[03/01. In Itaewon]

1K 207 12
                                    

jangan lupa untuk vote dan komen yaa

Itaewon City. Tempat paling berkesan bagi Nindi, mendengarnya sekilas, pasti akan membuat kalian mengira itu adalah sebuah nama kota padahal aslinya Itaewon City adalah sebuah bangunan mall besar bertingkat 100 dimana semua kebutuhan para orang-orang elite terpenuhi, mulai dari tempat belanja, hotel, restoran dengan jenis makanan yang beragam, gym, serta lapangan olahraga pun ada di sana. Dibagian paling atas dibangun sebuah wahana dan kolam permandian. Di situ pula Nindi sering melakukan berbagai les privat nya.

Di lantai 56, dimana sebuah restoran bintang lima berada, tempat yang pas untuk para orang tua berkumpul membicarakan hal-hal mengenai anak-anak mereka.

"Anak saya sebentar lagi ikutan solo loh jeng, jangan lupa nanti dateng ya" sombong si wanita dengan sanggul menyeruput teh nya.

Serena mendelik kemudian tersenyum, "oh festival yang akan di datangi Anna Netrebko ya jeng? Penyanyi Sopran nomor satu dari Russia itu kan?"

"Wah yang bener jeng Tamara?" Tanya orang tua lainnya menatap Tamara-mama Alexa. Namun ia malah terdiam seperti orang bingung, mungkin ia sulit menghafal nama tersebut.

"Kok jeng Serena tau sih? jeng Tamara aja belum tau kan ya?" Kompor bunda Rosie-mama Yuna.

"Sa-saya tau kok! Tapi saya... lupa aja namanya"

"Nggak papa kok jeng, saya juga taunya dari anak saya Vante, dia kan ketua OSIS di Ursula. Jadi dia lebih tau semuanya dibanding murid-murid lainnya" ucap Serena menegakkan tubuhnya percaya diri, anak rambutnya ia sisipkan ke telinganya.

"Mama!!" Seseorang tiba-tiba berteriak membuat semua yang ada di meja itu berpaling menoleh ke asal suara.

Serena memejamkan mata menahan amarah ketika melihat si pemilik suara itu adalah Nindi putrinya. Gadis itu datang dengan sangat tidak sopan, memakan kentang goreng sambil berlari, serta rambut dan seragam yang tak tertata rapih.

"Kamu ngapain ke sini sayang?" geram Serena masih menjaga senyumnya berusaha bernada lembut. Ia mencengkram lengan Nindi dengan keras.

"Aku mampir doang, setengah jam lagi kan ada les bahasa Inggris" cemberut Nindi langsung duduk di sebelah Mamanya.

"Sayang... kok temen-temen Mama gak di sapa hmm?" Bisik Serena.

"Eh lupa, halo Tante Tamara, Tante Andine, Tante Rosie" sapa Nindi kembali berdiri lalu membungkuk sopan.

"Wah Nindi udah kelas berapa sekarang?" Sapa Andine—mama Rere alias Mama dari sahabat Nindi sendiri.

"Kelas 11 Tante" jawab Nindi tersenyum, kemudian kembali mencomot kentang McD nya.

"Kamu nggak ikut kelas tata krama ya?" Tamara menyahut menyindir.

"Iku—" kalimat Nindi terpotong.

"Nindi tidak pernah melewatkan kelas tata kramanya setiap hari Minggu" jawab Serena cepat dengan nada dingin tak lupa lirikan tajamnya yang khas. Serena tidak akan mau harga dirinya di injak-injak oleh teman-temannya selevelnya apalagi yang dibawahnya.

"Oh gituh ya, pantas saja" Tamara tersenyum meremehkan. "Kalau Alexa dia ikut dua kali kelas tata krama, jadi dia agak berbeda dengan Nindi" sindirnya sarkas. Menurut Tamara apapun yang mampu Serena lakukan maka ia harus 2 kali lebih unggul dari Serena. Entah itu kemampuan ataupun hanya sekedar kepunyaan.

Nindi berdecak meremehkan, "ck, tukang bully itu punya tata Krama Tante??"

Tamara menyorot, "maksud kamu?!"

PANTHERO SECRET [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang