Aruna#20: Kehidupan Aruna

2.3K 130 25
                                    

HAMPIR dua minggu berlalu sejak hari itu. Aruna tak lagi ingin berdandan seperti itu lagi. Sudah cukup pada hari itu ia merasa sakit hati dan cukup terhina. Dan selama dua minggu itu pula ia menyibukkan diri untuk menghadapi UAS di semester lima masa SMA-nya ini.

Dan dalam kurun waktu itu pula ia sudah berkutat dengan tumpukan buku untuk belajar dan memperdalam materi agar bisa mendapatkan nilai yang memuaskan di semester lima ini. Semoga saja grafik nilainya naik semua hingga memungkinkannya bisa lolos di SNMPTN nanti.

"Gue capek," ujar Kintan tanpa bisa mengangkat kepalanya dari meja kantin.

"Kamu udah berjuang keras Kin. Semangat!" seru Aruna, selama dua minggu ini sahabatnya ini sudah berjuang mati-matian untuk belajar, bahkan terkadang mereka belajar bersama dan malamnya Kintan harus bimbel di luar.

"Untung aja abis ini liburan. Eh lo udah ada wacana mau liburan ke mana belum?" tanya Kintan yang mulai antusias.

Aruna menggeleng. "Di rumah aja."

"Ikut sama gue yuk. Gue mau liburan di Bali, sama Mami-Papi, Juna juga. Lo ajak Dirga, pasti tambah seru."

Aruna menggeleng. "Gak usah Kin. Aku di rumah aja, belajar buat persiapan ujian-ujian berikutnya. Lagipula Dirga pasti sibuk sama urusan kantornya."

"Yah sayang banget liburan cuma dipake belajar Run."

"Liburan kan gak mesti harus ke mana-mana Kin."

"Ah lo mah bisa aja ngelesnya."

Aruna tersenyum sembari menyeruput es tehnya. Seusai ujian terakhir selesai mereka tak langsung pulang melainkan menunggu pacar masing-masing yang tengah pergi ke ruang sekre eskul masing-masing.

"Tinggal beberapa bulan lagi Run," seru Kintan.

"Apa?"

"Ck. Masa SMA kita. Habis itu udah bakal mencar-mencar dengan jalan hidup masing-masing."

Aruna terdiam. Ia ingin lupa namun Kintan mengingatkannya. Rasanya ia belum siap menemui hari itu. Ia masih ingin terus bersama Kintan yang baiknya tak terkira ini. Ia masih ingin terus berada di dekat Dirga. Entah bagaimana nanti nasib hubungannya saat mereka sudah lulus. Masih ataukah usai? Lagipula tak ada alasan lebih untuk Dirga mempertahankannya. Cowok itu hanya kasihan dan hanya ingin melindungi dirinya selama masa putih abu-abu ini. Dan nanti saatnya ia harus mandiri di bangku perkuliahan. Tak boleh bergantung ataupun kembali menjadi benalu dan merepotkan orang lain.

Aruna tak ingin egois terlalu lama. Mungkin semuanya memang haru berakhir ketika kelulusan nanti. Sudah saatnya Dirga menjalani kehidupan dengan tenang dan menemukan kebahagiannya sendiri. Dan sudah jelas jika itu bukan bersama dirinya.

"Iya ya, waktu berjalan dengan cepat."

"Perasaan masih baru kemarin gue kenal sama lo yang lagi nangis di pojok kelas."

Aruna terkekeh mengingat pertemuan pertamanya dengan Kintan. Saat itu mereka satu kelas saat kelas sepuluh dan Kintan datang terlambat. Alhasil cewek itu tak mendapatkan kursi selain kursi di sampingnya.

Aruna yang saat itu tengah menangis diam-diam karena bekalnya dibuang ke tempat sampah oleh teman kelasnya langsung terkejut karena kehadiran Kintan yang begitu ramah menyapanya. Sejak saat itulah tak sekalipun Kintan membiarkan orang-orang memperlakukan Aruna dengan tidak adil di depan matanya.

"Kamu jadi kuliah di Paris Kin?" tanya Aruna dengan tercekat.

Kintan menatapnya sedih lalu mengangguk. "Gue udah diterima di salah satu jurusan fashion di univ terbaik di sana."

ArunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang