21. Penyesatan

17.4K 1.5K 343
                                    

Author POV

Sebuah stasiun televisi menayangkan berita tentang aksi terorisme yang selalu disangkut pautkan dengan islam dan Galang sebagai tersangka utama. Menurut pemberitaan yang dipaparkan di setiap berita, bahwa Galang melakukan itu sebagai bukti jihad, karena hotel Orchid banyak ditempati oleh warga negara asing yang bukan islam, jadi Galang membunuh mereka, karena menurtunya mereka orang kafir.

Mendengar berita itu, seseorang pria berumur sekitar 35 tahun, yang saat ini tengah duduk manis di kursi mewah  dengan bahan mas, tertawa puas. Dia merasa mendapatkan sebuah kenikmatan yang luar biasa.

“Tono rencana kita berjalan dengan lancar…” ucapnya. Seperti biasa, sejak tadi Tono sudah berdiri tegak di sampingnya.

“Saya ikut senang tuan.”

Perlahan-lahan senyum dari wajah Kusuma memudar, kemudian ia menatap Tono.

“Sekarang, tidak ada lagi yang bisa menghentikanku. Galang Adhytama sudah mati!” ucapnya, kemudian ia kembali tertawa puas seperti  kesetanan.

“Benar tuan.”

Kusuma kembali menghentikan tawanya dan menatap tajam Tono.“Aku sudah tidak sabar ingin menyayat keher istrinya, segera tangkap dia unutkku!” titahnya.

“Baik tuan.” Sambil membengkukan badannya. Kusuma mengalihkan pandangannya dari Tono, kini berganti pada televisi yang ada di depannya.

“Aku suka berita-berita yang terus memojokkan Islam, tapi aku ingin lebih, aku ingin semua orang benar-benar menjauh dari islam. Aku ingin semua orang membenci islam dan menganggap islam agama radikal,” ucapnya dengan sorot mata tajam. Dilihatnya kembali sosok Tono yang ada di sampingnya. “Tono! Buat semua pemuda semakin jauh dengan Al-Qur’an, giring mereka pada kesesatan.”

“Bagaiamana caranya tuan?”

“Seperti biasa, buat suatu komunitas atau organisasi atau apapun itu dengan nama Islam. Rekrut para pemuda Islam untuk bergabung ke dalamnya, perlahan kita akan membuat mereka tersesat. Membuat semangat mereka menggebu untuk berjihad dengan membunuh orang," jawab Kusuma dengan lantang. Ia menghela napasnya panjang. "Mereka akan terus membuat kerusakan, dan menganggap inilah ajaran Islam. Lalu semua media akan menampilkan betapa sadisnya agama Islam. Dengan begitu semua orang tua akan merasa khawatir jika anak-anak mereka mengikuti pengajian. Perlahan-lahan, orang tua mereka lah yang akan menjauhkan anak-anaknya dari Al-Qur'an dan dari ajaran Islam yang sebenarnya." Kusuma mengambil jeda. Namun sebelum melanjutkan perkataannya, Tono menyela.

"Baik tuan, saya mengerti maksud anda."

"Bagus jika kau cepat mengerti maksudku. Aku benar-benar ingin membuat mereka tidak mengenal Al-Qur'an, cukuplah mereka tahu luarnya saja, tidak usah tahu isinya. Cukuplah mereka membaca arabnya saja. Tidak usah sampai memahami arti tiap ayat Al-Qur'an, apalagi kalau mereka sampai melaksanakannya. Sibukkan mereka dengan terus membaca arabnya saja setiap saat, hingga mereka mengabaikan maknanya. Dengan begitu mereka tidak akan mengenal Islam yang sebenarnya. Kendalikan pemikiran mereka, doktrin mereka dengan kuat, buat mereka yakin, inilah yang benar. Buat umat Islam berpecah dan saling berdebat satu sama lain. Biarkan mereka seperti itu. Sehingga semakin lama ajaran Islam akan hilang, yang tersisa hanya namanya saja..." Kusuma memperjelas ucapannya. Menit selanjutnya, Kusuma kembali tertawa puas, selang beberapa menit tawanya luntur kembali.

"Aku tidak sabar, melihat semua orang sibuk dengan hal dunia, percintaan, karir dan hal lain sebagainya. Membuat mereka lemah akan hal itu, sehingga agama mereka bukanlah Islam lagi, tapi hawa nafsu mereka. Mereka akan terus mengikuti hawa nafsu mereka. Islam hanya di KTP saja, tapi pemikiran mereka semakin jauh dari Islam. Yang benar dianggap salah dan yang salah dianggap benar. Itu yang ku inginkan."

The Truth (Hacker Vs Psychopath Director) ✓Där berättelser lever. Upptäck nu