Chapter 07: Escape

3.4K 325 15
                                    

Sungguh.

Jungkook itu bukanlah tipe orang yang mudah memaafkan orang lain. Tapi entah kenapa rasa-rasanya ia tak tega untuk tidak memaafkan Minji. Bahkan diam-diam ia malam merasa bersalah karena membuat Minji takut dengan kemarahannya. Jungkook jika sedang marah tidak meledak-ledak, ia hanya diam atau menanggapi sang lawan bicara yang telah membuatnya marah dengan intonasi datar.

Dan itu lebih dari cukup untuk membuat Kim Minji merasa takut. Terlebih Jungkook ini adalah orang yang baru dikenalnya baru seminggu ini.

Dan karena merasa aneh dengan dirinya sendiri, tanpa berkata-kata atau menanggapi ucapan Minji, Jungkook langsung pergi meninggalkan Minji tadi pagi.

Sementara itu Minji hanya bisa menipiskan bibir, merasa kalau ia salah berbicara dan malah membuat Jungkook semakin marah kepadanya karena tersinggung. Menghela nafas berat, Minji segera menghubungi satu-satunya orang yang bisa ia mintai pertolongan untuk saat ini.

"Maaf mengganggumu pagi-pagi buta, Woo. Bisa kirimkan alamat rumahmu? Aku akan kesana."

**


Eunwoo mengusap-usap matanya yang terasa lengket, dengan piyama berwarna navy dengan motif bintang-bintang kecil, ia keluar dari kamarnya untuk membukakan pintu masuk rumahnya. Dilihatnya presensi Kim Minji di hadapan matanya—si pengganggu mimpi indahnya hari ini— tampak tersenyum canggung dengan koper hitam berada di sisi perempuan jangkung itu.

Sontak saja Cha Eunwoo mengangkat sebelah alisnya dengan raut wajah bingung. "Teman sekamarmu mengusirmu? Yang benar saja!"

Minji terlonjak pelan begitu mendengar nada bicara si tampan yang menaik satu oktaf. Dilihatnya wajah baru bangun tidur Eunwoo yang tampan itu semula menunjukkan raut wajah mengantuk kini berganti menjadi raut wajah bingung dengan salah satu menukik tajam.

Minji menggeleng ragu-ragu. Sebenarnya ia yang memutuskan untuk pergi dari apartemen sih begitu Jungkook pergi meninggalkannya tadi pagi. Jungkook tidak mengusirnya, tapi Minji merasa tidak enak hati untuk tinggal di sana sementara Jungkook sedang kesal kepada dan mungkin saja Jungkook pergi karena tidak ingin melihat figur Minji selama beberapa waktu.

"Dia marah, kurasa lebih baik aku menjauh darinya sampai kemarahannya mereda. Jadi sampai saat itu tiba, tolong izinkan aku tinggal bersamamu." ujar Minji dengan nada memelas.

Eunwoo menghela nafas pelan, menatap si jangkung di hadapannya yang tengah memasang raut wajah memohon. "Bukannya aku tidak mengizinkan, tapi kenapa harus tinggal di tempatku di saat ada Yoongi-hyung dan Jungkook yang lebih dekat denganmu dibanding denganku?" tanya Eunwoo dengan nada penuh kehati-hatian, takut menyinggung perasaan Minji yang kelihatannya tidak sedang dalam mood yang bagus sejak acara minum-minum semalam.

Ucapan Eunwoo mengenai Yoongi memang ada benarnya sih, dibandingkan 'melarikan diri' ke Eunwoo mungkin lebih baik Minji pergi ke tempat si jenius yang dingin itu. Tapi bagaimana ya? Masa Minji kembali melemparkan dirinya ke kandang macan? Saat akan kembali ke apartemen saja ia harus terburu-buru sebelum Yoongi bangun dan memaksa untuk mengantarnya pulang.

"Aku tidak mau Yoongi-oppa tahu masalah ini karena ia akan menjadi sangat cerewet dan over-protective. Dan untuk Jungkook...." Minji mendadak menjeda ucapannya. Bingung bagaimana cara menjelaskannya kepada Eunwoo karena Jungkook lah sosok yang sedang dihindarinya sampai membuat perempuan jangkung itu mengungsikan diri ke tempat tinggal Eunwoo. "Dia sedang marah padaku." ucap Minji pada akhirnya.

Eunwoo mengangguk tanda mengerti, ia sudah memprediksi Jungkook akan marah kepada Minji karena perempuan itu sudah membuatnya khawatir dan pergi tanpa memberi kabar kepada Jungkook.

Room MateWhere stories live. Discover now