Pause? (2)

303 14 0
                                    

Pause? (2)

(Nathan)

Beberapa saat setelahnya.

Aku ingin tertawa melihat wajah Cheryl begitu serius memasangkan perban kecil di keningku. Matanya masih kemerahan saat itu. Kadang aku juga mendengar napasnya yang sesak sendiri seperti orang terkena flu. Rasanya aneh sekali kami bisa sedekat ini sejak terakhir aku mengecup bibirnya tempo hari.

Tentu saat itu aku tak sempat menyadari betapa berubahnya Cheryl sekarang. Perutnya bertambah besar dan itu juga diikuti dengan bentuk tubuhnya yang semakin berisi. Setidaknya aku lega karena keluarga Duwey memberi Cheryl kebutuhan kehamilannya yang pas.

“Mau minum?” tanya Cheryl mengusap pipinya yang lembab dan membereskan kotak P3K.

“Air putih saja,” jawabku dan kemudian Cheryl sudah berjalan menuju dapur.

Saat ini kami berada di rumah penyendirian Cheryl. Rumah sederhana yang Keluarga Duwey pinjamkan untuk memberi Cheryl waktu privasi untuk dirinya sendiri. Untuk satu momen aku sempat berpikir, Cheryl melewati harinya di sini selama sebulan kala kami tak bertemu.

“Siapa yang membawaku kemari setalah jatuh dari Lordy?” tanyaku memutuskan menyusul Cheryl ke dapur.

Beberapa saat aku tercenung melihat apa yang sedang kutemukan di sana. Bukan karena desain dapurnya. Malah dapur ini sangatlah kecil nan sederhana dibanding dapur yang biasa Cheryl gunakan di apartemen dulu. Tak banyak isinya selain kompor, lemari piring, dan tempat untuk meletakkan persediaan makanan. Cheryl hanya berdiri di sana, memunggungiku sembari menuangkan segelas air.

Dan satu-satunya yang muncul di kepalaku adalah menghapiri wanita itu dan memeluknya dari belakang punggung, untuk melepas rindu.

Andai keadaan antara kami berbeda.

“Alfred dan Philip,” jawabnya tanpa menoleh padaku. “Padahal aku menyuruh mereka membawamu ke rumah Duwey saja. Lagi pula kamu selama ini menginap di sana. Baju ganti dan barang-barangmu yang lain juga di sana … tapi mereka bersikeras membawamu ke tempatku ….”

“Kenapa?” tanyaku mendekati sosoknya dan menyandarkan diriku di dinding, sembari memperhatikan Cheryl.

“Karena, rumah keluarga Duwey kosong sekarang,” kata Chery lalu menyodorkan gelas itu ke tanganku.

Deg!

Satu detik yang singkat tanpa kurencanakan, jemari kami bertemu. Dan itu membawa sensai kejut yang menjalar sampai ke seluruh saraf tubuhku. Mereka seolah berteriak agar aku merangkul wanita itu dan melampiaskan rindu sekali lagi.

Namun, entah kenapa, sebelum aku ingin bergerak lebih jauh, Cheryl menarik tangannya dan memperlihatkan sikap canggung ini padaku, “Tidak akan ada yang merawat lukamu kalau di sana, Phil dan Alfred masih sibuk di festival. Aku juga tidak tahu di mana Marianne sekarang. Karla juga tidak ada di rumah … jadi … seperti … itu …,” Cheryl lalu memandangku sedikit memelas. “Tapi kalau kamu tidak suka di sini, tidak apa-apa. Kamu boleh pergi.”

Sementara aku saat ini sedang memproses informasi yang baru saja kudapat dan perlu beberapa detik sampai aku sadar. Aku sedang berduaan dengan Cheryl?!!

Kami … berduaan … di sini … di tempat ini …. Tak ada Philip atau Alfred atau bahkan para kuda ….

Argh! Kenapa aku malah pusing sendiri?! Harusnya aku senang ‘kan?! Ini kesempatan kami bisa berduaan dan bicara baik-baik soal hubungan kami.

Tetapi di saat ini kenapa otakku kosong?! Tuhan, beri aku petunjuk, ilham atau apapun … aku tidak tahu harus berkata apa di depan istriku sendiri!

Once Twice Trice (TAMAT) | 1.4Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum