12 • Teka-teki Misterius

Start from the beginning
                                    

Bu Ida masih tersenyum manis sampai pintu kelas 11 IPA 2 tertutup dengan rapat. "Oke, anak-anak! Kita ada kedatangan teman baru. Silahkan perkenalkan diri kamu!"

Chica menghela nafas dengan lega. Sepertinya, Bu Ida sudah melupakan pertanyaan anu-anunya itu.

Orang yang dimaksud maju selangkah untuk memperkenalkan diri. "Nama gue Rena, pindahan dari London."

Anak-anak di kelas, langsung ribut sendiri setelah mendengar perkenalan singkat ala Rena itu.

"London, gils! Kota impian gue! Gue kalau jadi dia, mending tetep di London daripada di sini!"

"Geulis, euy! Jangan-jangan dia jodoh gue lagi yang gue minta semalam sama Tuhan biar gue ga jomblo,"

"Inikah namanya jatuh cinta pada pandangan yang pertama?"

"Baik, Rena. Kamu duduk di belakang Chica saja. Nanti waktu istirahat, tolong kamu ajak Rena untuk keliling sekolah ya, Chica!"

Chica yang disuruh hanya menganggukkan kepalanya. Untung tuh guru pikun! batinnya.

"Kenapa lo pindah ke sini? Karna disuruh bokap atau nyokap lo?"

Jafar yang duduknya di depan Rena, bertanya kepada Rena. Bukan karena kepo, melainkan karena Jafar seperti pernah melihat Rena sebelumnya.

Rena menatap Jafar dengan malas. "Gue pindah ke sini, bukan alasan nyokap ataupun bokap gue."

"Terus?" Jafar semakin penasaran pada alasan Rena.

"Buat nemuin seseorang."

🙈🙉

"Jadi, ini halaman belakang SMA Yolanda. Nah, kalau di sana itu gudangnya. Kalau di situ, tamannya. Kalau lo lurus, terus belok ke kanan itu lapangan basket indoor. Kalau lo mau ke kantin, lo lurus habis itu, belok kiri aja. Kalau toilet, lo bisa belok kanan terus lurus, nanti ada tandanya."

Chica menjelaskan sambil kepada Rena sedetail mungkin. Entah mengapa, dia penasaran dengan orang yang ingin ditemui oleh Rena sampai-sampai Rena rela pindah dari London ke Indonesia.

"Perpustakaan?"

Chica tersadar dari lamunannya. "Eh, maaf. Perpustakaan ada di setelah lorong itu. Ada juga di lantai tiga!"

Karena perut Chica cacingnya sudah melakukan konser sedari tadi, Chica akhirnya mengajak Rena untuk ke kantin saja. Tapi baru selangkah, Rena sudah menabrak laki-laki di hadapannya.

Bruk!

Semua buku-buku Qio jatuh di lantai berserakan. "Lo punya mata ga s--"

Qio yang baru saja ingin marah kepada perempuan di hadapannya, malah menjadi diam.

"Rena?"

Rena yang melihat Qio di hadapannya, menunjukkan respon yang sangat jauh berbeda dengan Qio. Qio kaget, sementara Rena? Dia hanya menunjukkan sikap biasa saja. Seolah tidak terjadi apa-apa.

"Eh! Lazada! Lo kemana aja, sih? Gue sama Setan sibuk nyariin lo tau ga? Lo udah di cariin kemana-mana sama Rafa juga!"

Chica menggaruk kepalanya tidak gatal. "Gue habis keliling sekolah bareng Rena, kan disuruh."

"Tapi ga selama ini juga, Lazada!" Steva tidak habis fikir dengan Chica. Memangnya dia jalan sama seperti siput? batin Steva.

"Rafa? Rafael Walance Juard?" Pertanyaan Rena membuat Jafar semakin curiga kepadanya.

"Lo tau darimana? Lo udah kenal sama dia sama Qio juga?"

Qio yang disebut memalingkan wajahnya. "Gue duluan." Rena yang melihat Qio enggan menjawabnya, memilih mengalihkan topik saja. "Ayo, Cha! Katanya, mau ke kantin."

Chica yang ditarik tangannya oleh Rena, hanya mengikuti saja. Pikirannya melayang kemana-mana.

Apa hubungannya Qio, Rena sama Rafa? Mereka pernah saling kenal? batinnya bertanya-tanya.

🙈🙉

-Hey, Chica!-

Hey, Chica! [Completed]Where stories live. Discover now