Meledek Seperti Kuda, Melenguh Seperti Anak Sapi

382 14 3
                                    

Meledek Seperti Kuda, Melenguh Seperti Anak Sapi

(Nathan)

Mungkin aku harus mempertimbangkan untuk memakai kaca mata biasa saja. Memakai lensa kontak di saat umurmu semakin tua begini, terasa makin tak nyaman. Ya, aku beberapa di antara kalian tidak tahu, sebenarnya aku memiliki penglihatan buruk sejak kecil. Lalu sejak aku berumur 13 tahun, aku mulai menggunakan lensa kontak sejak seorang gadis seumurku mengomentari betapa anehnya kaca mataku dan kau tahu siapa gadis itu? Istriku sendiri.

Cheryl mungkin sudah lupa soal ini dan aku memang tidak pernah memberitahunya.

Sekarang hari sudah melewati jam empat dini hari dan aku secara harfiah berada di kandang ayam.

“Kalau aku melihat kau memecahkan satu telurku, kau harus membersihkan kandang ayam ini, tiga hari ke depan,” kata Alfred Duwey begitu lembut dengan tersenyum di ujung ruangan

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

“Kalau aku melihat kau memecahkan satu telurku, kau harus membersihkan kandang ayam ini, tiga hari ke depan,” kata Alfred Duwey begitu lembut dengan tersenyum di ujung ruangan.

Aku menyenggol Philip yang juga sedang memungut beberapa telur segar yang sudah ditinggalkan para ayam dan bertanya, “Apa itu benar?” tanyaku mengangguk ke arah Alfred yang tengah memberi makan ayam.

Philip mengulum senyum, “Ya, semua orang harus bekerja sama di peternakan Duwey, itu peraturan pertama.”

Aku menghela napas dan mendongakkan kepalaku menghadap lampu terang yang berada di tengah-tengah. Mataku memandang sekitar dan mendapati beberapa bulu ayam bertebaran di lantai. Bau apek ayam yang mungkin adalah bau kotoran memenuhi udara. Meski begitu, kandang ini cukup bisa disebut bersih. Mungkin baru dibersihkan.

Kandang ayam ini tidaklah besar dan tidak pula terlalu kecil. Cukup untuk menampung tiga laki-laki dewasa dan 30 lebih ekor ayam.

Jika kau bertanya-tanya apa yang sedang kulakukan sekarang, aku sedang memungut telur-telur segar. Dan yang kumaksud dengan “segar” di sini adalah telur yang masih dalam kondisi berlendir. Lendir yang bening kental dan kadang … tertempel bersama … kotoran. Baru saja ke luar dari lubang pantat ayam, atau lubang yang sama di mana kotoran biasanya ke luar.

Philip sempat memberitahuku tentang cara kerja tubuh ayam menghasilkan telur dan tentang adanya saluran lain yang membedakan proses telur dan kotoran ke luar. Sayangnya aku tidak bisa menjelaskan itu pada kalian, karena bagiku sekarang … itu agak menjijikkan.

Aku mengetatkan jaketku dan mengambil satu telur berlendir lainnya untuk dimasukkan ke keranjang. Beruntung aku mengenakan sarung tangan, jika tidak … kurasa bau lendir itu akan menempel seharian di kulitku.

“Apa kalian juga menyuruh Cheryl melakukan … ini?” tanyaku memberikan telur-telur yang sudah kukumpulkan.

Philip terkekeh, “Kau kira kami setega itu padanya? Dia hamil, kawan.”

Aku mengangkat bahu, “Jadi, apa yang biasanya dia lakukan di sini?”

Kami mulai mengumpulkan telur-telur tadi menjadi beberapa kotak. Mungkin ada sekitar ratusan telur yang terkumpul dan Philip bilang semuanya akan diangkut untuk dijual ke pasar.

Once Twice Trice (TAMAT) | 1.4Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu