Aruna#24: Telah Berubah

2.5K 122 4
                                    

Deva dan Diandra setelah dua tahun lebih tak bertemu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deva dan Diandra setelah dua tahun lebih tak bertemu.

******

"KAMU kapan nyampe Jakartanya Di?" tanya Daisy dengan senyum sumringahnya.

Bagaimana ia tak senang ketika membuka pintu tadi langsung dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang sudah dianggap seperti putrinya sendiri. Seseorang yang sudah lama tak bertatap muka langsung dengannya.

Diandra mengulum senyumnya. "Baru tadi sore Tan."

"Kenapa gak bilang? Pasti bakal dijemput Deva. Ya 'kan Dev?" Daisy menoleh pada anak semata wayangnya yang juga ikut duduk di sofa ruang keluarga.

"Deva udah tau kok Tan kalau aku datang hari ini," seru Diandra, melirik ke arah Deva.

"Lho Dev? Kamu tau kenapa gak kasih tau Mama? Terus juga kenapa kamu gak jemput Diandra?" Daisy berdecak kesal.

"Deva udah kasih tau Dirga Ma. Dev kira Dirga yang akan jemput Di di bandara," sahut Deva.

"Nyatanya Dirga gak jemput gue Dev," ujar Diandra dengan tersenyum. Seolah-olah dia baik-baik saja.

"Kamu udah baikan sama Dirga? Kok Mama gak dikasih tau?" Lagi-lagi Daisy merongrong Deva dengan pertanyaan penasarannya.

"Masih seperti dua tahun lalu Ma. Tempo hari Dev ke rumahnya buat nyampein berita itu doang." Deva menggidikkan bahunya acuh.

"Ooh, Mama kira semuanya sudah baik-baik saja karena Diandra sudah kembali." Daisy berujar kecewa.

"Maaf ya Tan, gara-gara Di, hubungan Tante sama Dirga jadi renggang," ucap Diandra dengan rasa bersalah.

"Bukan salah kamu Sayang." Daisy merangkul Diandra yang duduk di sebelahnya. "Tante yakin Dirga akan kembali seperti Dirga yang dulu kita kenal."

Diandra mengangguk. Ia pun sama yakinnya jika Dirganya akan segera kembali. Hanya butuh waktu sebentar lagi untuknya kembali merajut asa yang dulu pernah terhenti.

"Gimana sekolah kamu Sayang? Semuanya lancar?" tanya Daisy, mengalihkan topik pembicaraan.

"Lancar Tan. Di bahkan dapet kesempatan magang di salah satu butik dari fashion designer ternama yang ngisi kelas di sekolah Di," seru Diandra dengan bangga.

Daisy tersenyum lega. "Kamu emang hebat Di."

"Ini semua berkat Tante dan juga kamu, Dev," ucap Diandra.

"No! Tante dan Dev hanya membantu selanjutnya itu berkat bakat kamu yang tidak diragukan lagi. Makanya sekolah kamu nerima kamu dan ngasih beasiswa penuh untuk kamu di sana," sanggah Daisy, "kamu makin cantik aja Sayang. Heran Tante kenapa bisa kamu secantik ini," kata Daisy dengan geleng-geleng kepala.

Daisy menatap Diandra dengan berdecak takjub. Remaja lima belas tahun yang dulu ia antarkan untuk meraih cita-citanya untuk bersekolah fashion di Paris kini sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik jelita ditambah lagi dengan darah campuran yang Diandra miliki, yakni Indonesia-Belanda sudah sangat cukup untuk membuatnya kian menawan.

ArunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang