Chapter 11: Afterwards

2.3K 299 22
                                    

Tidak terasa sudah tiga bulan lamanya sejak Jungkook dan Minji secara tidak sengaja tinggal bersama. Untuk saat ini mereka masih aman, setidaknya belum ada masalah pelik yang mereka hadapi—belum, tapi akan. Well, mereka hampir saja berada dalam situasi membahayakan saat kakak lelaki Minji tiba-tiba saja menghubungi sang adik perempuan dan mengabari akan datang untuk berkunjung tapi mereka berdua beruntung karena Minhyuk batal mengunjungi Minji karena ada proyek yang harus lelaki tersebut kerjakan. Tapi jika mengingat-ingat hal itu Jungkook jadi merasa sedikit kesal.

Saat Minji memberitahukan hal itu, Jungkook sudah sampai ke kampusnya dan malah harus membolos untuk kembali ke rumahnya tapi sayangnya Minhyuk tiba-tiba menghubungi Minji dan mengatakan tidak jadi pergi ke Korea Selatan.

Siapa yang tidak merasa kesal coba?

Jungkook membolos hanya untuk sebuah kesia-siaan. Hah, sudahlah lupakan.

"Jung, kau lihat kemeja putihku tidak?"

Suara Minji tiba-tiba saja terdengar saat Jungkook sedang sibuk telur mata sapi yang tengah digorengnya. Hari ini adalah giliran Jungkook untuk memasak—mereka berdua sudah sepakat untuk berunding dan jadwal memasak adalah salah satu dari beberapa hasil perundingan di antara keduanya. Jungkook mematikan kompor begitu ia rasa telur gorengnya sudah matang, tak lupa ia meletakkan menu sarapan mereka berdua pada hari ini di piring, setelah itu Jungkook beranjak untuk menghampiri Minji yang sayangnya sudah berada di hadapannya—masih dengan setelan piyama bermotif kotak-kotak yang semalam Minji kenakan untuk berkelana di dunia mimpi.

Jungkook menggeleng pelan dan lantas menyahut, "Tidak. Bukankah lusa kemarin kau pakai? Mungkin masih berada di keranjang cucianmu yang baru kering." Lelaki bermarga Jeon itu kemudian mulai bergerak menyajikan piring-piring berisi makanan ke meja makan.

Minji dengan spontan menepuk dahinya—lumayan kencang sampai dahinya memerah beberapa saat—dengan ekspresi wajahnya yang seperti orang yang baru saja melupakan hal terpenting di dalam hidupnya, "Astaga, aku bahkan lupa mencuci kemeja itu! Bagaimana ini? Pasti masih ada di tumpukan pakaian kotorku!" Pekik Minji yang mendadak panik dan histeris. Gawat, pokoknya ini gawat sekali.

"Jam berapa sekarang? Apakah sempat jika aku mencucinya sekarang?" Perempuan setinggi 174 senti itu melirik ke jam tangan yang hampir tidak pernah ia lepas dari pergelangan tangan kanannya. Minji berdecak kesal kala benda bulat yang melingkari lengannya itu menunjukkan pukul tujuh dan setengah jam lagi Minji harus sudah sampai ke kampusnya. Tidak akan sempat kalau ia harus mencuci kemejanya dulu.

"Kenapa harus memakai kemeja putih, Ji? Tidak bisakah memakai warna yang lain?" tanya Jungkook yang merasa sedikit iba melihat raut wajah kebingungan dari Minji. Kenapa harus sekali memakai kemeja putih? Memangnya Minji akan pergi kemana? Seingat Jungkook, perempuan itu tidak ada kelas yang harus ia hadiri hari ini.

Minji menggeleng pelan, ia menghela nafas panjang. "Aku harus menghadiri seminar dan dresscodenya ditentukan yaitu atasan berupa kemeja lengan panjang berwarna putih dan rok hitam selutut untuk perempuan." jawabnya.

Pagi tadi Kim Namjoon—rektor di kampusnya kalau kalian lupa— menghubunginya dan memberitahukan bahwa Minji harus menghadiri suatu seminar karena terpilih menjadi perwakilan dari jurusan kedokteran di kampusnya. Ngomong-ngomong, rektor kampusnya yang satu itu memang gemar sekali menyuruh Minji ini-itu tanpa setidaknya memberikan Minji waktu untuk melakukan persiapan. Contohnya saja pada bulan kemarin, Minji ditunjuk oleh pak Namjoon untuk bergabung dengan proyek penelitian yang dilakukan oleh beberapa seniornya di jurusan kedokteran.

Rasa-rasanya Minji ingin membuat perhitungan kepada Namjoon yang rasanya sedikit menyebalkan dan entah kenapa malah mengingatkannya kepada Yoongi. Tapi Namjoon harus bersyukur karena Minji mengurungkan niatnya. Jika saja Namjoon tidak tampan, cerdas, berwibawa, dan tinggi, Minji pastikan kalau ia benar-benar membuat Namjoon berhenti menyuruh ini-itu kepada dirinya.

"Kalau begitu, pakai saja kemejaku. Akan kupinjamkan untukmu."

Minji refleks menaikan sebelah alisnya begitu mendengar sebuah usulan keluar dari bibir Jungkook. "Ukuran tubuh kita tidak sama Jung—kemejamu pasti akan sangat besar di tubuhku." ujar Minji sembari membayangkan bagaimana rupa dirinya saat memakai pakaian Jungkook. Pasti sangat konyol karena Minji memikirkan dirinya akan berubah menjadi orang-orangan sawah begitu memakai pakaian Jungkook.

"Aku tahu itu. Tapi, memangnya kau ada pilihan lain? Ukuran tidak menjadi masalah dan yang terpenting hanya warna kemejanya saja bukan?" tanya Jungkook lagi yang sukses membuat Minji termenung. "Lagipula bukankah sekarang sedang trend baju over-sized di kalangan perempuan? Kau kan tinggi dan kurasa kau tidak akan terlihat aneh saat memakai kemeja yang kebesaran." lanjutnya.

Semua ucapan Jungkook memang benar. Minji tak punya banyak opsi selain menerima usul dan penawaran yang amat sangat membantu dari Jungkook.

Jungkook menghela nafas kala melihat gadis di depannya ini sedang sibuk dengan pikirannya sendiri, "Kalau kau merenung seperti itu yang ada waktumu semakin berkurang, kau harus segera ke kampus 'kan? Lebih baik lekas mandi dan aku akan mengambilkan kemejaku untukmu."

**

"Kau ini mau ikut seminar kedokteran atau ingin menghadiri fashion show sih?"

Cha Eunwoo menatap sinis Kim Minji yang sukses menarik perhatian seisi peserta seminar berkat outfit yang dikenakannya—lelaki jangkung itu juga dipilih oleh Namjoon untuk mengikuti seminar sebagai perwakilan dari jurusan kedokteran. Jungkook benar saat mengatakan Minji tidak akan terlihat aneh hanya karena memakai kemeja lelaki yang ukurannya lebih besar dari tubuhnya, justru sebaliknya, Minji malam membuat orang-orang yang mengikuti seminar ini melayangkan tatapan penuh kekaguman padanya.

"Ck, aku tidak ada pilihan lain selain mengenakan kemeja oversized ini." dengus Minji. Eunwoo tak tahu saja bagaimana kalang kabutnya Minji tadi pagi hanya karena sebuah kemeja.

Tadinya Eunwoo ingin membalas ucapan Minji sebelum dirinya melihat sosok di belakang Minji yang berjalan menghampiri mereka berdua, "Whoa, Jeon! Kau ikut seminar ini juga?"

Minji otomatis berbalik—mengikuti arah pandang Eunwoo dan mendapati Jungkook berhenti tepat di hadapannya. Minji mengernyit, ternyata Jungkook salah satu peserta seminar sama seperti dirinya ya?

Jungkook mengangguk, "Iya, rektor Kim yang memilihku untuk turut serta berpartisipasi di seminar ini." jawab Jungkook.

Eunwoo tersenyum kemudian menyenggol bahu Minji dengan pelan seraya berujar menggoda, "Hei, kenapa tidak cerita kepadaku kalau kau dan sudah berbaikan?"

Minji langsung saja mendelik dan melayangkan tatapan tajamnya kepada Eunwoo yang tampaknya sudah bosan untuk hidup. Sementara itu Jungkook malah terkekeh pelan, "Kalian tampak akrab sekali. Kupikir Minji akan kesulitan beradaptasi di Korea." ucap Jungkook.

"Tenang saja, Kook. Aku tidak akan merebut Minji, cukup dia menjadi temanku sa—awh! Kenapa kau menyikut perutku?" Eunwoo meringis memegangi perutnya yang baru saja terkena sikutan dari Minji, ditatapnya perempuan bermarga Kim itu dengan tatapan penuh kekesalannya.

Minji berdeham—berpura-pura tidak melakukan apapun kepada Eunwoo dan lantas menyerahkan handphone serta tas jinjingnya kepada Jungkook. "Bisa aku titipkan sebentar kepadamu? Aku harus ke toilet? Eunwoo itu tidak bisa dipercaya jadi aku menitipkan kepadamu saja, Jung" tanya Minji meminta persetujuan yang langsung diangguki oleh Jungkook dan perempuan jangkung itu langsung saja melangkah menjauh dari kedua lelaki yang merupakan teman sekampusnya itu.

"Astaga, dia bar-bar sekali! Kenapa kau mau dengannya, Kook? Aku tidak mengerti."









*****

Haii~

Aku menepati janjiku untuk update secepatnya nih:3

Semoga tidak mengecewakan ya:)

Dan terima kasih atas dukungan dan apresiasi kalian:)

Aku senang banget kalian bisa ngobrol sama kalian hehehe:v

Saranghae gais💜💜

Room MateWhere stories live. Discover now