Aruna#31: Aruna-Dirga Putus

2.4K 138 16
                                    

Aku menyerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menyerah.

Aruna Niesha

******

KETERKEJUTAN terlihat jelas diwajah Dirga. Entah sejak kapan Aruna berada di sana. Entah apa saja yang sudah didengar oleh gadis itu.

Dirga mengusap wajahnya gusar. "Ini semua gara-gara lo!" tunjuknya tepat diwajah Diandra. Tak ada lagi sorot mata iba di wajah Dirga, yang ada hanya sorot mata marah dan murka untuk 0cewek itu.

"Ga, kamu apaan sih? Kenapa jadi marah-marah lagi? Bukannya pelukan tadi udah cukup jelas jadi tanda bahwa kita udah baikan?"

"Gak akan pernah," desis Dirga pada Diandra.

"Ada apa Na?" tanya Dirga yang sudah memusatkan perhatiannya pada Aruna. Benar-benar apa yang terjadi membuatnya pening. Bagaimana melihat sorot mata terluka Aruna dan sorot mata tidak terima Diandra.

"A-aku," kata Aruna terbata, dirinya masih bingung dengan apa yang terjadi. Bagaimana bisa secepat itu Dirga mengubah ekspresinya untuk Diandra. Semenit lalu ia baru saja melihat Dirga yang menyerah dalam pelukan Diandra.

"Bunda nitipin ini." Aruna menyerahkan papper bag berisi bolu tapai tanpa melihat ke arah Dirga. "Maaf udah ganggu waktu kalian. Aku pamit."

Secepat mungkin Aruna langsung berbalik setelah Dirga menerima papper bagnya. Ia sudah tak bisa berlama-lama di sini, apa yang terjadi hanya membuat dadanya kian sesak.

"Tunggu Na." Ternyata Dirga mengejarnya dan berhasil meraihnya.

"Aku anter kamu pulang," katanya lagi.

Aruna berbalik dan mengusap kasar air matanya. "Gak perlu, Ga," tolaknya.

Aruna mengambil napas dalam dan menengadah hanya agar air matanya tak mengalir. Ia menyerah. Menyerah dengan segalanya yang membuatnya kian sesak. Apa yang baru dilihatnya sudah cukup membuatnya sadar diri.

"Aku aku udah ambil keputusan. Hal ini udah aku pikirin baik-baik dan semakin membuat aku yakin dengan apa yang aku liat tadi." Aruna menahan tangisnya susah payah. "Aku mau kita sampai di sini. Makasih buat waktu kamu selama ini. Makasih udah mau direpotin sama aku."

"Kamu ngomong apa sih? Apa yang kamu liat gak seperti yang kamu pikirin."

"Udah cukup selama ini aku nyusahin kamu. Jadi beban buat hidup kamu. Aku kalah Ga, sampai kapan pun aku gak bakalan bisa dicintai sama kamu. Hati kamu cuma buat Diandra." Aruna menekan kuat-kuat perasaanya untuk tak kembali menyerah pada Dirga.

"Runa...." Dirga menahan Aruna yang hendak pergi.

"Dirga, kalau kamu ngerasa bersalah atas perasaan aku, kamu tenang aja. Ini perasaan aku dan akan jadi tanggung jawab aku sendiri. Jangan merasa bersalah karena kamu berhak nentuin pilihan hatimu." Aruna mencoba tersenyum meski hatinya sedang tercabik-cabik, melepaskan dengan perlahan pegangan tangan Dirga dipergelangan tangannya.

ArunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang