Bagian 4

245 93 188
                                    

Sebelum baca yuk klik tanda bintang nya🌟 kalau sudah selesai baca jangan lupa komentar yaa❤️







Jika kamu ingin di mengerti maka cobalah untuk terlebih dahulu mengerti orang lain.

****

BRAAKKKK!!!

Tiba-tiba ada suara gebrakan meja yang keras sehingga mereka semua langsung menoleh kearah asal suara itu. Seorang laki-laki yang bernama Vano bangkit dari kursi nya yang terletak di pojok belakang, jika dilihat wajah nya seperti orang baru bangun tidur dan tidak lupa dengan rambut yang acak-acakan. Baru beberapa hari sekolah di sini Alya perhatikan Vano selalu tidur dan tidak pernah memperhatikan guru mengajar.

"Kalau mau kelahi ke lapangan sana." Ucap Vano dengan wajah khas orang baru bangun tidur.

"Ck. Ganggu tau nggak." Ucap nya berdecak kesal.

"GUE NGGAK ADA URUSAN SAMA LO YA." Teriak Dera kepada Vano.

Vano berjalan kearah Dera dan mulai mendekati nya langkah demi langkah ia maju hingga Dera terpojok di dinding. "LO JANGAN MACEM-MACEM YA SAMA GUE!!." Teriak Dera dengan lantang.

"Lo itu cewek bisa nggak sih kalau ngomong itu nggak usah teriak-teriak, dan juga kalau memang mantan lo udah punya pacar baru lo ngapain repot ngelabrak pacarnya. Kampungan tau nggak!!." Ucap Vano secara berbisik dengan penekanan.

Dera hanya di buat bungkam oleh nya. Dera langsung mendorong Vano dari hadapan nya dan langsung menengok kearah Alya berdiri. "Lo. Jangan karena ini lo merasa bebas, tunggu aja lo tanggal main nya." Ucap Dera menunjuk Alya dan langsung pergi keluar meninggalkan kelas.

Alya dari tadi hanya dapat memperhatikan Vano dan Dera. Ia penasaran apa yang di bisikan Vano hingga Dera pergi dari kelas mereka. Sedangkan setelah Vano melihat Dera telah pergi, ia kembali menuju kursi nya dengan memasukkan tangan nya didalam kedua saku celana nya. Mata Alya masih saja melihat Vano yang kali ini duduk kembali di tempatnya dengan kepala yang terbaring di kedua tangan nya yang berada di atas meja.

Alya mengalihkan pandangan nya setelah Rara menegurnya dan berkata. "Makasih ya Al lo udah bantuin gue dari amukan Kak Dera tadi." Ucap Rara kepada Alya.

Alya mengangguk dan berkata. "Lain kali kalau dia nganggu lo lagi bilang aja sama gue. Dan juga kalau memang lo merasa nggak ngelakuin kesalahan nggak perlu takut."

"Tuh kan Al Kak Dera tadi ngancem lo, kan udah gue bilangin bahaya dia tuh." Ucap Ica yang mendatangi Alya dan Rara.

"Nggak papa Ca, kalau kita memang nggak punya salah nggak perlu takut, dan perbuatan dia tadi ke Rara memang salah."

Semenjak kejadian tersebut Rara pun menjadi semakin akrab dengan Alya dan Ica. Kini mereka bertiga terlihat selalu bersama seperti telah bersahabat sejak lama.

****

Arga dengan ketiga sahabatnya sedang berjalan di koridor sekolah, koridor tersebut sangat ramai dengan berbagai macam murid. Banyak perempuan yang memperhatikan Arga, ada yang diam-diam ada pula yang berteriak-teriak untuk mendapat perhatian nya, namun semua itu sia-sia, jangan kan melempar senyum kepada perempuan-perempuan itu menengok saja enggan. Begitulah sifat nya tidak mau terlalu berbaur dengan orang yang tidak ia kenal.

SILENTWhere stories live. Discover now