28 • Rahasia

Mulai dari awal
                                    

Sebuah figur perempuan cantik muncul di sana, terlihat ceria dan selalu tertawa bersama lelaki yang ada bersamanya. Mereka berlarian di lapangan sekolah saat gerimis turun. Yang lelaki mencoba menangkap si perempuan tapi selalu gagal.

"Udahan aja, yuk! Nanti seragam kamu makin basah!" seru Saddaru.

"Nggak pa-pa! Kan udah pulang sekolah!" balas Alina.

Tidak mau menuruti ucapan Alina, Saddaru mempercepat langkahnya dan segera menangkap Alina dengan cara memeluk cewek itu dari belakang. Beberapa orang yang melihat adegan itu lantas tertawa dan terharu di waktu yang bersamaan. Tapi, hal itu tak berlangsung lama. Saddaru segera membawa Alina meninggalkan lapangan.

"Jangan bandel kalo dibilangin. Nanti sakit kan repot urusannya," kata Saddaru setelah mereka menepi di koridor sekolah.

Alina nyengir. "Kamu tau sendiri aku suka hujan."

"Iya, tau kok. Tapi, bukan berarti tiap turun hujan kamu mandi hujan." Saddaru membalas.

Alina terkekeh dan mengangguk. "Iya! Ini yang terakhir buat minggu ini."

Setelah itu, Saddaru meminta Alina untuk tidak ke mana-mana karena dirinya ingin ke kelas untuk mengambil barang-barang bawaannya. Alina sudah duluan mengambil tas dari kelasnya di lantai tiga dan menaruhnya di pinggiran koridor, di dekat tembok.

Sementara Saddaru pergi, Alina mengamati orang-orang yang ada di sekitarnya yang melakukan hal sama sepertinya, yaitu berteduh. Hujan turun lebat, membuat beberapa orang yang tadinya ingin menerobos hujan mendadak balik lagi ke koridor.

"Alina," panggil seorang lelaki.

Alina menoleh dan awalnya mengira itu adalah Saddaru. Ternyata bukan. Sambil tersenyum tipis, Alina bertanya pada lelaki itu, "Kenapa, Go? Nyari Saddaru? Tadi ke kelas."

"Tau aja deh Mbaknya!" Figo cengengesan. "Ya udah, gue ke kelas ya."

Alina mengangguk dan kembali mengubah arah pandangnya lurus ke depan. Beberapa detik lalu Figo menghampiri, sekarang ada lagi yang mendekat sambil menepuk sekali bahu Alina.

Spontan gadis itu menoleh dan mendapati Saga ada di sana, memberinya seulas senyuman manis. Saga menyodorkan sebuah gelas styrofoam yang berisi susu cokelat pada Alina.

"Buat lo," ucap Saga.

"Eh, nggak usah." Alina menolak. "Gue tadi udah minum susu juga soalnya, dibeliin Saddaru."

"Oh, gitu, ya?" Saga tersenyum kecut. Ia lalu melirik ke kanan kiri, seperti mencari sesuatu. "Saddaru-nya mana sekarang? Balik duluan? Lo ditinggal?"

"Nggak, Saddaru lagi ke kelas, ngambil tasnya," ucap Alina.

"Oh ... lo pulang bareng dia?" tanya Saga lagi.

Alina mengangguk. "Ya kayak biasa, Ga. Lo pasti udah hafal."

"Hehe, iya sih," kekeh Saga yang malah terdengar parau.

Alina tersenyum seraya memalingkan wajahnya dari Saga. Tanpa Alina ketahui, Saga membuang napas berat sambil menatap cokelat hangat itu dengan kecewa bercampur sedih. Tapi, cowok itu tidak mau menunjukkannya pada siapapun.

Oscillate #1: The Big Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang