Aruna#21: Selalu Terhina

2.3K 126 29
                                    

ARUNA duduk dengan gelisah di dalam mobil bersama Dirga. Bagaimana ia tak gugup jika saat ini Dirga akan membawanya menuju premier hotel pamannya. Aruna belum memiliki keberanian sebesar itu untuk bertemu dan berkenalan dengan keluarga pacarnya ini. Ia terlalu takut untuk mendapatkan penolakan dari keluarga Dirga.

"Kamu kenapa?" tanya Dirga, menoleh sebentar ke arahnya.

"Aku takut," sahut Aruna dengan pelan.

"Kenapa?" Dirga mengusap kepalanya. "Keluarga aku pasti bakal nerima kamu dengan baik."

"Tap---"

"Ada aku. Kamu tenang aja," ujar Dirga cepat sebelum Aruna menyelesaikan kalimatnya.

Aruna hanya mengangguk samar. Sejak tadi ia belum berani menatap Dirga. Ia takut dan malu jika Dirga akan kembali tak suka dengan penampilannya malam ini. Belum lagi Dirga yang terlihat berkali-kali lebih tampan dalam penampilannya malam ini. Tubuh tinggi tegapnya dibalut dalam tuxedo warna hitam dan kemeja bewarna senada di dalamnya. Baru kali pertama Aruna melihat Dirga dalam tampilan seformal ini dan itu sukses membuat dirinya terpana, dan untuk kesekian kalinya membuat dirinya kembali kehilangan kepercayaan diri berjalan berdampingan bersama Dirga.

 Baru kali pertama Aruna melihat Dirga dalam tampilan seformal ini dan itu sukses membuat dirinya terpana, dan untuk kesekian kalinya membuat dirinya kembali kehilangan kepercayaan diri berjalan berdampingan bersama Dirga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemarin ketika Dirga meneleponnya untuk mengatakan hal ini, Aruna langsung menolak. Namun Dirga memintanya untuk tetap ikut karena katanya, pamannya yang meminta. Ada sedikit rasa kecewa di dalam hatinya karena secara tidak langsung Dirga terpaksa mengajaknya. Dengan kata lain jika tidak atas permintaan pamannya sudah pasti Dirga akan pergi sendiri.

Aruna menghela napas, menghalau jauh-jauh rasa kecewa itu.

Tadi pagi setelah ia mengatakan pada bundanya jika malam ini akan pergi bersama Dirga, bundanya langsung memintan tolong pada Kintan untuk mendandaninya. Aruna sudah menolak namun bundanya bersikeras untuk ia berdandan karena katanya ini adalah acara formal jadi ia tidak bisa datang dengan wajah tanpa riasan. Itu hanya akan membuat Dirga malu katanya.

Jadilah dengan senang hati Kintan sudah datang pukul lima sore tadi dengan membawa tas make up beserta beberapa dress-nya.

Tapi tak satupun dress dari Kintan yang kini Aruna pakai. Bukan karena tidak bagus, malahan dress yang dipinjamkan Kintan adalah dress yang bagus-bagus dari merk ternama. Dan karena itulah Aruna memilih tak memakainya. Ia tak ingin terlihat berkelas namun dari hasil pinjaman. Ia ingin tampil apa adanya, kebetulan beberapa bulan lalu saat usianya tujuh belas tahun, pemilik butik tempat bunda bekerja menghadiahinya sebuah dress pesta bewarna biru muda yang kini ia pakai. Memang tidak semahal milik Kintan, tapi itu sudah cukup bagus untuk ia kenakan ke acara formal ini.

Tak berapa lama kemudian, Aruna dan Dirga sudah sampai di tempat tujuan yakni hotel baru milik pamannya Dirga. Aruna begitu takjub dengan hotel yang dilihatnya ini. Benar-benar besar dan mewah. Tak salah lagi memang jika keluarga pacarnya ini adalah keluarga dari kasta berada. Aruna semakin merasa rendah diri jika harus berdampingan dengan Dirga. Mau bagaimana pun ia tak akan pernah sebanding dengan Dirga.

ArunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang