Rumah Ternyaman

1K 46 0
                                    

Deva dan Devo berjalan memasuki rumah mereka dengan santai. Deva sudah melenggang masuk ke dalam rumah, sedangkan Devo masih membuka sepatunya dulu sambil menunggu, Erin, adiknya.

Setelah Erin turun dari mobil, Devo dan Erin masuk ke dalam rumah. Begitu masuk mereka udah melihat pemandangan yang membuat perut mereka sakit.

Gimana nggak, si Deva udah tiduran di sofa seharga 25 juta yang baru aja di beli kemaren dari toko sambil garuk-garuk pantatnya. Kalau cewek yang memang naksir si Deva mungkin aja ini kelihatan berkelas dan Deva ganteng, tapi buat Devo dan Erin ini adalah hal yang sangat amat jorok.

Devo yang memang jijik banget sama hal beginian langsung nyamperin si Deva, "eh monyet, yang bener dong kalau tiduran jangan sembarangan. Tuh sofa baru aja di beli kemaren, dan sekarang lo udah bikin hal jorok di sofa ini. Mikir dong!" Deva cuma diam sambil ngangguk-ngangguk, antara mengerti atau nggak itu urusan dia.

Devo udah stres sendiri. Daripada dia ikutan gila seperti kembarannya lebih baik dia ganti baju lalu narik nih onta bernama Deva masuk ke kamarnya.

Erin? Dia sudah masuk ke kamarnya dan laporin perbuatan Deva ke Mama Mia. Siapa Mama Mia? Mama Mia adalah Mama mereka. Mama Mia itu panggilan khusus yang diminta Mamanya sendiri. Nggak tau siapa itu si Mia dan apa niatnya nggak akan ada yang tau.

Oke, kembali ke topik.

Deva udah dimarahin 22 menit, 30 detik, 45 sekon sama Mama Mia yang akhirnya buat Deva malas dan minggat dari sofa.

Devo? Jangan tanya, anak satu itu terlalu rajin. Jadi, dia langsung ganti baju, makan dan baca buku. Kadang pegang HP buat balesin chat dia sama pacarnya. Emang kerjaan yang punya pacar ya gitu, kalau lagi mager nggak usah takut karena ada pacar. Apalah daya kita yang jomblo ini?

Deva yang minggat langsung naik ke kamar Devo buat gangguin si dingin, panggilan khas untuk Devo.

Deva diam-diam jalan sambil megang ular mainan, sampai di belakang Devo dia langsung lempar ular mainan dan teriak heboh. Devo mah biasa aja karena daritadi dia udah tau kembarannya masuk. Si Deva kan kalau masuk teriak dulu, pintar kan?

"Lo kok nggak kaget?" Deva heran gitu, kok bisa Devo nggak kaget? Apa urat kaget Devo putus? Yang ditanya cuma diam aja sambil senyum licik, kelihatan merendahkan, "lo kan teriak tadi bego,"

Deva pura-pura shock yang alay gitu sambil megang dadanya. Devo cuma mendengus saja. Saudara kembarnya emang gila.

"KAK DEVA KAOS KUTANG AKU YANG PINK MANA?" Mampus. Tamatlah riwayat Deva. Itu suara Erin yang teriak minta kaos kutang warna pink-nya pada Deva. Dan tanpa Erin ketahui, kaos kutang itu udah Deva robek jadi beberapa bagian untuk dijadiin bahan kerajinan. Ini si Deva bodoh apa tolol?

"Mampus lu, balikin kaosnya si Erin," ujar Devo sambil dorong punggung Deva ke depan. Yang di dorong udah keringet dingin, takut dimarahi si Erin. Soalnya kalau marah, Erin suka banting barang lebih parah lagi kalau Erin lapor Mama dan Deva diceramahi lagi. Bisa-bisa Deva dikira nggak normal dan dianggap banci karena nyuri kaos kutang pink milik Erin.

Erin udah kelihatan di depan pintu sambil megang ponsel Deva yang ketinggalan di meja. "Balikin kaos kutang aku atau aku banting HP kakak?!" Itu bukan pilihan yang adil, masa demi sebuah kaos kutang warna pink yang udah pudar harus mengorbankan ponselnya? Nggak logika, kayak cinta.

Deva meringis dan siap untum merebut ponselnya dari tangan Erin. Erin udah lari ke kamarnya, dengan Deva yang berlari mengejar. Mereka kayak kucing dan anjing. Devo? Dia daritadi cuma senyum kecil aja lihat saudaranya bertengkar. Bahkan sedari tadi, dia sudah merekam dengan ponsel pintarnya.

Huh, namanya juga saudara kalau nggak berantem nggak akan asik kan? Karena balik lagi, saudara, keluarga dan rumah adalah tempat ternyaman untuk kita. Kenyaman yang nggak akan kita dapatkan di tempat lain.

Hi, kembali lagi bersama saya. Cuma ingin memberitahu saja bahwa chapter selanjutnya akan ada satu masalah yang membawa cerita ini ke intinya.

So jangan kaget ya.

-T.S-

Deva dan DevoWhere stories live. Discover now