Aruna#28: Kenyataan yang Sesungguhnya

2.2K 120 10
                                    

"Kalau suatu saat bang Dirga ninggalin kak Runa, perasaan Kakak akan gimana?"

Pertanyaan Inara malam tadi masih terngiang-ngiang dibenaknya. Meski semalam menjawab pertanyaan itu dengan enteng, dengan mengatakan ia akan baik-baik saja. Tapi nyatanya membanyangkannya saja Aruna sejujurnya tak sanggup, sudah sejatuh itu ia pada sosok Dirga hingga membuatnya sulit lepas darinya.

Mungkin benar jika kata orang cinta itu buta, ia seolah-olah tak melihat jika selama ini Dirga tak mencintainya hanya demi untuk bisa terus bersama cowok itu.

Tapi dia yakin tak mungkin selamanya ia bertahan dan menjadi egois untuk tetap bertahan, meski sudah pernah menyerah dan Dirga tetap mempertahankan entah karena maksud apa, tapi Aruna tahu nanti Dirga yang akan menyerah dengan sendirinya.

Dan Aruna harus siap jika hari itu tiba.

Mungkin saat ini bekerja di coffee shop bisa sedikit menjadi penghibur hatinya, bertemu dengan orang banyak dan membaui aroma kopi dari tempatnya bekerja ini sejenak bisa membuatnya tenang dan melupakan segala keresahan hatinya.

Dan entah ini sudah hari keberapa baginya bekerja, ia pun tak menghitungnya.

"Run, kamu deket ya sama mas Dev," seru mbak Vina ketika mereka sedang berada di ruang ganti, mengganti pakaian ketika jam pulang.

"Iya Mbak, kan kami temenan," sahut Aruna dengan senyum cerianya.

"Bukan itu maksud Mbak Run," kata mbak Vina membuat kening Aruna bergelombang.

"Mbak langsung to the point aja deh," cengir Aruna yang tak paham.

Mbak Vina berdecak gemas. "Mas Dev itu kayaknya naksir kamu."

Aruna tertawa membuat giliran kening mbak Vina yang bergelombang kini. "Loh malah ketawa."

"Ya abisnya mbak Vina lucu."

Mbak Vina mengibaskan rambut panjangnya. "Mbak emang lucu. Thanks," serunya dengan mengibaskan rambut, "masa sih kamu gak paham Run?"

"Paham apa sih Mbak?"

"Itu kalau mas Dev naksir kamu." Lagi-lagi mbak Vina mengulang pernyataannya.

Aruna tersenyum seraya melepaskan ikatan rambutnya. "Gak kok Mbak, Deva udah ada cewek yang disukanya. Jelas itu bukan aku, kami cuma temenen doang kok," jelas Aruna, "Aku duluan ya Mbak. Dadah mbak Vina."

Mbak Vina geleng-geleng kepala menatap Aruna yang sudah keluar dari ruang ganti. "Itu anak emang polosnya kebangetan."

***

Hari ini adalah hari minggu. Hari dimana Aruna mendapat jatah libur setelah enam hari bekerja. Kebetulan juga hari ini adiknya ulang tahun jadi ia dan bundanya sudah berencana akan membuat makan malam spesial untuk perayaan ulang tahun Inara.

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi dan Aruna masih berada di dalam kamar untuk melanjutkan tulisan ceritanya. Sementara menunggu bunda dan Inara kembali dari pasar.

Selang tak berapa lama terdengar kunci pintu rumah yang terputar lalu disusul suara cempreng Inara memekak di dalam rumah.

Baru saja Aruna akan turun dari atas tempat tidur, pintu kamarnya lebih dulu terbuka menampilkan Inara.

"Kak Runa, ada tamu di luar cari Kakak. Buruan ya Kak." Lalu Inara kembali menutup pintu kamar membuat Aruna bingung. Siapa yang bertamu mencarinya?

Aruna bergegas turun dari tempat tidur dan keluar dari kamar. Melihat seorang cewek cantik berpakaian fashionable duduk di ruang tamu.

ArunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang