BAB VIII: The JOKER

198 10 0
                                    

Setelah sesi perkenalan selesai, tak lama seorang wanita paruh baya memasuki kelas. Setelah meletakkan buku di mejanya wanita itu berdiri ditengah-tengah kelas.

"Perkenalkan saya wali kelas kalian. Nama saya Andini Rahmawati. Biasa dipanggil Bu Dini. Mata pelajaran yang saya ajarkan adalah Gitar dan Biola. Sekian" ternyata seorang wali kenal, beliau memperkenal diri.

"Selanjutnya silahkan kalian maju satu persatu dimulai dari kamu" tunjuk Bu Dini pada seseorang.

Satu persatu dari mereka maju memperkenalkan diri. Setelah semua selesai Bu Dini kembali memberi penjelasan.

"Karena ini kelas MD, maka saya harap kalian semua bisa berpartisipasi dalam kegiatan sekolah. Saya beri waktu hingga dua hari kedepan dan kalian harus mempunyai kelompok, entah itu band atau dancer atau yg lainnya. Kalian boleh bergabung dengan band yang sudah dibuat kakak kelas kalian, jika mereka memang merekrut anggota baru. Atau kalian membuatnya dari awal. Minimal anggota dan maksimal anggota tidak terbatas. Silahkan berunding dan sekian" ujar Bu Dini kemudian berjalan menuju meja guru dan mengambil bukunya. Setelah itu beliau keluar dari kelas.

"Psstt Dicky!" teriak Mala agak pelan.

Dicky menoleh pada Mala kemudian mendekat, "Apaan?"

"Gimana kalo the Joker dihidupin lagi? Tapi nambah Naomi ya~" pinta Mala pada Dicky.

"Lah kok gue? Nggak ngerepotin lo nih kalo gue gabung?" tanya Naomi.

"Gue sih terserah. Yaudah entar sepulang sekolah ngumpul di kelas ini. Ntar gue yg bilang ke Lili, Tasya ama Rangga"

"Oke sipp Dick" jawab Mala sembari mengacungkan kedua jempolnya.

**

Sepulang sekolah, Mala dan Dicky menghampiri kelas Lili. Lili terlihat berbincang dengan seseorang, Ilza. Mala memelankan laju jalannya sembari menggenggam tangan Dicky.

"Udah, ada gue. Nggak papa" ujar Dicky menguatkan Mala, gadis itu hanya membalasnya dengan senyuman.

"Eh tumben nyusulin, biasanya langsung nunggu di parkiran" tanya Lili setelah Mala dan Dicky mendekat.

"Pengen ngomongin sesuatu. Tapi nggak disini" jawab Dicky, Mala nampak enggan bersuara.

"Ya udah ya Li, gitu aja. Ntar kalo Bisma udah balik suruh langsung ngehubungin gue. Makasih" pamit Ilza, spontan Mala menatap Lili dan seperti menuntut penjelasan. Sementara Lili hanya menggeleng, berniat menolak menjawab.

"Mau ngomongin apa?" tanya Lili setelahnya.

"Kak, gimana kalo The Joker dihidupin lagi? Gue ada challenge dari wali kelas buat bikin band atau grup dance atau apa gitu. Dan gue kepikiran buat ngehidupin the Joker" ucap Mala setelah duduk di bangku panjang depan kelas Lili.

"Ya terserah sih, gpp. Udah bilang Rangga sama Tasya?" tanya Lili, kemudian menatap Dicky yg masih berdiri.

"Belom sih kak, gue kan minta pendapat elo dulu" jawab Mala, "Boleh ya? Daripada gue mikir lagi mau bikin apaan. Mending ngehidupin the Joker kan, beres. Masalah kelar. Eh tapi nambah anggota ya? Dia temen sebangku gue. Gpp kan?" lanjut Mala.

Lili mengangguk, "Yaudah ntar sore ngumpul, terserah mau dimana. Kita ngomongin ini sampe kelar enaknya gimana"

"Oke kak, love you" jawab Mala kemudian memeluk Lili.

**

Malam harinya, di ruang tamu rumah Mala sudah penuh dengan anak-anak yang rencananya akan jadi the Joker. Mereka adalah Mala, Lili, Dicky, Tasya, Rangga dan terakhir anggota baru, yaitu Naomi. Mereka berenam membahas bagaimana strategi yang akan mereka buat untuk the Joker kedepannya, bukan hanya untuk sekedar menyelesaikan challenge dari guru.

"Gimana nih? Konsepnya mau bikin band, grup dance, apa semacem boyband gitu?" tanya Lili, tangan kanannya sibuk memutar-mutar bolpoin karena bingung.

"Eungh kalo band, kita harus mulai dari awal. Kan alat-alat kita udah kita jual dulu pas SMP" jawab Rangga. Mala dan Dicky langsung mengangguk mengiyakan.

"Gimana kalo dance? Tapi kita kebanyakan ceweknya sih. Ada 4 ceweknya, sementara cowoknya cuman 2" usul Tasya namun dipatahkan sendiri olehnya.

"Bikin macem boyband ajalah. Jadi kita bisa nyanyi, sambil nge dance. Ntar kita latihan rutin, trus bikin kegiatan apa gitu buat ngumpulin dana biar bisa beli minimal gitar sama keyboard lah" usul Mala. Tasya mengangguk setuju. Sementara Rangga dan Dicky masih diam.

"Kalo gitar mah gue ada di rumah. Dipake aja nggak papa, daripada nggak kepake" akhirnya Naomi berbicara.

"Nah sipp. Kapan kita mulai latihan? Ehm btw lo bisa main gitar, Naom?" tanya Mala. Naomi mengangguk. "Jadi kalo misalkan kita ada duit, kayaknya pas nih kalo bikin band. Rangga drumer, Naomi sama Kak Lili gitaris, Dicky vokalis sekaligus rapper, gue vokalis, Tasya keyboardis. Jadi deh the Joker Band" Mala bertepuk tangan sementara yang lain menatap gadis itu heran.

"Mala, lo sehat?" tanya Dicky sembari menahan tawa.

"Kampret" sebal Mala sembari melempar bantal sofa tepat mengenai muka Dicky.

Bersambung..

REDEEM (SMASHindonesia)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz