24. Terungkap

16.1K 1.6K 184
                                    

Qonita POV

Kalau Galang masih hidup kenapa dia tidak menemuiku? Aku jadi teringat kata-kata Tukimin tadi "habis nanti aku sama si Galang." Apa memang Tukimin sedang menyembunyikan sesuatu dariku?

"Tukimin pasti kamu tahu sesuatu kan?" Tanyaku.

Ekspresi Tukimin sangat mencurigakan, sekarang saja dia seperti mencari-cari jawaban, bola matanya mondar-mandir ke kiri dan kanan.

"Ta...tahu apa Ustadzah aku nggak tahu apa-apa..." sanggahnya.

"Galang masih hidup kan?" Tanyaku lagi, aku sudah sangat penasaran yang sudah tak bisa dibendung lagi.

"Ustadzah ngomong apa sih, yang udah mati nggak mungkin hidup lagi, emang hantu," jawab Tukimin, tiba-tiba dia berdiri. "Ustadzah, sebaiknya istirahat saja, fokus sama kelahiran anak ustadzah. Jangan mikir yang engak-enggk entar malah pusing," lanjutnya.

Aku masih menyelidiki wajahnya, dia terlihat seperti sedang berbohong.

"Pokoknya hari ini ustadzah jangan kemana-mana, untuk hari ini bahaya," ucapnya lagi, kemudian dia pergi begitu saja. Aku duduk di sofa dan lanjut menonton televisi, aku penasaran siapa pria berpakaian seperti ninja itu? Namun sekarang tidak terlihat lagi sosoknya, yang ada adalah video Kusuma Jaya sedang menyayat leher wanita.

Astagfirullah hal adzim... sadis sekali dia! Ya Allah kenapa ada orang sekejam itu. Aku tak sanggup melihatnya, aku langsung mematikan TV nya. Siapa yang melakukan ini sebenarnya? Apa Galang? Lalu siapa yang tubuhnya hancur dan memakai seragam Galang waktu itu? Ah! Aku pusing memikirkannya, ini penuh teka-teki.

Apa yang akan terjadi setelah video ini tayang di semua televisi, apakah Kusuma Jaya akan ditangkap? Semoga dia diberikan hidayah dan bertaubat.

Aku merasa pusing jika terus memikirkan ini, aku masuk ke kamarku dan merebahkan tubuhku di atas ranjang. Hidup di atas kebenaran memang tidaklah mudah, banyak yang harus dikorbankan, meskipun sakit, aku harus bisa menahan rasa sakit itu. Mungkin ini karena salahku sendiri, yang tanpa sadar telah menyimpan dunia di hati, seharusnya dunia itu disimpan di tangan seperti do'a sahabat Umar bin Khattab, "Ya Allah, tempatkanlah dunia dalam genggaman tangan kami dan jangan kau tempatkan dia di lubuk hati kami."

Jika aku menyadarinya ini lebih awal, mungkin aku tak akan serapuh ini. Dunia dan seisinya simpan saja di tangan, maka ketika kehilangan, hatiku tetap baik-baik saja, namun ketika aku kehilangan keimananku barulah hatiku tidak baik-baik saja. Seharusnya aku lebih peka pada diriku sendiri.

Aku terbaring begitu nyaman di atas ranjang, tanpa sadar aku tertidur begitu saja. Beberapa saat kemudian entah sudah berapa lama aku tertidur, aku terbangun karena mendengar suara keributan. Perlahan aku membuka mataku, kemudian mengambil posisi dukuk. Ada apa ini berisik sekali?

Seperti sedang terjadi perkelahian di depan rumahku. Aku bangun dan berjalan menuju jendela kamarku untuk melihat apa yang terjadi di luar. Aku buka gordennya sedikit, innalilahi, kenapa ada banyak orang berkelahi di depan rumahku? Tukimin juga ikut menghajar orang-orang, bahkan ayahku juga ikut-ikutan. Ada apa ini sebenarnya? Lalu dimana ibuku?

Aku keluar kamar untuk mencari sosok ibuku dengan tergopoh. "ummi...." Panggilku. Aku masuk ke kamar ibuku namun tak ada orang, kemudian aku mencari ke ruangan lainnya masih dengan mulutku yang tiada henti memanggil Umi. Tapi di seluruh ruangan tidak ada. Aku menuju pintu keluar rumah, sebelum membuka pintunya, aku melihat dulu dari jendela. Apakah di depan pintu aman? Bahkan di depan pintu pun ada yang sedang berkelahi dan entah siapa. Aku takut, nanti perutku kena tinjunya, bisa-bisa aku keguguran lagi.

Akhirnya aku keluar melalui pintu belakang. Setelah membuka pintunya, aku memakai sendalku. Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat, bahkan di halaman belakang rumahku pun ada yang berkelahi, hanya tak seramai di depan rumah. Ada satu orang melawan banyak orang. Aku mengabaikannya, aku mencari sosok ibuku atau Asma atau siapapun yang bisa memberiku jawaban, ada apa ini sebenarnya?

The Truth (Hacker Vs Psychopath Director) ✓Where stories live. Discover now