BAB VII: Hari Pertama Sekolah

415 19 1
                                    

Mala melangkahkan kakinya riang menuju lantai bawah, ia menenteng tasnya dan membiarkan tas itu sesekali menyentuh lantai. Dimeja makan nampak ada Lili, Mama dan Papa Mala, Tasya dan Rangga. Mala menyapa semua orang yang ada disana sembari menarik kursi untuk disinya sendiri duduk. Setelahnya tanganku mencomot roti bakar buatan Mama yang diatasnya ditaburi banyak keju.

"Kemaren lo berdua pulang jam berapa? Gue kira hari ini lo berdua bakal bolos" tanya Mala pada Rangga dan Tasya ditengah kunyahannya.

"Sekitar jam delapan-an dari rumah Mama. Gue ketiduran disana. Mama nggak tega bangunin, jadinya gue sama Tasya pulangnya kemaleman deh" jawab Rangga.

"Tante sampai kaget, jam 12 malem ada yang gedor-gedor pintu. Kirain maling" Mama Mala menyambar.

"Maling nggak akan ketok pintu dulu kalo mau nyuri mah" jawab Mala sembari melanjutkan memakan roti.

"Oh iya, gimana kabar Mama Papa kalian? Baik-baik kan?" tanya Papa Mala, hanya Papa memang yang agak waras disini.

Tasya mengangguk, "Baik kok Om, malahan katanya bulan depan mau pindah ke Malang. Katanya biar deket sama kita gitu" jawab Tasya. Sekarang Papa Mala yang mengangguk.

"Di komplek sebelah kan ada rumah yang di jual tuh, Tante Bella sama Om Dewa suruh liat-liat aja tuh rumah. Siapa tau cocok ya kan?" usul Lili. Mala segera mengangguk mantap mengiyakan ucapan kakaknya.

"Iya Rang, Sya. Coba deh bilang ke Om Dewa" ujar Mala lalu memasukkan potongan terakhir roti bakar kemulutnya.

"Iya deh ntar gue coba bilang. Gue nggak enak sama keluarga lo, numpang mulu mulai dari SMP dulu" ujar Rangga.

Mama melotot tak terima, "Tante kan juga Mama kalian Rang, Sya. Tante kan kembaran Mama kalian" ujar Mama Mala.

"Betul tuh" jawab Mala dan Lili serempak. Mereka berdua saling pandang kemudian tertawa.

"Tante memang Mama terbaik setelah Mama kita" jawab Tasya lalu tersenyum.

Tepat saat Mala akan menyahuti, seseorang tampak berjalan menuju meja makan. Ia menutup kembali mulutnya yang sempat terbuka.

"Eh, udah dateng? Yaudah langsung berangkat ayo" ajak Lili setelah tau Dicky menjemput.

"Loh, nggak disuruh sarapan dulu Dickynya sayang?" tanya Mama yang melihat Lili pergi duluan.

"Nggak usah tante, saya udah sarapan" jawab Dicky sopan. Lili kembali menarik tangan Dicky kemudian keluar rumah.

"Mereka berdua kenapa sih?" tanya Papa Mala.

"Pacaran Pa" jawab Mala kemudian tertawa.

"Hah??!!"Mama dan Papa Mala sontak berteriak.

"Kok bisa? Kapan? Dimana?" tanya Mama Mala. Mala hanya menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian memberi kode pada Rangga dan Tasya untuk segera berangkat.

"Kita berangkat dulu tante, assalamualaikum" pamit Tasya. Mala dan Rangga hanya mengekor dibelakang Tasya kemudian mencium tangan Mama dan Papa Mala.

**

Setelah Rangga kemarkirkan mobilnya, Mala dan Tasya turun dan bergegas ke papan pengumuman.

"Semoga gue satu kelas sama Dicky" ucap Mala.

Tasya tertawa mengejek, "Gue doain satu kelas sama Ilza" kemudian cewek itu tertawa keras.

"Ih kok lo gitu, dia kan sukanya sama lo" jawab Mala sembari melirik Tasya tajam.

"Emang serius waktu lo bilang dia suka sama gue?" tanya Tasya.

Mala hanya mengangguk.

"Demi apaa? Gue kira lo bercanda" tanya Tasya.

REDEEM (SMASHindonesia)Where stories live. Discover now