[03.]

1.9K 439 58
                                    


Jangan lupa vote❗
 

"Brengsek tuh guru! Padahal cakep" Rere menghelah napas kasar.

"Udahlah nggak usah di bahas lagi" sahut Nindi yang sepertinya sudah tidak mood membahas masalah asisten guru les privat nya.

"Tuh kan semua cowok itu emang sama aja!!" teriak Yuna tiba-tiba masuk melempar kedua sepatu heelsnya ke lantai, wajahnya kusut dengan bibir manyun.

"Yang nyuruh lo nyobain semuanya, siapa?" sahut Nindi tajam, mungkin juga efek kesalnya karena pelecehan yang di dapatkannya baru-baru ini. Bahkan jika ada pilihan untuk tidak menikah maka ia lebih baik tak menikah, selain heran karena kelakuan pria, kehidupan pernikahan juga menurutnya confusing dan cukup menyeramkan, bagi dia yang tak bisa menolerir pengkhianatan, makan jangan mencobanya. Jika tak siap menjadi orang tua lebih baik tak usah nekat, cinta bukanlah pelampiasan nafsu.

Selain itu Nindi juga kesal pada kelakuan Yuna.

"Ish! Jangan nyalahin gue dong"

"Aku tanya sekarang," Nindi bangun dan menatap Yuna serius, "Kenapa lo mau di ajak tidur sama dia? Dia bilang lo cantik? Atau seksi? Pinter, hm?" Nindi kelihatan sangat seram ketika kesal, tak seperti dirinya, Yuna akan pasrah bila dia tadi di posisi Nindi, dan Nindi benar-benar benci sifat Yuna yang itu. Terlalu polos dan pasrah jika sudah bucin.

Yuna terduduk merenung cemberut, melipat kedua tangannya di depan dada. Ia diam, tidak menyangkal perkataan Nindi, ya karena memang benar apa yang dikatakan sahabatnya. Ia bodoh, hanya karena di puji sedikit saja, Yuna sudah bisa di taklukkan. Untungnya ia belom di jeboli oleh Razak. Nindi mentolerirnya karena itu.

Untungnya waktu itu Yuna menelfon Nindi untuk menjemputnya sebab Razak menginginkan keperawanan Yuna. Gadis polos itu memang selalu memberi tahu sahabatnya apapun yang ia ingin lakukan. Syukurlah Nindi bisa menyelamatkan Yuna tepat waktu.

Itu alasan dia nggak pernah mau pacaran. Bukan karena dia seorang Virgo si perfeksionis, tapi laki-laki adalah makhluk yang tidak bisa di taklukkan hanya dengan cinta dan ketulusan, jika ingin hidup bahagia maka kau harus hidup dengan orang yang mencintaimu bukan yang kau cintai.

"Terus gimana les lo Nin?" Rere mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Aku bolos les bahasa Jerman" Nindi tersenyum kotak tak berdosa. "Ya gimana lagi, gue lagi trauma bege!"

"Sok sok an trauma, nggak ada apa-apa aja lo bolos 2 hari" sinis Rere seakan tahu kalau Nindi menikmati libur les nya karena kejadian kemarin.

Detik kemudian ia cemberut lalu merebahkan punggungnya di kasur, "Gue pemalas tapi pengen sukses. Huh meresahkan..."

"Sedangkan gue. Gue pengen uwuw-uwuw an tapi nggak mau pacaran" Rere ikut merebahkan punggungnya.

Yuna bergabung, "Gue... cuma pengen bebas dari Lexa. Itu aja..."

 
°°°

"Ma, kenapa kak Vante nggak ada di rumah?"

"Kakak kamu lagi keluar kota. Pulangnya agak malem" jawab Serena singkat.

"Kamu kenapa bolos les bahasa Jerman?"

Nindi kicep, sebenarnya ia sama sekali tak ada niat untuk bolos, tetapi karena ia ketiduran di rumah Rere. Jadi intinya Nindi tak ikut les apapun hari ini.

"Ma, besok ada les nggak?"

"Kenapa?"

"Ya... nggak papa"
Nindi mencomot roti panggang berselai nanas miliknya lalu kabur masuk ke kamar.

PANTHERO SECRET [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang