16 • Syok

84.9K 11.5K 4.8K
                                    

Panik sih ada ketika Sakura mendadak ngobrol sama sesuatu yang hanya orang tertentu bisa lihat. Saddaru yang duduk di samping Sakura hanya bisa diam dan memerhatikan Sakura yang sekarang sedang anteng menikmati ayam goreng buatan Desi.

"Kamu mau?" Sakura bersuara.

Dia bukan menawarkan makanannya pada Saddaru, tapi entah dia menawarkannya ke siapa. Merinding, Saddaru merasakan sekujur bulu kuduknya meremang karena Sakura.

"Sa, makan sendiri aja jangan tawarin ke siapa-siapa." Alan berucap.

"Tapi, dia ngeliatin terus." Sakura membalas.

Alan tak habis pikir karena ia kira Sakura tak mampu melihat 'mereka' yang berbeda alam dengannya. Bukan hanya itu yang menjadi masalah, tetapi juga Alina yang memang seperti itu pada tamu-tamu keluarga Alan yang dianggapnya cantik, ganteng ataupun menarik. Alina akan mendekati orang itu, bahkan berani menampakkan diri.

"Cuekin aja," celetuk Saddaru.

"Tapi, dia baik. Masa dicuekin?" Sakura sedikit mengerucutkan bibir, lalu melirik ke kiri lagi sambil tersenyum tipis. "Dia juga cantik."

Desi segera menempatkan diri duduk di tengah-tengah Sakura dan Saddaru. Desi mengalihkan perhatian Sakura dari Alina dengan mengajak ngobrol gadis berambut pirang hampir putih itu. Alhasil, Sakura tak lagi melirik bahkan berbicara dengan Alina.

• • 🌸 • •

Waktu terus berputar. Hingga jam tujuh Nolan belum kunjung menjemput Sakura. Lantaran macet, ditambah Alan harus mampir dulu ke tempat makan karena rasa laparnya tak bisa ditahan lebih lama lagi.

Jadi, Sakura masih harus menunggu di rumah Alan. Kedua teman Saddaru, yakni Figo dan Saga sudah pulang duluan karena setelah itu mereka akan menemani Dion di Rumah Duka. Sedangkan Saddaru tidak mau balik ke rumahnya karena muak dengan suasana di sana. Lagipula, rumah Alan bagaikan rumah kedua bagi Saddaru.

Kehadiran Saddaru di sini juga ada untungnya di saat Alan tak bisa menemani Sakura, sebab dirinya harus fokus mengerjakan tugas dari dosen yang akan dipresentasikan besok.

Saddaru yang hendak keluar dari rumah langkahnya langsung berubah jadi pelan saat dilihatnya Sakura sedang duduk di anak tangga depan pintu rumah Alan, sambil memerhatikan sekitarnya.

Saddaru yang hendak keluar dari rumah langkahnya langsung berubah jadi pelan saat dilihatnya Sakura sedang duduk di anak tangga depan pintu rumah Alan, sambil memerhatikan sekitarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sakura refleks menoleh saat mendengar Saddaru berdeham. Cowok itu kini menempatkan diri di samping Sakura, duduk dengan jarak agak jauh darinya. Sakura duduk di pinggir kiri tangga, sedangkan Saddaru di kanan —tapi sedikit ke tengah. Mereka juga duduk di satu anak tangga yang sama.

Kehadiran Saddaru disambut ramah oleh Sakura. Gadis manis itu tersenyum, tapi terlihat sedikit kikuk karena wajah Saddaru sangat datar. Ia jadi tengsin karena senyumannya tidak dibalas oleh lelaki di sampingnya itu.

Lantas, Sakura mengalihkan pandangannya lurus ke depan. Ia memerhatikan rumah di seberang sana, beberapa anak kecil berlalu-lalang sambil sepedaan, dan dua orang dewasa yang sedang mengobrol. Sakura yakini dua orang dewasa itu baru saja pulang kerja, karena seragam mereka berciri khas dan samaan.

Oscillate #1: The Big Secret Where stories live. Discover now