisma dengan tawa yang di buat-buat

"Kok bisa?"

"Kamu belum dikasih tau aja udah tau duluan"

**

Miranda menatap lawan bicaranya malas. Karena tak tau harus apa, sesekali gadis itu memainkan kukunya dan menggigitinya perlahan. Sampai menginjak menit kelima, lawan bicaranya masih enggan membuka suara, membuat Miranda memutar bola matanya malas.

"Kalo cuman mau kayak gini, mending gue pulang deh" dengus Miranda akhirnya.

"Tunggu. Gue mau ngomong sesuatu"

"Ya cepet, ada apaan sih? Soal Mala dan Bisma? Kalo iya, gue udah nggak mau ikut campur. Terserah" jawab Miranda kemudian meraih hapenya, memainkannya. Sekedar membuka menu kemudian menutupnya, begitu seterusnya.

"Bukan, ini tentang kita"

"Hah??"

**

Bisma dan Mala memutuskan untuk makan di cafe yang biasa mereka datangi. Setelah memesan menu, Bisma menatap Mala kemudian meraih tangan kanan Mala.

"Apasih, Mas?" tanya Mala sembari menarik tangannya.

"Kita besok udah dipingit loh. Kamu nggak sedih?"

"Yaelah, pingitnya baru besok. Lagian seminggu setelahnya kan juga ketemu. Nggak usah alay deh"

"Tuhkan dibilang alay. Kamu sayang aku nggak sih?" Bisma cemberut kemudian melepas tangan Mala yang digenggamnya.

"Ya sayang, tapi nggak segini nya elah. Malu sama umur tuh, kayak ABG aja"

"Ya aku kan emang masih ABG, baru juga lulus SMA"

"Eh iya lupa, pantes alay" jawab Mala kemudian tertawa karena mendapati Bisma melotot. "Udah deh, nggak usah segitunya juga. Toh kita minggu depan juga ketemu," ucapan Mala terhenti karena pelayan menyajikan pesanannya.

"Makasih mbak" ucap Mala sebelum pelayan itu pergi.

Bisma dan Mala menyantap makanannya dalam diam, kemudian Mala menoleh dan tanpa sengaja melihat Reza dan Miranda di meja yang lumayan jauh dengan posisi mereka.

"Eh Mas, itu bukannya kak Reza sama mbak Mira ya?" tunjuk Mala sembari berbisik.

"Kayaknya sih iya, udah biarin. Pedekate kali" celetuk Bisma.

"Mas Reza? Sama mbak Mir? Lah" Mala menggelengkan kepalanya kemudian melanjutkan makan

-TBC-

Monday, 2018, 08 October

Sepertinya tinggal 1/2 part lagi menuju end, yeay 🙌

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 10, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

REDEEM (SMASHindonesia)Where stories live. Discover now