Aruna#35: Menunggu Waktu

2.4K 145 13
                                    

TAK semudah itu kata menyerah Diandra ucapkan. Apalagi Dirga dan si gadis benalu itu sudah tak ada hubungan yang secara otomatis membuka jalan untuknya kembali bersama Dirga terbuka lebar.

Pagi ini Diandra sambut dengan ceria, senyum manis mengembang menambah kecantikannya.

Pagi-pagi ia bahkan sudah berada di rumah Dirga. Dan sekarang ia bahkan sedang berada di dapur untuk menyiapkan sarapan untuk Dirga. Membuatkan sepiring nasi goreng spesial yang dibuat dengan penuh cinta olehnya.

Diandra yakin Dirga akan meluluh dengan sendirinya. Karena sebegitu percaya dirinya ia jika cinta pertama begitu sulit dilupakan. Mungkin Diandra sudah sebegitu jatuh cinta pada Dirga hingga ia sengaja menulikan dan membutakan dirinya terhadap segala fakta yang coba mereka katakan dan segala hal yang dilihatnya.

"Nona Diandra, biar saya saja yang menyiapkan sarapan," kata koki di rumah Dirga, entah sudah yang keberapa kalinya dia mengulang kalimat yang sama.

"Gapapa, aku bisa kok. Udah biasa masak sendiri dan Dirga juga suka sama masakan aku," sahut Diandra dengan senyum lebarnya. Ia jadi kembali teringat pada kilasan masa lalu beberapa tahub lalu, saat Dirga akan selalu melahap setiap masakannya.

Sementara koki dan beberapa pelayan di dapur ini sudah ketar-ketir takut dengan tuan mudanya yang akan marah jika tahu hal ini.

Mereka hanya bisa merapalkan sederet doa agar tak dipecat setelah ini.

Sementara Diandra sudah tak peduli, yang ia pikirkan saat ini hanyalah bagaimana caranya agar Dirga bisa kembali lagi bersamanya. Apapun akan ia lakukan agar mendapatkan maaf dari Dirga dan juga menanti agar hati cowok itu luluh untuk mau menerimanya lagi.

Di, kamu gak boleh seperti ini. Jangan usahakan kebahagiam dengan membuat orang lain menderita.

Tiba-tiba saja kata-kata umi Sahara tempo hari kembali terngiang-ngiang dikepalanya.

Pegangannya dispatula melonggar.

Semuanya berjalan tidak bisa selalu atas keinginanmu. Ada saatnya semua berjalan bertolak belakang dengan impianmu dan saat itu kamu hanya perlu merelakan dan berlapang dada.

Tidak. Tidak. Ia tak akan bisa menyerah segampang itu. Batin Diandra berontak.

Cewek itu menengadah agar air matanya tak jatuh mengalir. Ia harus terus tersenyum dan ceria agar masakannya untuk Dirga nanti akan lezat dan bisa membuat cowok itu sadar jika tak ada celah ataupun kekurangan dalam dirinya. Karena dirinya begitu pantas untuk Dirga.

Dirinya yang sempurna untuk Dirga.

🌹🌹🌹

Harus Aruna akui jika ia berbohong. Ia berbohong dengan mengatakan jika dirinya baik-baik saja setelah putus dari Dirga. Tentu tak akan ada yang baik-baik saja ketika patah hati. Meski sudah biasa patah hati dan kecewa karena sikap Dirga, namun patah hati kali ini sungguh menyiksa batinnya. Dirga bukan lagi miliknya dan rasanya hal itu kian membuat hatinya sesak.

Terlebih saat ini hanya dirinya seorang diri di dalam rumah, bundanya bekerja dan Inara ikut dengan bundanya. Mengurung diri di dalam kamar seorang diri membuat Aruna lagi-lagi kembali menangis. Sesak itu masih terasa hingga saat ini. Sedih itu juga tak kunjung pergi.

Dengan posisi menelungkup di atas tempat tidur, Aruna membiarkan air matanya mengalir. Lagu galau yang terputar diponselnya kian mendukung suasana menjadi melow.

Biarkan sesaat ia menjadi bodoh dan lemah karena cintanya pada Dirga. Ia yang memutuskan dirinya pula yang galau. Terkadang cewek sesulit itu untuk dipahami.

ArunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang