Karena tatapan itu, pipi Sakura jadi memerah. Dia membuang muka dari Saddaru sambil menarik napas dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Sakura salah tingkah.

Saat Sakura kembali menatap Saddaru, ternyata cowok itu masih menatapnya tanpa henti. Ada rasa takut karena tatapan Saddaru sedikit seram, tapi hal itu memberi pengaruh buruk bagi jantung Sakura.

 Ada rasa takut karena tatapan Saddaru sedikit seram, tapi hal itu memberi pengaruh buruk bagi jantung Sakura

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Saddaru, jangan ngeliatin kayak gitu," ucap Sakura, malu.

Karena ucapannya, sudut bibir Saddaru berkedut. Ia ingin tersenyum, tapi wajahnya terasa kaku karena seluruh permukaannya perih. Maka, Saddaru menutup matanya agar tak menatap Sakura lagi.

"Eh, kok malah merem?" celetuk Sakura.

Serba salah, batin Saddaru.

Cowok itu kembali membuka mata. Lagi-lagi ia menatap Sakura. Baru beberapa jam tidak bertemu dengan gadis itu, Saddaru sudah merasakan hal yang aneh dalam dirinya. Entah ini rindu atau apa. Tapi, rasanya Saddaru ingin menatap wajah Sakura terus.

Yang terjadi setelahnya, pintu kamar terbuka dan tiga orang lelaki masuk. Figo langsung menepuk tangan dengan cukup keras sambil bersorak saat tahu Saddaru sudah bangun.

"YO, MY MAN IDUP LAGI!" seru Figo, heboh.

Dengan penuh semangat Figo berjalan cepat menghampiri Saddaru lalu menepak lengan Saddaru dan hampir menyentuh luka sayat di sana. Saddaru meringis, tapi Figo malah nyengir tanpa merasa bersalah.

"Lo main sama Deathrow nggak ngajak-ngajak, sih!" celetuk Figo.

"Hooh! Harusnya kabarin kita dulu," sahut Dion.

Sebenarnya Saddaru ingin sekali bicara. Sayang, untuk kali ini ia lebih baik diam daripada luka-luka di wajahnya makin menyiksa. Terlebih luka sobek di bibir yang perihnya sampai ke luar angkasa.

Beruntungnya Saddaru memiliki teman-teman yang pengertian. Mereka tidak akan bertanya tentang insiden yang Saddaru alami di markas Deathrow sebelum keadaan Saddaru membaik. Mereka juga tak banyak bicara, takut mengganggu ketenangan Saddaru.

Kecuali Figo. Anak itu sangat cerewet. Perlu kalian tahu, dengan seenak jidat Figo mengajak Saddaru makan sate di depan rumah sakit padahal dia tahu Saddaru belum bisa beranjak dari kamar.

Sakura senang melihat Saddaru tidak sepucat tadi. Kehadiran sahabat memang selalu mampu memperbaiki suasana yang awalnya kelabu.

Sakura memang belum pernah memiliki sahabat. Dan baru kali ini ia merasa hidupnya lebih baik dengan adanya anak-anak Zhynix.

"Sakura." Suara Nolan menginterupsi sang pemilik nama.

Sakura menoleh ke arah pintu, melihat kakaknya berdiri di sana sambil menaruh ponsel ke dalam saku celana. Nolan menutup pintu dan berjalan menghampiri Sakura. Wajahnya terlihat seperti ada masalah.

Oscillate #1: The Big Secret Where stories live. Discover now