Room Mate

Chapter 22: Kim

Kim Minji mendudukan dirinya untuk menunggu Eunwoo yang sedang mengantri di gerai minuman Boba, namun seseorang lelaki yang tidak asing baginya namun sangat ingin Minji hindari tiba-tiba muncul di hadapannya. Tersenyum begitu ramah dan menyapa dengan nada yang akrab.

"Wah, Kim Minji. Kebetulan sekali kita bertemu di sini."

Suara itu. Suara yang beberapa waktu lalu Minji dengan melalui panggilan di handphone dan begitu terdengar secara langsung di telinganya, rupanya suara itu sudah sedikit berubah dari yang ia tahu.

Terlepas dari suaranya yang sedikit memberat dari yang terakhir kali Minji dengar secara langsung, senyuman yang setia membingkai di wajah tampannya masih sama seperti yang terakhir kali Minji lihat. Senyum kotak yang memuakkan dan tidak Minji sukai darinya.

"Long time no see, Ji-ya."

Tapi yang paling Minji tidak sukai dari lelaki itu selain dari senyumannya adalah bagaimana cara lelaki itu memanggil namanya. Minji sangat berharap bahwa pertemuannya dengan lelaki ini hanyalah mimpi buruknya dan ia akan terbangun begitu Eunwoo membangunkannya karena Minji tak sengaja tertidur saat mereka mengerjakan tugas kuliah. Sayangnya harapan itu hanyalah harapan belaka karena nyatanya lelaki ini benar-benar ada di hadapan mata Minji. Kenyataan yang tidak bisa lagi Minji tepis.

"Kim...Taehyung?"

Lelaki yang Minji sebut sebagai Kim Taehyung itu masih mempertahankan senyuman yang terpatri di wajah tampannya, memandangi figur Minji dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tingkah tidak sopannya yang terang-terangan menatap seorang perempuan sungguh membuat Minji ingin melayangkan satu kali tamparan di salah satu pipi Taehyung. Tapi karena beberapa alasan yang tidak bisa ia katakan, Minji menahan dirinya agar telapak tangannya tidak menciptakan bekas cap kemerahan di wajah Taehyung.

"Kau banyak berubah dari terakhir kali kita bertemu. Aku hampir tidak mengenalimu jika tidak melihat gantungan kunci aneh di tasmu itu." Ucapnya sembari menunjuk gantungan kunci yang dikaitkan di risleting tas Minji. "Bagaimana bisa kau belum menghilangkan benda itu setelah bertahun-tahun?" gumamnya yang masih bisa terdengar di telinga Minji.

Taehyung sebenarnya hanya bercanda mengenai hampir tidak mengenali Minji, hanya beberapa hal mengenai Minji saja yang berubah dari terakhir kali ia lihat. Salah satunya adalah tinggi tubuh Minji. Taehyung hanya menggunakan gantungan kunci oval bergambarkan penyu yang terpasang di risleting sebagai alasan untuk memulai topik pembicaraan dengan Minji. Taehyung pernah melihat gantungan kunci penyu itu satu kali sebelumnya.

"Pergi dari hadapanku." Tanpa menatap mata Taehyung, Minji mengusirnya dengan nada yang terdengar sangat dingin.

Tapi sayangnya Taehyung tak mengindahkan dan malah berancang-ancang untuk duduk di sebelah Minji. "Hei, kita sudah lama tidak bertemu. Selama ini aku mencari-carimu karena khawatir denganmu-"

"Pergi atau aku akan berteriak?" ucap Minji sekali lagi, dengan nada mengancam. Ia akan benar-benar berteriak untuk menyita perhatian khalayak di sekitarnya jika Taehyung masih keras kepala.

Taehyung menghela nafas, ekspresinya mendadak berubah menjadi sendu. Ia mengalah karena sejak awal ia tidak bermaksud untuk membuat Minji marah. "Baiklah, aku akan pergi karena kebetulan aku ada janji dengan temanku. Semoga kita bertemu lagi dalam waktu dekat ini."

Dada Minji sedikit bergemuruh, sensasi yang sudah lama sekali tidak ia rasakan. Ia menghela nafas panjang, kemudian menyandarkan tubuhnya ke bangku. Rasanya energinya terkuras habis secara misterius setelah pertemuan dengan Kim Taehyung yang didasari dengan ketidaksengajaan atau kebetulan. Tak tahu apa yang direncanakan oleh Tuhan yang hari ini mempertemukannya dengan Taehyung. Minji menengadahkan kepalanya, netranya menatap ke hamparan langit di atasnya yang dihiasi awan tipis. Pemandangan itu tak lama kemudian tergantikan oleh wajah Eunwoo yang tiba-tiba muncul menghalangi pandangannya.